Hari Tanpa Bayangan, Ini Tanggalnya oleh Amirul Muslihin, Anggota Majleis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Blitar.
PWMU.CO– Kamis (7/10/2021) masuk tanggal dan bulan baru 1 Rabiul Awal 1443 H dalam versi hisab Kalender Islam Global. Baik KIG Hijrunivers maupun KIG Muhammadiyah versi online.
Sementara kalender Islam/Hijriyah versi cetak resmi pemerintah maupun Muhammadiyah dengan kriteria wujudul hilal bahwa 1 Rabiul Awal bertepatan dengan hari Jumat, 8 Oktober 2021.
Ada fenomena apakah di bulan Rabiul Awal ini? Surat Al-Isra` (17) :12 menyebutkan
وَجَعَلۡنَاٱلَّيۡلَ وَٱلنَّهَارَ ءَايَتَيۡنِۖ فَمَحَوۡنَآ ءَايَةَ ٱلَّيۡلِ وَجَعَلۡنَآ ءَايَةَ ٱلنَّهَارِ مُبۡصِرَةٗ لِّتَبۡتَغُواْ فَضۡلٗا مِّن رَّبِّكُمۡ وَلِتَعۡلَمُواْ عَدَدَ ٱلسِّنِينَ وَٱلۡحِسَابَۚ وَكُلَّ شَيۡءٖ فَصَّلۡنَٰهُ تَفۡصِيلٗا ١٢
Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.
Syaikh Prof Dr Wahbah az-Zuhaili dalam tafsir al-Wajiz bependapat, yang dimaksud lita’lamụ ‘adadas-sinīna wal-ḥisāb adalah dengan mengetahui perputaran keduanya kalian dapat mengetahui jumlah tahun, menghitung bulan, hari dan setiap sesuatu dari urusan dunia dan agama.
Tafsir Al-Mukhtashar terbitan Markaz Tafsir Riyadh di bawah pengawasan Syaikh Dr Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) menafsirkan lita’lamụ ‘adadas-sinīna wal-ḥisāb dengan harapannya agar dengan adanya pergantian siang malam ini kalian mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan masa bulan, hari, dan jam.
Interkoneksi antara ayat di atas dengan ayat 5 surat ar-Rahman (55) ini
ٱلشَّمۡسُ وَٱلۡقَمَرُ بِحُسۡبَانٖ ٥
Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan
Dapat dipahami matahari beredar di garis orbitnya berdasarkan perhitungan yang konsisten. Karena itu terjadilah malam dan siang sehingga bisa mengetahui bilangan tahun, bulan, hari dan jam untuk kemaslahatan dunia dan agama.
Deklinasi
Matahari dalam peredaran semu harian yang menyebabkan terjadinya malam dan siang itu beredar di garis bola langit yang mirip dengan bola bumi di mana bola langit yang kemudian disebut equator langit merupakan perpanjangan dari equator bumi. Ketinggihan atau jarak matahari dari equator bumi disebut dengan deklinasi.
Gerak semu hariannya selalu memiliki deklinasi yang berubah-ubah. Hal ini karena kemiringan ekliptika (garis edar matahari tahunan) dengan equator langit adalah 23,5 derajat.
Karena itu lintasan matahari tahunan miring terhadap ekuator langit sehingga matahari dapat mencapai deklinasi sebesar +23,5 derajat atau -23,5 derajat bila nilai deklinasi positif berarti matahari berada di sebelah utara equator. Tapi bila nilai deklinasi negatif berarti matahari berada di sebelah selatan equator.
Pada saat fenomena matahari tepat berada di posisi paling tinggi di bola langit (istiwa’) berada tepat di atas garis suatu tempat/pengamat atau titik zenit yang kemudian disebut dengan kulminasi.
Jika nilai deklinasi matahari sama dengan lintang suatu tempat, akibatnya bayangan semua benda tegak di tempat itu tidak terjadi bayangan karena bertumpuk dengan benda tegak itu sendiri. Itulah yang kemudian disebut dengan fenomena hari tanpa bayangan.
Di Indonesia khususnya di kawasan wilayah Jawa Timur secara konsisten berlangsung dua kali dalam setiap tahun Masehi. Pertama, terjadi pada akhir bulan Februari. Kedua, pada awal bulan Oktober.
Tunggu 11-14 Oktober
Fenomena hari tanpa bayangan pada bulan Oktober 2021 di kawasan Jawa Timur bertepatan dengan masuknya awal bulan Rabiul Awal 1443 H dalam rentang waktu antara tanggal 5-8 Rabiul Awal atau bertepatan dengan tanggal 11-14 Oktober.
Untuk mengetahui tanggal dan jam kapan fenomena itu terjadi, pertama, dengan mengetahui koordinat lintang tempat/pengamat. Kedua, mengetahui nilai deklinasi dan kapan waktu ketika nilai deklinasi matahari sama dengan lintang suatu tempat/pengamat baik dengan interpolasi data waktu dan deklinasi yang sudah tersedia dalam daftar ephemeris maupun langsung mencari dengan foumulasi algoritma beserta koreksi-koreksinya.
Dengan fenomena ini diharapkan agar masyarakat dapat menyaksikan fenomena hari tanpa bayangan khususnya di wilayah Jawa Timur dengan melakukan rukyat. Yaitu observasi yang bermanfaat untuk mengetahui keakuratan formulasi dalam menentukan kapan terjadinya fenomena hari tanpa bayangan tersebut dan mengetahui waktu-waktu shalat.
Langkah observasi sederhana sebagai berikut
- Sebagai peraga, letakkan berdiri dengan tegak lurus benda tegak seperti tongkat atau spidol marker misalnya, pada permukaan bidang tanah yang rata atau pada lantai datar.
- Amati bayangan 5-10 menit sebelum dan sesudah dari jadwal fenomena hari tanpa bayangan tersebut.
- Abadikan dalam bentuk dokumentasi fenomena tersebut sebagai bukti bahwa pada momentum tersebut bayangan benda peraga benar-benar tidak ada.
Jadwal dan Lokasi
Fenomena hari tanpa bayangan di kabupaten/kota di Jawa Timur terjadi pada
- Sumenep tanggal 5 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:11:15 WIB
- Pamekasan tanggal 5 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:12:43 WIB
- Sampang tanggal 5 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:13:41 WIB
- Bangkalan tanggal 5 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:15:43 WIB
- Surabaya tanggal 5 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:15:39 WIB
- Gresik tanggal 5 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:16:02 WIB
- Lamongan tanggal 5 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:17:03 WIB
- Tuban tanggal 5 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:18:36 WIB
- Bojonegoro tanggal 5 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:19:10 WIB
- Sidoarjo tanggal 6 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:15:37 WIB
- Mojokerto tanggal 6 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:16:46 WIB
- Mojosari tanggal 6 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:16:17 WIB
- Jombang tanggal 6 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:17:35 WIB
- Nganjuk tanggal 6 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:18:51 WIB
- Caruban tanggal 6 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:19:50 WIB
- Madiun tanggal 6 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:20:16 WIB
- Ngawi tanggal 6 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:20:47 WIB
- Magetan tanggal 6 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:20:59 WIB
- Bangil tanggal 6 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:15:17 WIB
- Ponorogo tanggal 7 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:20:18 WIB
- Kediri tanggal 7 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:18:16 WIB
- Batu tanggal 7 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:16:08 WIB
- Pasuruan tanggal 7 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:14:42 WIB
- Malang tanggal 7 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:15:46 WIB
- Probolinggo tanggal 7 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:13:27 WIB
- Kraksaan tanggal 7 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:12:39 WIB
- Pare tanggal 7 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:17:34 WIB
- Situbondo tanggal 7 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:10:15 WIB
- Bondowoso tanggal 7 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:10:52 WIB
- Banyuwangi tanggal 8 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:08:28 WIB
- Jember tanggal 8 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:11:15 WIB
- Lumajang tanggal 8 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:13:08 WIB
- Kepanjen tanggal 8 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:15:45 WIB
- Kanigoro tanggal 8 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:17:11 WIB
- Blitar tanggal 8 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:17:29 WIB
- Tulungagung tanggal 8 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:18:30 WIB
- Trenggalek tanggal 8 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:19:11 WIB
- Pacitan tanggal 8 Rabi’ul Awal 1443 pukul 11:21:38 WIB
Editor Sugeng Purwanto