PWMU.CO – Akhir Istidraj Bisa Nyungsep seperti Firaun. Prof HM Din Syamsuddin MA PhD menyatakan itu dalam Pengajian Orbit Virtual bertema “Istidraj: Pengertian dan Penjelmaan”, Kamis (23/9/2021) malam.
Kajian rutin dua pekan sekali ini lebih ramai dari biasanya. Banyak yang berebut hadir di ruang Zoom berkapasitas 500 orang itu. Din Syamsuddin menduga, penyebabnya, Yayasan Orbit Lintas Karya yang dia bina menghadirkan dai Ustadz Adi Hidayat (UAH).
Pesertanya, tidak hanya dari dalam negeri—seluruh pelosok Nusantara—tapi juga dari mancanegara. Di antaranya, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah se-Indonesia, Pimpinan Wilayah Aisyiyah dari berbagai provinsi, Pimpinan Daerah Muhammadiyah, serta Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah.
Istidraj Mulai Populer
Din Syamsuddin menyatakan, ternyata istilah istidraj mulai populer. Mulai dipahami dan disadari kaum beriman. Tidak hanya dilakukan orang-orang kafir. “Memang kehidupan mereka (orang kafir) penuh istidraj, tapi hal yang sama juga bisa dilakukan oleh orang-orang beriman,” ujar Ketua Dewan Pertimbangan MUI 2015-2020 itu.
Namun, kata Din Syamsuddin, dalam episode kehidupan mereka—pada dimensi ruang dan waktu tertentu—mereka sering lupa akan sang pencipta dan keluar dari keimanan.
Dia menerangkan, itulah yang tadi diisyaratkan dalam ayat walladhina kadhdhabuu bi-aayaatinaa (yang mendustai, mengingkari ayat-ayat Kami). “Ini sering terjadi pada diri kita, orang lain,” ungkap Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2010 dan 2010-2015 itu.
Apapun profesi dan aspek kehidupan yang kita lakoni, lanjutnya, kadang kala tidak luput dari istidraj. “Kenikmatan yang kita rasakan seolah kenikmatan, tapi di dalamnya kita lari dari ketaatan,” terang Din.
Pria kelahiran Sumbawa, 31 Agustus 1958 itu menegaskan, itulah yang oleh Allah SWT dinyatakan istidraj telah berlaku atas figur-figur dahulu kala yang zalim, kafir, musyrik, bahkan lebih agresif lagi mereka menghina dan menistakan kebenaran. “Itu yang banyak terjadi sekarang ini,” komentarnya.
Firaun Modern
Dia mengimbau, istidraj yang terjadi atas diri kita perlu kita hindari. “Segera berhijrah kepada ketaatan!” tutur Din.
Kemudian, dia mengingatkan, Firaun bukan sebagai orang, tapi sebagai figur yang boleh jadi ada pada masa modern sekarang ini. Di mana, ketika seseorang mendustakan dan meninggalkan agama, bahkan secara sengaja menistakan agama, maka istidraj akan berlaku.
Kata Din, bisa dikatakan, adalah akhir dari istidraj yang merupakan azab dari Allah SWT. “Seolah apa yang mereka alami sesuatu yang baik-baik saja, tapi kemudian Allah akan turunkan derajatnya. Istilah orang Jawa, sampai nyungsep,” ucap lulusan University of California, Los Angels (UCLA) itu.
Terakhir, Din mengajak untuk muhasabah. “Lakukan evaluasi diri. Banyak kenikmatan, kenyamanan, kita berada dalam kemaksiatan, kemudian tidak terjadi apa-apa. Allah berikan lagi, lagi, dan lagi. In the end, fatal attraction. Itulah istidraj!” ujarnya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni