PWMU.CO – Meski Naik Kelas III, tapi seperti Nakhoda. Itulah pengalaman naik kelas III KM Dharma Kartika IX yang dioperasikan oleh PT Dharma Laut Utama (DLU). Kapal ini berlabuh dari Pelabuhan Trisakti Banjarmasin menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Usai menikmati makan malam di Ayam Geprek Jogja di Kota Banjarmasin, Kamis (23/9/2021) PWMU.CO segera bergegas menuju Pelabuhan Trisakti Banjarmasin untuk pulang kembali ke Jatim.
Diantarkan oleh Manager Lazismu Kalsel Abdillah Sani, saya menuju Hotel Aria Barito untuk mengambil tas dan bekal lainnya. Sementara relawan Lazismu Kalsel lainnya meluncur ke pelabuhan untuk berburu tiket.
Alhamdulillah masih ada kapal laut tujuan Surabaya dengan jadwal Jumat (24/9/2021) pukul 01.00 Wita, yaitu KM Dharma Kartika IX. Kapal ini satu perusahaan dengan KM Kirana IX yang membawa saya dari Surabaya ke Banjarmasin.
Begitu mendapatkan kapal ini saya yakin kebersihan kapal terjaga dan pelayanan anak buah kapalnya bagus. Sesaat setelah memasuki ruang tunggu penumpang, hujan deras mengguyur pelabuhan ini.
Beruntung saat panggilan masuk kapal bergema sekitar pukul 02.00 Wita, cuaca di luar hanya gerimis. Nampak petugas pelabuhan mulai memeriksa berkas penumpang seperti KTP, boarding pass dan hasil tes swab antigen.
“Hati-hati Bapak Ibu. Jalan masih basah dan licin. Pelan-pelan saja masuk ke kapal,” ujar salah satu petugas.
Tampak petugas lainnya berlarian sambil membawa payung menjemput wanita dan anak-anak yang menuju kapal agar tak terkena rintik hujan. Dari sini terlihat pelayanan yang bagus.
Suasana Kelas III
Di dalam kapal sudah ada petugas yang mengarahkan penumpang ke tempat istirahat di kelas ekonomi. Saya yang membawa tiket kelas III bergegas menuju ruang informasi setelah ditunjukkan oleh petugas.
Dari petugas bagian informasi jelas tidak ada kelas VIP, kelas I, dan kelas II di kapal ini. Maka saya bergegas menuju kamar saya. Saya harus naik ke lantai III kemudian menuju bagian depan kapal.
Kelas III daya tampungnya 30 orang dengan masing-masing penumpang menempati sebuah reclining seat layaknya di bus malam. Tapi saat itu hanya dihuni tujuh orang. Jadi kursi bisa dipakai timur layaknya di sofa.
Di bagian depan tergantung TV layar lebar dan di bawahnya terdapat lemari pelampung. Ada pelampung untuk anak-anak dan pelampung untuk penumpang dewasa. Di bagian belakang ada cafetaria namun belum difungsikan. Jadi cafetaria tetap di lantai II bersebelahan dengan ruang informasi.
Istimewanya kelas III ini penumpang bisa langsung melihat laut lepas dari kaca di kamar. Ada empat kaca ekstra besar yang disediakan. Apalagi posisi kamar ini berada div bagian depan kapal. Jadi serasa nakhoda kapal.
Bagi penumpang muslim juga sudah disiapkan mushala yang bersih dan full AC. Letaknya tepat di bawah kamar kelas III. Jadi penumpang kelas ekonomi bisa langsung menuju bagian depan kapal, sementara penumpang kelas III mesti turun satu tingkat.
Rasa bahagia seketika muncul saat bisa melihat lampu-lampu di kejauhan. Pertanda Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sudah dekat dan kapal segera bersandar. Selamat mencoba. (*)
Penulis Sugiran Editor Mohammad Nurfatoni