PWMU.CO – Bantuan Kaki Palsu dan Brace Kokam Jatim untuk Penyandang Disabilitas. Kegiatan untuk memperingati Milad Ke-56 Kokam itu berlangsung di Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Ahad (3/10/2021).
Untuk penyaluran alat bantu itu, Kokam Jatim bekerja sama dengan Aliansi Perempuan Disabilitas Lansia yang diketuai Sri Agustini Joekanan dari Bandung.
Adapun penerimanya: dua kali palsu untuk Anik Agustini (Gubeng, Surabaya) dan Lubis Aries (Benowo, Surabaya). Sedangkan empat penerima kaki brace: Samsul Arif (Gubeng, Surabaya), Purwadi (Rungkut, Surabaya), Imam B (Sambikerep, Surabaya), dan Siti Aisyah (Jambon, Sidoarjo).
Pertemuan yang Mengharukan
Komandan Kokam Jatim Al Muslimun mengucapkan terima kasih kepada Sri Agustini Joekanan yang jauh-jauh dari datang dari Bandung untuk mengikuti acara ini.
Dia lalu mengingatkan pertemuannya dengan Sri yang juga penyandang disabilitas. Mula-mula pertemuan tak sengaja di media sosaial karena sama-sama bergerak di bidang kebencanaan.
“Saya kira awal pertemuan memang diskenario Allah SWT. Kita bergerak di kebencanaan, saling sapa di media sosial dan tidak kenal satu sama lain,” kata Ndan Al, sapaannya.
Menurut dia pertemuan darat berlangsung di Kantor PWM di hari Jumat (17/9/2021) beberapa waktu lalu, ketika Sri ada acara roadshow di Jatim. Tapi karena Al Muslimun ada jadwal mengisi khutbah Jumat, maka pertemuan berlangsung singkat. Saat itu, Sri yang menderita polio sejak usia tiga tahun ditemani sopirnya, Agung, yang hanya punya satu tangan.
“Ketika ketemu itu hati saya terenyuh. Dua orang jauh-jauh datang dari Bandung,” kata Al Muslimun.
Pertemuan darat kedua akhirnya berlangsung Ahad saat acara penyerahan alat bantu jalan itu. Sri datang dari Bandung beserta dua orang teknisi asal Cirebon— Iwan Irawan yang menggunakan kaki palsu dan Fajar Sapta F.
Mereka naik bus dan dijemput di Terminal Purabaya oleh Soewito, yang tidak lagi punya kaki, dengan mobil pribadi dimodifikasi.
Bela Negara Peka Kemanusiaan
Terinspirasi dengan perjuangan mereka, Al Muslimun mengatakan: “Maka, pada hari ini, Kokam Jatim meneguhkan misi kemanusiaan bersama Aliansi Perempuan Disabilitas Lansia melakukan penyerahan kaki palsu dan brace.”
Dia berharap, sumbangan alat bantu untuk berjalan itu bermanfaat, bisa dipakai setiap hari, dan digunakan untuk beribadah. “Dan mohon setelah ini tetap semangat, meskipun punya kekurangan,” pesan Ndan Al
Dia juga berharap Kokam bisa melakukan gerakan kemanusiaan ini lebih lanjut. Bukan sekadar berhenti di sini tetapi bisa lebih luas di masyarakat. Sebab, kini sudah ada daftar antre mereka yang membutuhkan kaki palsu dan brace (penyangga kaki penderita polio).
Al Muslimun menjelaskan, dasar Kokam yang pertama memang bela negara. Karena itu skill-nya diarahkan untuk keamanan dan ketertiban, meski tetap sebagai orang sipil. Tapi Kokam juga dilatih untuk peka pada kemanusiaan.
Al Muslimun menjelaskan, baru kali ini Kokam menyentuh kelompok difabel. “Kalau untuk baksos membagi sembako korban bencana sering kami lakukan. Tetapi komunitas difabel baru kali ini,” terangnya.
“Semoga ini menjadi ‘rasa iri’ kami untuk terus meningkatkan kiprah di bidang kemanusiaan, khususnya di kelompok difabel,” ujarnya. Dia menambahkan, pemberian kakil palsu dan brace ini tidak memandang latar belakang penerima.
“Kita tidak tahu background masing-masing penerima. Tidak ada urusan kalau bicara kemanusiaan. Universal, siapa pun yang membutuhkan bantuan, di situ ada Kokam. Tidak memandang agama, golongan, suku, ras. Siapa pun yang butuh uluran tangan maka Kokam harus hadir,” jelas dia.
Apresiasi Kokam Jatim
Sri Agustini Joekanan sangat bersyukur kegiatan ini bisa berlangsung. “Ada rasa haru bangga pada acara hari ini karena digawangi Kokam Jatim dengan Komandan Al Muslimun,” ujarnya.
Ia berharap momen ini dapat membuka mata dan hati untuk semua elemen bangsa bahwa disabilitas adalah bagian dari masyarakat yang punya hak dan peran yang sama, termasuk dalam mendapatkan bantuan. Meskipun tidak semua disabilitas harus dibantu karena ada disabilitas yang sudah mampu.
Menurutnya, Kokam sangat menginspirasi baginya. Sebab, ternyata masih ada ormas Islam yang peduli terhadap disabilitas.
“Saya sudah keliling Indonesia. Sudah 10.000 yang Kita lakukan pelayanan kemanusiaan. Baru kali ini diselenggarakan dengan ormas Islam. Luar biasa. Subhanallah. Aplause untuk Kokam Jatim,” ungkapnya.
Dia menambahkan, “Ketika bicara kemanusiaan, disabilitas juga bagian dari kemanusiaan, dan harus diperlakukan yang sama, mendapat hak yang sama, mendapat fasilitas yang sama, sesuai Undang-Undang No 8 Tahun 2016.” (*)
Penulis Syahroni Nur Wachid Editor Mohammad Nurfatoni