PWMU.CO – Soal Covid-19, Muhammadiyah Konsisten Merujuk Pendapat Ahli. Demikian Kepala Divisi Desiminasi Informasi dan Publikasi MCCC Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Budi Santoso SPsi MKM mengatakannya dalam Focus Group Discussion (FGD) dan Dokumentasi Program Penanggulangan Covid-19 di Daerah Gresik, Ahad (26/9/2021).
Dalam FGD itu, hadir Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik, Pimpinan Daerah Aisyiyah Gresik, dan Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Gresik. Juga para ketua unsur pembantu pimpinan yaitu Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU), Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Majelis Dikdasmen, dan Majelis Tabligh.
Selain itu, juga hadir para ketua Lembaga Pegembangan Cabang dan Ranting (LPCR) , Lazismu, Majelis Pustaka dan Informasi (MPI), oranisasi otonom Muhammadiyah tingkat daerah, dan perwakilan Kepala Sekolah (SMA, SMP, SD, TK).
Kegiatan ini digelar MCCC PP Muhammadiyah bersama Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik di Kantor PDM Gresik, tepatnya di lantai tiga Gedung Dakwah Muhammadiyah. “Mereka diminta menyampaikan best practices,” ujar Budi kepada PWMU.CO.
Budi Santoso menegaskan, sangat penting Majelis Tabligh melibatkan secara formal para ustad-ustadzah di sekolah Muhammadiyah dalam menjalankan peran edukasi.
Peran LPCR
Tak kalah penting, Budi menyoroti peran Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR). Lembaga itulah yang semestinya mengoordinasikan teman-teman di ranting dan cabang dengan berbagai dinamikanya.
Mengingat, sebelumnya, Budi pernah menjadi sekretaris PCM Jetis-Bantul (2000). Kemudian, naik menjadi Ketua Majelis PDM, masuk ke PWM, dan akhirnya sekarang berkiprah di PP.
Ketua LPCR PDM Gresik Mahyain A menuturkan lembaganya memobilisasi 19 PCM dan 182 ranting di Gresik untuk pencegahan dan penanggulangan Covid-19. “Untuk gerakan ranting tangguh, kemudian cabang tangguh, belum saya lakukan,” ungkapnya.
Peran Kwarda HW
Sholihin MPd—Ketua Kwarda Hizbul Wathan (HW) Kabupaten Gresik—menyatakan, secara hakiki, kepanduan HW tidak hanya di ruang lingkup sekolah, tapi juga di luar sekolah. “Tapi realitasnya, sementara ini yang menjadi poin utama, peserta kepanduan HW mulai dari athfal itu seirama dengan berjalannya proses pembelajaran di sekolah formal,” terangnya.
Teman-teman, kata dia, juga rindu berkemah dan kegiatan bersama-sama seperti dulu. Tapi saat ini, lanjutnya, belum berani mengadakan kegiatan yang sifatnya lapangan yang melibatkan banyak siswa.
“Kebiasaan kita di akhir tahun selalu mengadakan kegiatan perkemahan mulai dari SMP, Mts, SMA, MA, SMK. Tapi 2 tahun ini terpaksa vakum,” ungkapnya.
Di samping itu, Sholihin menyatakan kwarda HW juga mendukung kegiatan vaksinasi oleh RSMG.
Peran MPKU
Ketua MPKU Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik Suwarno SE MSi menyatakan ada dua rumah sakit Muhammadiyah (RSM) di Gresik. Yaitu RSM Gresik (RSMG) dan Sekapuk. Selain itu, terdapat tiga klinik. Di antaranya Klinik Aisyiyah GKB.
Kata Suwarno, MPKU daerah lebih banyak berkoordinasi dengan RSMG. “Alhamdulillah, RSMG maupun Sekapuk awal-awal cukup kewalahan menerima pasien Covid-19, dengan menyiapkan ruang isolasi,” ujarnya.
Untuk klinik, tambahnya, sementara tidak bisa menerima pasien Covid-19, tapi ikut upaya penanggulangan vaksin dan menerima beberapa tes PCR. Kemudian, MPKU juga bergabung dengan relawan Covid-19 Kabupaten Gresik.
“Ikut aktif melakukan koordinasi dan kegiatan vaksin yang dilakukan relawan Covid-19 di Kabupaten Gresik,” jelas Suwarno.
Peran NA dan Pemuda Muhammadiyah
Dari ortom Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Gresik, Imroatul Khasanah SE menerangkan mereka sudah mencoba rapat koordinasi pimpinan dengan cara hybrid. Untuk kegiatan lainnya, sementara ini belum digelar secara offline. “Apalagi kegiatannya ramah anak, kalau offline tidak bisa membawa anak. Kita stop dulu,” kata dia.
Sementara itu, Ainul Muttaqin—mantan Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Gresik—menyatakan ortomnya sudah melaksanakan pemulasaraan jenazah. “Pemulasaraan bekerja sama dengan RSMG dan satgas pemulasara Kabupaten Gresik,” ujarnya.
Meski banyak melakukan kegiatan secara daring, dia menegaskan PDPM berusaha tetap aktif meski pandemi. “Saudara yang kena, kita berusaha mendampingi dan berempati yang besar agar aktif kembali untuk menghadapi pandemi yang masih berjalan,” terang dia.
Muhammadiyah Konsisten Merujuk Ahli
Di tengah diskusi, Budi Santoso menegaskan, Muhammadiyah selalu mendasarkan kebijakan kepada ahlinya. “Kalau konteksnya pandemi ya rujukannya teman-teman di bidang kesehatan,” terangnya.
Budi menjelaskan, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah rutin menyelenggarakan kajian mingguan maupun bulanan untuk megeveluasi banyak hal dengan mendatangkan para ahli.
“Ahli-ahli yang kita anggap cukup objektif untuk menilai kondisi yang ada,” ujarnya.
Misal, dengan mendatangkan ahli-ahli yang dengan keilmuannya diyakini mampu menerangkan penyebaran Covid-19 di Indonesia, per daerah, per wilayah.
Dia menegaskan, Muhammadiyah sampai sekarang tetap berkomitmen konsisten menghadirkan para ahli secara keilmuan dan keilmiahan. Inilah wujud upaya untuk menghilangkan pemikiran-pemikiran seperti, “Jangan-jangan anggarannya sudah habis dan sebagiannya.” (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni