PWMU.CO – Uhamka dan Prof Suyatno bagai Dua Sisi Mata Uang. Demikian pernyataan Rektor Universitas Muhammadiyah Prof Dr HAMKA (Uhamka) Prof Dr H Gunawan Suryo Putro MHum.
Membuka sambutannya pada Pengajian Takziah Virtual “Mengenang Almarhum Prof Dr H Suyatno MPd“, Senin (11/10/21) malam, Prof Gunawan mewakili keluarga besar Uhamka sekaligus keluarga besar Universitas Muhammadiyah Bandung menyampaikan duka citanya kepada keluarga besar almarhum.
“Kami merasa kehilangan ayahanda, teman sejawat, tokoh yang sejak awal membesarkan Uhamka dan sekaligus merintis Universitas Muhammadiyah Bandung,” ujarnya di Zoom itu.
Kader Tekuni Dunia Pendidikan
Gunawan mengaku dirinya salah satu di antara banyak kader Uhamka yang mendapat bimbingan Suyatno. “Saya maknai beliau mengarahkan saya untuk tekun di dunia pendidikan. Setiap kegiatan berkaitan dengan pendidikan, saya selalu diajak, mulai dari organisasi, asosiasi perguruan tinggi swasta,” ungkapnya.
Contohnya, ketika Suyatno menjadi sekretaris umum, Gunawan berkesempatan menjadi wakilnya. “Ketika beliau menjadi ketua forum rektor Indonesia saya juga diajak menjadi sekretaris beliau,” tambahnya.
Semua itu, lanjutnya, dia maknai sebagai upaya Almarhum mengajak dia memahami perkembangan perguruan tinggi, khususnya di Uhamka.
Kebaikan di Mata Keluarga Uhamka
Sejak kepergian Suyatno, Gunawan membaca berbagai pesan WhatsApp dari asosiasi forum rektor, perguruan tinggi (PT) swasta Indonesia, juga PT Muhammadiyah/Aisyiyah. Semua menyampaikan duka mendalam sekaligus kesannya terhadap almarhum.
Dia lantas menerangkan kebaikan Suyatno yang keluarga besar Uhamka selalu ingat. “Yang bisa saya ringkas, beliau memang orang yang benar memiliki keuletan, memiliki gerakan yang gesit, lincah, selalu luas bergaul. Apa yang dikerjakan harus sampai, besar, dan bermanfaat,” terangnya.
“Uhamka akan selalu mengenang dan mengingat kebaikan dan kerja keras Prof Suyatno dalam membangun Uhamka dengan semangat kerja keras dan kerja bersama,” imbuh Prof Gunawan.
Dia menegaskan, Suyatno penggerak utama yang mengelola Uhamka dengan baik. “Torehan yang dicapai, pengembangan riset dan publikasi serta kelembagaan,” jelasnya.
Begitu juga dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan sarana-prasarana, lanjutnya, merupakan pondasi yang telah dibangun. “Inilah yang harus terus digerakkan oleh kami-kami yang ada di Uhamka,” ujar dia.
Bagaikan Dua Sisi Mata Uang
Uhamka dan Prof Suyatno bagai dua sisi mata uang. “Saat ingat Uhamka, ingat Prof Suyatno. Begitu juga sebaliknya, ketika kita menyebut Prof Suyatno, kita ingat Uhamka,” terangnya.
Prof Gunawan mengatakan demikian kesan yang dia dapat sebagai salah satu kader yang dibina dan dimentori beliau hingga saat ini. “Tentu akan kami lanjutkan dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Dia lantas mengucap terima kasih kepada seluruh peserta yang hadir, terutama kepada ketua dan jajarannya di PP Muhammadiyah—Haedar Nashir, Muhadjir Effendy, Dadang Kahmad, dan Hajriyanto Y Thohari. Dalam takziah virtual itu, Din Syamsuddin juga hadir dan menyampaikan testimoninya terhadap almarhum Suyatno.
Hadir pula Ketua PWM DKI Jakarta, serta perwakilan PWM dari seluruh Indonesia, seperti PWM Papua Barat, Bali, Gorontalo. Juga PDM Bandung, Bogor, Purbalingga, Trenggalek, Bekasi, Cianjur, Bitung, Depok, Jakarta Pusat, dan Surabaya.
Selain itu, dia mengucap terima kasih kepada teman sejawat dari forum rektor maupun asosiasi perguruan tinggi swasta Indonesia, serta keluarga besar Uhamka dan UM Bandung. “Kami, keluarga besar Uhamka khususnya, betul-betul kehilangan. Namun kami mengedepankan spirit dan inspirasi beliau untuk meneruskan apa-apa yang sudah ditorehkan untuk Uhamka,” ungkapnya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni