PWMU.CO – Kisah perjuangan mahasiswa Papua di Universitas Muhammadiyah Gorontalo (Umgo). Dia adalah Remi Telenggen, mahasiswa Peternakan 2015 Fakultas Sains dan Teknologi Umgo.
Ditemui PWMU.CO Rabu (29/9/2021) Remi Telenggen menyatakan dirinya berasal dari tanah Papua dan berjuang menuntut ilmu di Kota Serambi Madinah, Makassar.
“Saya merupakan putra pasangan Angginak dan Arinok. Saya pertama kali datang di Gorontalo bersama puluhan anak Papua untuk menimba ilmu. Dan saya memutuskan kuliah dan memilih masuk Umgo atas arahan senior dan pertimbangan saya pribadi. Lalu saya mengambil jurusan Peternakan,” ungkapnya.
Bekerja di Laboratorium Terpadu
Menurut Remi, sapaan akrabnya, ada puluhan mahasiswa dari Papua yang kuliah di kampus UMGO dengan jurusan berbeda-beda.
“Suasana perkuliahan di Umgo terasa nyaman. Dosen-dosennya bersahabat dan penuh toleransi. Selain kuliah, saya juga dipercaya oleh Bapak Rektor Umgo untuk tinggal dan bekerja menjaga serta memelihara isi dari Laboratorium Terpadu Pertanian Peternakan,” ujarnya.
Laboratorium Terpadu ini, lanjutnya, berisi peternakan sapi, kambing, ayam kur, ayam petelur, ikan lele dan tanaman buah. Semuanya dirawat dengan baik olehnya.
“Jika anda berkunjung ke Laboratorium Terpadu maka akan bertemu dengan saya. Ibarat Mbah Marijan juru kunci Gunung Merapi, maka sayalah juru kunci Laboratorium Terpadu Umgo,” jelasnya sambil tersenyum.
“Saya berharap kepada para perantau, terutama teman- teman saya dari Papua untuk berjuang di Gorontalo bisa sambil bekerja. Ini semua untuk mengurangi beban orang tua di kampung,” pesannya.
Moderasi Beragama Sudah Tertanam
Sementara itu Rektor Umgo Prof Dr Abd Kadim Masaong dalam kesempatan lain menyampaikan masuk di Umgo bukan berarti semua akan dimuhammadiyahkan.
“Hal itu karena di kampus Umgo terdiri dari berbagai latar belakang suku, ras dan agama. Di sini selain mahasiswa yang beragama Islam, ada juga pemeluk Kristen, Hindu dan Budha. Jadi moderasi beragama itu tertanam di Umgo. Tidak hanya teori tetapi dalam praktek langsung,” paparnya.
Begitupun, sambungnya, di kampus- kampus Muhammadiyah lainnya. Seperti di Universitas Muhammadiyah Kupang, Unimuda Papua Barat dan Universitas Muhammadiyah Papua.
“Merajut persatuan tak sebatas slogan, tetapi pendidikan yang memajukan dan mempersatukan. Itu penjelasan yang sering disampaikan oleh Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti,” kata Rektor Umgo. (*)
Penulis Zainuddin. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.