PWMU.CO — Perceraian Tinggi, Ini Nasihat untuk Suami-Istri yang disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, H Nur Cholis Huda MSi.
Dia memberi nasihat pernkahan dalam Pengajian Virtual Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah, Kecamatan Manyar, Gresik, yang digelar melalui Zoom Claud Meeting, Jumat, (24/9/21).
Mengutip dari pernyataan Marie von Ebner, Pak Nur—panggilan akrabnya—menyampaikan jika ada surga di dunia, maka itulah keluarga bahagia. “Jika ada neraka di dunia, maka itulah keluarga yang gagal,’’ ujarnya.
Menurutnya, hidup ini berjalan dari ujian ke ujian. Dia lalu menyitir al-Quran surat al-Baqarah ayat 155, yang artinya, ‘Dan sungguh pasti Aku akan selalu mengujimu dengan ketakutan, rasa lapar, berkurangnya harta dan jiwa serta menyusutnya panen. Dan beri kabar gembira bagi orang-orang yang sabar.’
Dia mengatakan Allah akan menguji secara terus-menerus, tidak berhenti. Dan sungguh jika kita diberi musibah maka kembalilah kepad Allah. “Kita ini sesungguhnya milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Kita ini bagaikan tukang parkir. Nanti pemiliknya akan mengambil barang titipannya,’’ tegasnya.
Tingginya Perceraian
Nur Cholis mengatakan, pandemi Covid-19 telah menambah jumlah perceraian, jumlah janda, jumlah kelahiran, dan jumlah anak yatim. ”Menurut Guru Besar IPB Ahli Ketahanan Keluarga, Prof Euis Sunarti, tingginya perceraian di Indonesia setiap jam ada lima puluh perceraian,’’ ungkapnya.
Penulis Buku ‘Berdamai dengan Hari Tua’ ini menjelaskan berdasarkan data, perceraian pada tahun 2020 menurut Badan Pusat Statistik (BPS) berjumlah 4,7 juta orang.
“Di Jawa Tengah terdapat 65.755 orang , Jawa Timur ada 61.870 orang , setiap bulan 5.155 orang. Maka rata-rata setiap hari ada 172 orang bercerai di Jawa Timur, dan yang paling tertinggi terdapat di kota Surabaya, Jember dan Lamongan dan semua itu sebagian besar karena faktor gugatan istri,’’ urainya.
Pemicu Perceraian
Pria kelahiran Karangrejo, Manyar, Gresik ini menjelaskan banyak faktor pemicu perceraian. Antara lain faktor ekonomi, selingkuh, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) atau penganiayaan, poligami, cemburu, gangguan pihak keluarga, cacat biologis, perbedaan politik, dan lain sebagainya.
Pada saat pandemi, faktor ekonomi yang paling dominan. “Banyak suami tidak bekerja karena kehilangan pekerjaan. Sementara banyak kebutuhan dalam keluarga akhirnya istrinya memilih bercerai dari suaminya,’’ jelasnya.
Menurutnya selain faktor ekonomi, campur tangan dari pihak keluarga itu juga menjadi pemicu retaknya rumah tangga, perbedaan politik pun juga berpengaruh. “Suami dan istri beda pilihan saja bisa menyebankan perceraian,’’ ungkapnya.
Suami yang Baik
Ayah lima anak ini menjelaskan, salah satu ciri suami yang baik adalah yang memuliakan istrinya. “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya. Aku yang terbaik kepada keluarga. Laki-laki yang tidak memuliakan istri kecuali laki-laki yang mulia. Dan tidak merendahkan istri kecuali laki-laki yang rendah,” ujarnya mengutip hadits riwayat Al-Hakim, dai Ibnu Asakir.
Menurut dia, kemuliaan laki-laki bukan dilihat dari pendidikan, penghasilan, atau keturunan, tetapi laki-laki baik adalah yang memuliakan, menghormati, menghargai, dan menyayangi istrinya. “Sementara yang merendahkan istrinya adalah laki-laki yang rendah,’’ tambahnya.
“Mari kita menjadi Bapak-Bapak yang memuliakan istri, karena itu salah satu ciri laki-laki mulia. Jangan sampai merendahkan istri agar kita tidak menjadi laki-laki yang rendah,’’ ajaknya.
Istri Shalehah
Penulis buku ‘Jangan Tinggalkan Aku Sendiri’ itu lalu membacakan hadits riwayat Ibnu Jarir yang artinya, ‘Sebaik-baik istri ialah jika kamu pandang menyenangkan, jika kamu suruh dia patuh, Jika kamu tidak di sisinya dia jaga kehormatan dirinya dan hartamu.’
“Lalu Nabi membaca ayat al-Quran surat an-’ ayat 34 yang menjelaskan laki-laki itu pemimpin bagi wanita,’’ ucapnya.
Jadi istri yang baik atau shalehah itu memiliki tiga ciri yaitu, jika suami di rumah dipandang menyenangkan, jika disuruh kebaikan dia patuh, dan menjaga kehormatan serta harta suami saat suami tidak ada di rumah.
Teladan Khadijah
Nuc Cholis Huda kemudan beresan, “Jangan jadikan artis dan selebriti sebagai wanita idola, tetapi jadikan Khadijah, istri Nabi sebagai tauladan, karena bagi Nabi, Khadijah adalah istri teladan.’
Dia mengisahkan saat Khadijah sudah lama meninggal, sering ‘Aisyah merasa cemburu karena Nabi sering menyebut nama Khadijah di depannya. Namun Nabi menjelaskan bahwa Khadijah sangat istimewa baginya dan tidak bisa tergantikan.
“Khadijah adalah orang yang pertama kali beriman kepadaku sebelum orang lain beriman, khadijah telah mengorbankan apa saja yang dia punya ketika orang lain tidak memberikan apa-apa dalam perjuanganku, dia menentramkan hatiku saat aku bersedih dan dia memberi anak dari rahimnya sementara tidak dari istri-istriku yang lain,’’ kisahnya.
Pengajian dengan Zoom itu diikuti anggota Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Manyar, anggota Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) se-Cabang Manyar, anggota Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Manyar, anggota Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) se-Cabang Manyar dan seluruh karyawan amal usaha Muhammadiyah (AUM) dan Aisyiyah (AUA) se-Cabang Manyar. (*)
Penulis Musyrifah Editor Mohammad Nurfatoni