PWMU.CO – Dengan cekatan Zainul Muslimin memotong ayam, menyiapkan bumbu, membuat adonan tepung dan mengaduknya, mencampurkan dengan potongan ayam, dan menggorengnya. Di hadapan 50-an ibu-ibu Aisyiyah Jombang, sarjana Kedokteran Hewan Universitas Airlangga itu sedang mempraktikan bagaimana membuat ayam goreng bertepung—atau yang populer disebut fried chicken dengan kualitas pasar.
Ibu-ibu pun antusias menyimak. Ada yang mencatat. Dan ada pula yang membau aroma bumbu yang disiapkan Zainul. Tapi jangan kaget, sebab pria bertubuh subur yang melatih masak itu ternyata Direktur Lembaga Zakat, Infak, dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) Jatim.
(Baca: Lazismu Salurkan 1 Ton Beras untuk Korban Banjir Luapan Bengawan Solo dan Gandeng Presenter Kondang Tina Talisa, Lazismu Matangkan Promosi di Medsos)
Lho koq? Apa hubungan amil zakat dengan praktik masak fried chicken? “Ini dalam rangka pemberdayaan dan penguatan ekonomi umat. Agar semakin banyak yang menjadi muzakki (pembayar zakat, red),” kata saat ditanya pwmu.co Senin (19/12).
Tapi lebih dari itu, Zainul memang seorang ‘chef’ sekaligus owner My Fast Chicken and Honey Grilled Chicken Resto. Pantas saja!
Keahlian memasak Zainul bukan didapat secara instan. Dia mengaku sejak SMP sudah bisa masak. “Selain aktif di Pramuka, saya pernah ditinggal Ibu ke luar kota selama sebulan lebih untuk ngurus cucu dari anak pertama. Jadi saat ditinggal itu saya terpaksa harus memasak sendiri,“ cerita Zainul.
Dengan pengalaman yang dimilikinya itu, Zainul ingin agar ibu-ibu bisa mengikuti jejaknya: sukses membuka restoran ayam goreng. Maka dengan senang hati pengusaha yang juga seorang dai itu memberikan rahasia resep perusahaannya.
(Baca juga: Lazismu Bantu Wujudkan Impian Darman dan Da’ini untuk Sekolahkan Anaknya Agar Jadi Guru dan Ada yang 15 Jam Perjalanan Darat, Begini Persiapan Layanan Kemanusiaan Lazismu untuk Aksi 212)
“Agar para ibu muslimah dapat membuka usaha ayam goreng dan ayam panggang madu di sekitar tempat tinggalnya,” ungkapnya. Menurut Zainul, modal untuk buka usaha ini relatif kecil. “Namun keuntungannya besar.”
Bukan hanya resep, Zainul juga menawarkan jika ada yang ingin membuka restoran dengan menginduk pada usahanya. “Dijamin tanpa franchise dan royalty macam-macam.” Yang penting, kata dia, punya niat, kemauan, bersungguh-sungguh, kerja keras dan istiqamah. “Masalah modal bisa patungan antarrekan dan para ibu di kampung.”
(Baca juga: Sarapan-Berinfak di Stadion, Cara Lazismu Bantu Sesama dan Dua Kembar Peyandang Disabilitas Ini Temukan Semangat Hidup sejak Terima Kursi Roda dari Lazismu)
Sekretaris Lazismu Jatim Aditio Yudono yang ikut mendampingi Zainul mengatakan, program ini sangat bagus dan nyata. “Karena bersifat aplikatif dan learning by doing,” ujarnya. Ke depan, tambah Aditio, Lazismu Jatim akan road show ke beberapa kota untuk memberdayakan ibu-ibu Aisyiyah dalam bidang ekonomi.
Praktik memasak ayam itu adalah bagian kegiatan “Pelatihan Manajemen Koperasi Syariah dan Pengolahan Pangan sebagai Peningkatan SDM Aisyiyah yang Berkemajuan” yang diadakan Pimpinan Daerah Aisyiyah Jombang, Ahad (18/12). (Fery Yudi AS)