PWMU.CO – Kang Yoto Ungkap Kegiatannya setelah Tak Jadi Bupati. Hal itu dia sampaikan dalam pengajian di Masjid Nurul Yaqin Kedungadem, Bojonegoro, Sabtu (16/10/2021) sore.
Dalam pengajian bertema Peta Dakwah dalam Perpolitikan Islam, Kang Yoto—nama akrab Suyoto, Bupati Bojonegoro periode 2008-2013 dan 2013-2018—mengungkapkan kegiatannya setelah tak jadi bupati.
”Setelah saya berhenti menjadi bupati, saya kembali lagi untuk menjadi pendidik yaitu menjadi dosen di Universitas Muhammadiyah Gresik. Itulah aktivitas saya,” kata dia di depan jamaah yang merupakan keluarga besar Muhammadiyah Kedungadem. Mereka tetap mentaati protokol kesehatan di tengah kondisi pandemi Covid-19 level satu di Kabupaten Bojonegoro.
Saat menjadi bupati, Kang Yoto dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan masyarakat sehingga meskipun dia bukan lagi sebagai orang nomor satu di Bojonogero, tetapi tetap akrab dengan masyarakat. Karena itu Kang Yoto masih bisa meluangkan waktunya untuk menghadiri undangan pengajian dari Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kedungadem, Bojonegoro.
Tingkatkan Kualitas SDM
Sesuai dengan tema yang diminta panitia, Kang Yoto menyampaikan pesan agar umat Islam tetap menjaga nilai-nilai keislaman dan keimanan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), serta harus mengikuti perkembangan zaman.
“Bapak-Ibu jamaah, ketika kita menjadi pemimpin maka kita harus tetap memgang nilai-nilai keislaman. Dan bangunlah sumber daya manusiaanya karena dengan membangun SDM maka kita berinvestasi jangka panjang,” pesannya.
Dia lantas mengajak jamaah untuk melihatl sebagian negara-negara kecil yang gagal di Afrika, yang tidak memikirkan investasi jangka panjang. “Akhirnya lama kelamaan mereka hidup bergantung dengan negara lain,” kata Kang Yoto
Pengajian yang dihadiri Ketua PCM Kedungadem Drs Bambang Utomo MM dan ketua Majelis Tablig PDM Kadungadem Drs Sutaji MHI ini juga diikuti oleh seluruh karyawan amal usaha Muhammadiyah dan anggota organisasi otonom.
Bambang Utomo mengatakan pengajian ini adalah kali pertama digelar di masa pandemi secara tatap muka. Dia juga mengizinkan Pimpinan Ranting Muhammadiyah mengdakan pengajian serupa dengan menaati protokol kesehatan yang ketat. (*)
Penulis Samsul Arifin Editor Mohammad Nurfatoni