PWMU.CO – All Out Jadi Bisnis Syariah, Evermos Punya DPS. Demikian co-founder platform social commerce Evermos, M Ghufron Mustaqim, mengatakannya dalam Ruang Toko Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM) ke-22, Jumat (1/10/21).
Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Herry Zudianto menyatakan pihaknya rutin menyelenggarakan Ruang Toko JSM setiap Jumat malam. Webinar yang digelar MEK Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Jaringan Saudagar Muhammadiyah itu disponsori Evermos dan Wardah.
Mengangkat tema “Perkuat Bisnis Jamaah melalui Digital Bussiness”, kali ini mereka menghadirkan pelaku bisnis start up M Ghufron Mustaqim. Dia adalah alumnus Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Alumnus Menginspirasi
Herry menilai, “Itu kebanggaan kita semua bahwa ada sosok anak muda yang lahir dari rahim pendidikan Muhammadiyah, mampu bermain di dunia digital hingga sukses.”
Meski bisnis digital Ghufron bukan yang pertama ada, Herry yakin tetap ada yang berbeda dari bisnisnya, ada keunggulan kompetitif. “Tidak mesti follower kalah dari pioneer, bahkan bisa follower menjadi the best,” ungkapnya.
Maka Herry berharap wawasan, inovasi, atau semangat kerja Ghufron menginspirasi semuanya. Menurutnya, ini menjadi kesempatan berjejaring dengan jaringan saudagar Muhammadiyah maupun bersinergi dengan Evermos.
Dia juga mengimbau agar teman-teman yang bergerak di bidang bisnis itu tidak ragu dan bimbang. “Lebih baik bersatu, bersama Evermos, bekerja sama untuk mengembangkan usaha kita,” ungkapnya.
Herry menegaskan dirinya tidak hanya menganjurkan, tapi sudah mencontohkan. “Salah satu unit usaha produksi saya sudah salah satu bagian Evermos. Kami menggunakan Evermos untuk marketingnya, terutama reseller,” ungkapnya.
Jadi Wirausaha
Dalam kesempatan itu, Ghufron menjawab pertanyaan Wakil Ketua MEK PP Muhammadiyah Ir A Syauqi Soeratno MM, moderator, “Kondisi apa yang membuat Ghufron memilih menjadi wirausaha?”
Pria kelahiran 1991 itu mengaku berasal dari orangtua berprofesi PNS yang mengarahkan dia juga menjadi PNS atau bekerja di BUMN. Tapi, saat di Mu’allimin, dia menjabat ketua IPM. Dari sana dia belajar kepemimpinan, komunikasi, dan manajemen. Dia pun memahami dirinya kurang cocok bekerja di setting yang statis.
Saat kuliah di jurusan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM), dia aktif ikut berbagai organisasi. Sehingga, lanjutnya, ini menumbuhkan keberanian mengambil risiko.
Dengan minimnya latar belakang bisnis saat itu, dia memutuskan belajar bisnis dengan bergabung di perusahaan konsultan. “Senior-senior di perusahaan konsultan mendirikan start up, kemudian mulai terbukalah perspektif (bisnisnya) itu,” terangnya.
Seorang teman pernah mengajaknya membuka fashion e-commerce, tapi mereka batal melanjutkan karena pandemi Covid-19. Sebelum itu, dia dan timnya sudah mengembangkan platform Evermos. “Punya cita-cita membangun ekonomi gotong-royong melalui platform kami,” ujarnya.
Di platform Evermos itulah timnya mengundang orang-orang untuk bergabung menjadi reseller, sehingga mereka bisa berdagang tanpa harus menyetok barang dan punya modal.
Kelahiran Evermos
Pria asal pelosok Sleman itu melihat para tetangganya mayoritas berprofesi petani. Dia pun menilai tetangga, teman, dan saudaranya punya keterbatasan akses menjadi pengusaha atau punya pendapatan tambahan.
Maka, terbesit pertanyaan di benarnya, “Bisnis apa yang kira-kira cocok membantu orang-orang di sekitar saya?”
Di platform Evermos itulah timnya mengundang orang-orang untuk bergabung menjadi reseller, sehingga mereka bisa berdagang tanpa harus menyetok barang dan punya modal. Bahkan, pra-reseller itu tidak punya pengalaman berdagang sama sekali. “Kita punya tim training untuk kemudian mendampingi mereka hingga berhasil,” jelas dia.
Berkontribusi dalam memajukan ekonomi umat adalah sebuah keniscayaan bagi Evermos, meskipun itu pekerjaan yang amat panjang dan penuh tantangan.
“Dengan semangat rahmatan lil alamin dan sumber daya manusia yang kompeten, Evermos tetap konsisten mewujudkan kemandirian finansial atas ratusan ribu ekosistem reseller-nya,” ungkap video singkat yang menerangkan kelahiran Evermos.
Selain itu, Evermos berkomitmen membangun ekonomi inklusif dan merata bagi seluruh rakyat Indoneisa. Yaitu dengan membantu produk lokal agar mampu bersaing di pasar global dan turut serta memajukan UKM maupun UMKM.
Moslem Market
Evermos berperan dalam memperkuat rantai nilai halal dari hulu sampai ke hilir mulai dari akses pembiayaan hingga channel penjualan dengan reseller di seluruh Indonesia. Meneladani Rasulullah dalam berniaga, nilai kejujuran menjadi pondasi dasar dalam membangun bisnisnya. “Kejarlah akhirat, maka kau akan mendapatkan dunia!” Slogan ini menutup video tersebut.
Ghufron menerangkan, Evermos kepanjangan dari Everyday Needs for Every Moeslem (menyediakan kebutuhan untuk setiap Muslim). “Kita melihat tidak ada e-commerce di Indonesia yang benar-benar fokus menggarap Moslem market dengan all out,” tuturnya.
Ini terbukti dengan Evermos menjadi satu-satunya, bahkan pertama, yang punya Dewas Pertimbangan Syariah (DPS). “Karena kita pengin benar-benar all out menjadi syariah bussiness,” ujarnya.
Ghufron optimis ini menjadi nilai lebih dalam perjalanan Evermos ke depan. “Semoga ada nilai keberkahan di dalam itu. Kita tidak hanya membangun pondasi bisnis yang kokoh, tapi semoga Insyaallah bisa mendapat barakahnya,” terang dia. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni