PWMU.CO – Kekuatan ideologi Muhammadiyah disampaikan Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Ir Tamhid Masyhudi dalam acara Penguatan Ideologi Muhammadiyah, Sabtu (25/9/2021).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Mugeb Islamic Center (MIC) Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Gresik Kota Baru (GKB) melalui Zoom Cloud Meeting ini bertema “Peran Tauhid dalam Kebangkitan Umat Islam”.
Hadir sebagai peserta ialah guru dan karyawan SD Muhammadiyah 1 GKB, SD Muhammadiyah 2 GKB, SMP Muhammadiyah 12 GKB, dan SMA Muhammadiyah 10 GKBß.
Lahir Tidak Ujuk-Ujuk
Di awal pemaparannya, Tahmid mengingatkan kembali sejarah awal lahirnya Muhammadiyah. Menurut dia pembentukan organisasi bukan bukan sebuah hal yang tiba-tiba.
“Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan berdasarkan keperluan yang mendalam, bukan ujuk-ujuk”, ujarnya.
Tamhid mengatakan, ketika itu KH Ahmad Dahlan mempunyai keprihatinan yang luar biasa saat melihat keadaan masyarakat Kauman, Yogyakarta, yang tingkat ekonominya tertekan, pendidikan yang tidak layak, dan tidak adanya jaminan kesehatan.
“Maka Muhammadiyah hadir sebagai jawaban dari semua ketimpangan masyarakat ketika itu. Muhammadiyah merupakan kekuatan luar biasa yang memberikan kebaikan-kebaikan dari segala sisi kehidupan dari dulu sampai sekarang,” ujarnya.
Dia melanjutkan, “KH Ahmad Dahlan memberikan teladan kepada kita semua untuk tidak bosan-bosan, tidak pernah puas, dan tidak berhenti berjuang di Muhammadiyah melalui aktivitas kita.”
Kekuatan Ideologi Muhammadiyah
Tamhid Masyhudi menjelaskan, tujuan Muhammadiyah—mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya—bisa terwujud jika kita dapat hadir memberikan kebaikan-kebaikan pada kehidupan ini.
“Sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad SAW, yang merupakan manusia pilihan, yang membangun jejaring kebaikan-kebaikan di manapun beliau berada; yang selalu meringankan beban orang lain dengan empati yang tinggi,” ujarnya.
Itulah, menurut dia, yang juga menjadi ciri pergerakan Muhammadiyah, yaitu kepercayaan dan empati. “Berbekal dengan sifat-sifat kemanusian yang baik itu, kemudian diambil oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah yang selalu menghadirkan kebaikan-kebaikan,” jelas Tamhid.
Dia menegaskan, Muhammadiyah selalu hadir pertama kali ketika bangsa ini membutuhkan pertolongan, seperti beberapa waktu yang lalu, PWM Jatim hadir di Kalimantan Selatan untuk memberikan bantuan kemanusiaan, membantu penanggulangan bencana banjir dengan membawa satu unit mobil ambulans dan dua unit perahu.
“Masyarakat memberikan apresiasi yang luar biasa terhadap Muhammadiyah yang hadir memberikan bantuan dan hadir ketika masyarakat membutuhkan. Betapa luar biasanya persyarikatan Muhammadiyah,” ujarnya sambil menyitir Surat Muhammad ayat 7:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
Maka dari sisi inilah, kata Tamhid, ideologi menjadi sangat penting karena menjadi kekuatan pendorong. “Sebuah kesadaran untuk mnggerakkan Muhammadiyah di tengah tengah kehidupan kita,” kata dia.
Ciri Ideologi Muhammadiyah
Tamhid Masyhudi menegaskan, di antara ciri ideologi Muhammadiyah adalah nasionalis dan pancasialis. “Muhammadiyah tidak perlu diajari tentang bagaimana menjadi nasionalis bahkan pancasialis,” tegasnya.
Muhammadiyah sudah menetapkan diri bahwa Pancasila sebagai Darul Ahdi wa al-Syahadah. Lima isi dari pancasila itu menjadi kekuatan bersama. “Sudah, tidak perlu diotak-atik lagi,” tegasnya.
Menurut dia, masyarakat sudah merasakan apa yang sudah dilakukan Muhammadiyah selama ini, seperti masyarakat di Papua dan NTT yang mayoritas beragama Katolik tapi mengakui bahwa Muhammadiyah selalu hadir ketika masyarakat membutuhkan.
“Dan masih banyak lagi peran Muhammadiyah di berbagai daerah Indonesia yang selalu hadir terdepan memberikan kepedulian dan bantuan kemanusiaan,” ujarnya.
Ideologi Muhammadiyah juga bercirikan Islam washatiah atau tengahan. “Moderasi beragama menjadi suatu cara Muhammadiyah, bagaimana kita hidup di Indonesia ini dapat berdampingan dengan agama, suku, dan bangsa lain,” terangnya.
Dan yang tak kalah penting, kata Tamhid, ideologi Muhammadiyah punya ciri berkemajuan yang telah menjadi tagline-nya. “Di mana Muhammadiyah hadir, di situ akan membangun kehidupan yang maju,” ujarnya.
Tahmid berharap, aktivitas yang dilakukan di Muhammadiyah GKB ini dapat menghadirkan kesadaran sebagai warga dengan ciri-ciri tersebut.
“Sehingga kita menjadi bagian dari bangsa ini yang selalu hadir dan siap memberikan yang terbaik terhadapap kehidupan. Dan Mugeb sudah membuktikan menjadi salah satu kekuatan Muhammadiyah yang luar biasa. Dengan kekuatan itu kita semua bisa menikmati satu kehidupan yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” ujarnya.
Penulis Anita Firlyando Editor Mohammad Nurfatoni