PWMU.CO – E-Jams (Electronic Japanesse Multiplication Systems) karya siswa SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) berhasil masuk final National Young Inventors Award (NYIA) 2021 yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
E-Jams SDMM lolos babak final bersama 49 peserta lainnya. Adapun 50 peserta yang lolos di babak final akan melakukan presentasi secara virtual, Senin (25/10/2021).
Dari 50 peserta yang lolos babak final itu, ternyata hanya tiga yang berasal dari jenjang SD. Yakni SD Muhammadiyah Manyar Gresik Jawa Timur; SDN 1 Keturen Tegal Jawa Tengah;dan SD Bina Anak Sholeh Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ide Kreatif
E-Jams lahir berawal dari ide kreatif Muhammad Rafif Aldevaro yang suka belajar koding. Dia ingin membuat sebuah alat peraga yang bisa membantu teman-temannya agar lebih terampil berhitung perkalian dan pembagian dasar.
Pasalnya, siswa dari kelas V Al Battani ini pernah menyampaikan ke guru pembina Matematika, Muhammad Ilham Yahya SPd, bahwa masih ada beberapa temannya yang masih kurang terampil dalam berhitung perkalian dan pembagian dasar.
Ustadz Ilham, sapaan Muahammad Ilham Yahya, mengakui masih ada beberapa siswa yang masih kurang terampil dan belum hafal perkalian dan pembagian dasar. Yang dimaksud perkalian dan pembagian dasar adalah perkalian 1–10 dan pembagian dua bilangan di bawah 100.
Padahal, kata Ilham, materi tentang perkalian dan pembagian dasar menjadi modal bagi para siswa untuk mempelajari konsep matematika yang selanjutnya.
“Operasi hitung perkalian merupakan penjumlahan berulang, sedangkan operasi hitung pembagian merupakan kebalikan dari operasi hitung perkalian,” terangnya, Jumat (15/10/2021).
Hasil Belajar Koding
Problem beberapa temannya soal perkalian dan pembagian dasar itu membuat Muhammad Rafif Aldevaro bersemangat untuk menemukan alat peraga yang bisa menjadi solusi.
Rupanya ide itu muncul dari pembelajaran koding yang dia dapatkan di SDMM. Di sekolah yang berlokasi di Jalan Amuntai No 1 Gresik Kota Baru, ini pelajaran koding sudah diberikan sejak kelas I pada Mata Pelajaran Komputer.
Pembina Mekatronikom SDMM Zaki Abdul Wahid ST MPd, menjelaskan, siswanya diajarkan koding dengan berbagai aplikasi. “Kelas I-III belajar koding melalui Kidlo dan Scratch Jr, sedangkan kelas IV-VI melalui Scratch versi 3.0,” terangnya.
Melalui pembelajaran koding, Zaki berharap anak-anak bisa menjadi programmer sehingga bisa masuk ke industri teknologi informasi. “Di masa depan hal itu sangat dibutuhkan, apalagi masuk ke era digital dan tenaga listrik,” ujarnya.
Dan menurut Zaki, Muhammad Rafif Aldevaro cukup terampil dalam hal pengkodingan. Setelah melakukan konsultasi, akhirnya Muhammad Rafif Aldevaro bekerja sama dengan Fazian Muhammad Althaf dari Kelas VI Jenderal Sudirman untuk bisa membuat sebuah alat peraga bernama E-Jams.
E-Jams memiliki konsep kerja dengan cara perkalian dengan mengganti angka-angka yang akan dikalikan menjadi pion-pion lampu yang bisa menyala. Sedangkan untuk pembagian, pion-pion lampu akan mati satu per satu.
Dengan bantuan alat peraga ini, Ustadz Ilham berharap anak-anak bisa lebih terampil dan mudah menghafalkan perkalian dan pembagian dasar. “Serta anak-anak mempunyai pola pikir, belajar Matematika itu mengasyikkan,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni