PWMU.CO– Ketua Lazismu Pusat Prof Dr Hilman Latief terpilih menjadi Direktur Jenderal Haji dan Umrah Kementerian Agama. Rencananya pelantikan berlangsung Jumat (1/10/2021) siang ini.
Proses seleksi pemilihan Dirjen Haji dan Umrah dilakukan sejak 27 April 2021. Nama Hilman Latief yang juga guru besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta lolos seleksi dari non PNS.
Dalam pengumuman Ketua Panitia Seleksi Nizar menyebutkan seleksi yang diikuti meliputi penulisan makalah, asesmen kompetensi, dan wawancara akhir.
Nizar yang juga menjabat Sekretaris Jenderal Kemenag menerangkan, seleksi untuk mengisi Jabatan Pimpinan Tinggi Madya (JPT Madya) Kementerian Agama. Panitia seleksi telah memilih tiga nama calon pejabat untuk setiap formasi JPT Madya.
”Ada lima lowongan JPT Madya atau setingkat Eselon I. Pansel memilih masing-masing tiga orang untuk setiap lowongan. Jadi total ada 15 nama yang diumumkan,” kata Nizar seperti diberitakan kemenag.go.id, Selasa (10/8/2021) lalu.
”15 nama calon Pejabat Pimpinan Tinggi Madya ini selanjutnya diajukan Menteri Agama selaku Pejabat Pembina Kepegawaian kepada Presiden Republik Indonesia untuk mendapatkan penetapan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan,” sambungnya.
Tiga calon pejabat Eselon I untuk menduduki Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah adalah Akhyak, Hilman Latief, dan Idrus Alhamid. Tiga nama ini disodorkan kepada presiden yang kemudian terpilih Hilman Latief.
Ketua Lazismu Hilman Latief ketika dihubungi pagi ini tidak mau berkomentar sebelum ada pelantikan resmi.
Hilman Latief kelahiran Tasikmalaya lulusan Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta lulus tahun 1999. Kemudian S2 di Universitas Gajah Mada Program Studi Center for Religious and Cross Cultural Studies lulus tahun 2002. Lanjut kuliah S2 lagi di Western Michigan University Amerika Serikat Program Studi Perbandingan Agama lulus 2005. Program doktor diambil di Utrecht University Belanda lulus tahun 2012.
Semasa mahasiswa aktif di HMI. Juga pernah menjadi Ketua I IPM Bidang Perkaderan periode 2000-2002 di zaman Ketum IPM Taufiqurrahman dan Sekjen Raja Juli Antonio.
Dia dikukuhkan sebagai guru besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada tanggal 30 Januari 2021 dengan keahlian filantropi Islam. Menjadi dosen UMY sejak tahun 2002.
Saat pengukuhan profesor dia menyampaikan orasi ilmiah berjudul Etika Islam dan Semangat Filantropisme, Membaca Filantropi sebagai Kritik Pembangunan. Orasi itu berdasar pengalaman selama menjadi ketua Lazismu.
Menurut dia, budaya filantropisme Islam menjadi fenomena di Indonesia seiring meningkatnya kedermawanan masyarakat. Ini bisa menjadi indikasi bahwa kesadaran etis seorang muslim untuk menerjemahkan ajaran-ajaran Islam ke dalam aksi sosial juga meningkat.
Tidak sedikit organisasi dan lembaga filantropi yang kemudian berdiri, serta jumlah umat yang ingin menjadi relawan untuk bekerja dan mendedikasikan waktu untuk kemanusiaan meningkat. (*)
Penulis Sugiran Editor Sugeng Purwanto