![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2021/09/WhatsApp-Image-2021-09-26-at-20.07.19.jpeg?resize=1024%2C575&ssl=1)
PWMU.CO – Big Data Pendidikan Muhammadiyah Digagas dalam Rakornas. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melaksanakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas), Sabtu-Ahad (25-26/9/2021).
Kegiatan dilakukan bersama Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah Asiyiyah, Pimpinan Daerah Muhammadiyah, dan Pimpinan Daerah Aisyiyah se-Indonesia melalui Zoom Cloud Meeting.
Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah Dr H Sungkowo Mudjiamano MSi mengatakan, rakornas ini dimaksudkan untuk menyatukan langkah dalam rangka membina sekolah-sekolah di daerah. Tujuannya, untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah-sekolah Muhammadiya.
“Saat pandemi ini banyak kendala di sekolah kita. Tetapi kita harus bisa mempertahankan eksistensi sekolah-sekolah Muhammadiyah,” ujarnya.
Sungkowo menambahkan, “Kita perlu adanya data sehingga bisa membuat rancangan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan di sekolah muhammadiyah.”
Untuk itu, lanjutnya majelis akan membuat pangkalan data untuk kepentingan pembinaan sekolah di wilayah, daerah, maupun di cabang secara tersistem.
Langkah-Langkah Pembuatan Big Data
Rakornas tersebut diawali dengan Seminar Pendidikan “Mewujudkan Pendidikan Berkemajuan melalui Big Data” yang disampaikan oleh Direktur Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi PhD. Dia juga merupakan anggota Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah.
Alumni Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kenep Balen Bojonegoro Jatim tersebut mengatakan, “Saya membayangkan Muhammadiyah punya command center Muhammadiyah berkemajuan sehingga kita bisa melihat dan bisa memonitor jaringan pendidikan Muhammadiyah seluruh Indonesia. Mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA, dan perguruan tingginya.”
Langkah yang harus dilakukan untuk menerapkan big data untuk pendidikan Muhammadiyah berkemajuan menurut Ismail Fahmi adalah, pertama tujuan harus jelas dulu. “Kedua kita kumpulkan data. Data kemudian kita proses dan kita visualkan.”
Alumnus Teknik Elektro ITB itu menjelaskan langkah tersebut satu persatu. Pertama, tujuan membuat big data antara lain untuk perbaikan dalam pengambilan keputusan, perbaikan proses belajar, membantu siswa mencapai prestasi lebih baik, menemukan kekuatan potensi siswa, perbaikan penilaian pembelajaran dan menemukan peluang kerja yang cocok dengan siswa.
“Tujuan mulai A sampai Z masuk ke dalam satu system big data. Kemudian masuk tahap dua yaitu pengumpulan sumber data. Misalnya data tentang siswa, data sumber belajar, data perilaku belajar siswa,” terangnya.
Tahap berikutnya, sambung dia, kita bersihkan data dan kita integrasikan dengan sumber yang lain. Big data itu akan bermanfaat jika dihubungkan dengan sumber data yang lain misalnya Dapodik.
“Kemudian kita akan punya sistem analisis dan visualisasi. Kita bisa mengambil keputusan dan berdiskusi dengan cepat. Data ini bisa memberikan rekomendasi action kepada kita untuk perbaikan kualitas Pendidikan,” tuturnya.
Realistis Diwujudkan
Lulusan S3 Jurusan Information Science Universitas Groningen Belanda itumengatakan, big data untuk pendidikan berkemajuan di Muhammadiyah sangat mungkin untuk diwujudkan, berdasarkan pengalaman, sumber daya, dan visi yang dimiliki oleh Muhammadiyah.
“Mulai dengan skala kecil, beberapa sekolah percontohan, yang diperkirakan kita bisa menerapkan tujuan big data pendidikan. Kembangkan sistem big data analytics dengan data dari berbagai sumber, lengkap, tapi masih untuk skala kecil. Start dengan satu-dua tujuan big data pendidikan yang mudah dicapai,” terangnya.
Wakil Ketua Komisi Infokom Majelis Ulama Indonesia Pusat tersebut itu menambahkan, leberhasilan dan best practice dari big data sekolah percontohan kemudian diperluas ke lebih banyak sekolah yang sudah siap. (*)
Penulis M. Fadloli Aziz Editor Mohammad Nurfatoni