PWMU.CO– Kasiyarno (67) akrab dipanggil Rektor Senior. Sebab dia menjadi Rektor Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta sangat lama. 12 tahun. Diangkat tahun 2007 purna tugas tahun 2019.
Perjuangan menjadi rektor bukan hal yang mudah. Ia mengawali karier sebagai dosen. Lalu menjabat wakil rektor 3. Jabatan ini tidak linier untuk menjadi rektor seperti kelaziman di UAD.
”Biasanya rektor UAD itu selalu dari wakil rektor 1. Selama ini belum ada wakil rektor 3 menjadi rektor. Baru saya yang bisa naik sebagai rektor,” ujar Kasiyarno ketika ngobrol santai sambil makan mi godok di Warung Bakmi Pak Kempek Maguwoharjo, Depok, Sleman, Sabtu (7/10/2021) malam.
Ikut menemani obrolan malam itu Abdullah Mukti, anggota Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah. Hari itu kami sama-sama mengikuti Pelatihan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) di Hotel Sheraton Yogya, 7-10 Oktober 2021. Saya mewakili MDMC Sidoarjo.
Kasiyarno yang doktor lulusan UGM itu menceritakan, waktu diangkat jadi rektor itu ada juga yang meragukan darah Muhammadiyahnya. Maklum saja dia tidak pernah duduk di struktural Muhammadiyah. Di PDM, PWM, apalagi Pimpinan Pusat.
”Saya aktif di ranting. Jadi pimpinan ranting itu lebih berat. Karena tidak hanya pikiran dan tenaga saja yang tercurah, tapi juga dana,” ujarnya sambil tersenyum. Dia aktif di PRM Purwomartani PCM Kalasan.
Saat mengelola Universitas Ahmad Dahlan, pekerjaan paling menyita waktu adalah meyakinkan orang-orang yang tidak sependapat dengannya untuk setuju dengan program yang dibuat.
Contoh, waktu mendirikan kampus baru UAD yang megah di Jl Ringroad Selatan, Tamanan, Banguntapan, Bantul. Ada yang berpandangan, kampus itu sederhana saja, tak perlu megah.
”Padahal kampus swasta itu harus berbeda dengan kampus negeri. Kalau tidak megah siapa yang akan cari?” kenang dia.
Kegigihan membangun kampus ini akhirnya terwujud. Kampus UAD kini terlihat megah serasa mall. Walau tak lama setelah peresmian, kemudian dia mengakhiri masa jabatan sebagai rektor. Dia digantikan oleh Dr Muchlas MT.
Jadi Guru
Dr Kasiyarno MHum lulus sarjana Pendidikan Bahasa Inggris dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta tahun 1982. Lalu dia jadi guru. Memulai karier di SMP Muhammadiyah 1 Depok, Sleman. Juga mengajar SMA Muhammadiyah 2 Depok Sleman.
Selain itu Kasiyarno juga pernah menjadi guru di SMA Muhammadiyah 1 Yogya (SMA Muhi). Tahun 1984 dia diangkat menjadi dosen negeri hingga sekarang. Pernah ditawari jadi kepala SMP Muhammadiyah Kalasan.
Kasiyarno sangat perhatian dengan kondisi sekolah Muhammadiyah yang perlu pembangunan. Lihat sekolah butuh bantuan untuk berkembang, dia bersedia ditawari mengelolanya.
Kasiyarno dilahirkan di Sleman, 3 Desember 1953. Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris diperoleh dari Universitas Negeri Yogyakarta tahun 1982.
Meraih gelar Magister Humaniora Program Studi Pengkajian Amerika Universitas Gadjah Mada tahun 1995. Lantas gelar doktor pada bidang Ilmu Pengkajian Amerika di Universitas Gadjah Mada pada 2013. Sejak Maret 1984 sebagai dosen negeri yang ditugaskan di UAD. Mengajar di Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. (*)
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto