PWMU.CO– Shaf shalat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi kembali rapat sejak Ahad (17/10/2021).
Presidensi Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci telah menghapus persyaratan social distancing, demikian pengumuman mengutip haramainsharifain.com.
Stiker jarak sosial yang menempel di lantai pelataran Kakbah dan masjid yang menagtur shaf shalat dikelupas setelah shalat Isya pada hari Sabtu (16/10/2021).
Keputusan ini diambil setelah Kementerian Dalam Negeri memerintahkan pembukaan Haramain Syarifain sepenuhnya dan melonggarkan sebagian besar tindakan pencegahan kesehatan di masa pandemi Covid-19.
Kementerian Dalam Negeri pada hari Jumat mengumumkan kembalinya kapasitas penuh di Haramain Syarifain mulai Ahad, 11 Rabiul Awal 1443 bertepatan dengan 17 Oktober 2021.
Mataaf (tempat thawaf) akan dibatasi bagi mereka yang melakukan tawaaf dan Masa’a (tempat sa’i) akan dibuka sepenuhnya. Selain itu karpet akan diganti di semua tempat seluruhnya.
Protokol kesehatan awal yang diberlakukan antara lain:
1. Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dikembalikan ke kapasitas penuh.
2. Akses ke Haramain Syarifain dibatasi untuk individu yang divaksinasi lengkap berusia 12 tahun ke atas.
3. Wajib menggunakan masker di dalam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi setiap saat.
4. Wajib mendapatkan izin untuk shalat, umrah, shalat di raudah dan ziarah dari aplikasi Tawakalana atau Eatmarna.
Keputusan dari Kementerian Haji dan Umrah telah meningkatkan kapasitas jamaah umrah di Masjidil Haram, Makkah, menjadi 100.000 orang per hari. Kementerian juga meningkatkan kapasitas kunjungan untuk shalat menjadi 60.000 per hari.
Dirjen Haji Kunjungi Dubes Arab
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief mengunjungi Kedutaan Besar Arab di Jakarta, Kamis (7/10/2021).
Kemenag.go.id melaporkan, kedatangan Hilman disambut Dubes Saudi untuk Indonesia, Essam bin Abed Al-Thaqafi. Pertemuan membahas penyelenggaraan ibadah umrah di masa pandemi. Hadir mendampingi Hilman, Sesditjen PHU Ramadhan Harisman dan Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid.
”Kepada Dubes, saya menyampaikan bahwa jemaah Indonesia sudah merindukan proses umrah yang indah dan proses haji yang khusyuk. Mereka betul-betul menunggu angin segar yang bisa memberikan kemudahan untuk bisa melaksanakan ibadah umrah dan haji,” jelas Hilman.
Hilman juga menyampaikan situasi penanganan Covid-19 di Indonesia yang terus membaik. Trend pandemi di hampir seluruh kota sudah menurun drastis. Kesadaran masyarakat terkait penerapan protokol kesehatan dalam pencegahan pandemi juga terus meningkat.
”Harapannya, ini bisa dijaga dengan disiplin agar pandemi terus menurun, keadaan menjadi lebih baik lagi, dan jemaah Indonesia bisa segera mendapat kesempatan untuk beribadah umrah,” ujar Hilman.
Hilman juga menyinggung soal mitigasi penyelenggaraan umrah di saat pandemi. Menurutnya, perlu ada skema khusus dalam penyelenggaraan ibadah umrah di saat pandemi.
Pihaknya saat ini terus bersinergi dan berkoordinasi dengan asosiasi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU), Kemenkes, Kemenlu, Kemenhub, Maskapai Penerbangan serta instansi terkait lainnya dalam menyusun mitigasi dan skema penyelenggaraan umrah di masa pandemi.
”Mudah-mudahan dalam waktu dekat semakin clear dan skema tata cara serta penanganan pelaksanaan ibadah umrah di masa pandemi bisa diterbitkan. Tentu dibutuhkan juga kedisiplinan jemaah dalam menaati prokes,” paparnya.
”Insya Allah, sebagai Dirjen PHU yang baru saya akan berkoordinasi dengan semua stakeholders dalam waktu dekat agar harapan untuk bisa memberangkatkan jemaah umrah Indonesia bisa kita akselerasi,” sambungnya.
Hilman mengapresiasi respon Dubes Saudi Essam bin Abed. Kepadanya, Essam juga menegaskan keinginan Pemerintah Saudi agar jemaah Indonesia bisa kembali menunaikan ibadah umrah. Namun, di tengah pandemi, regulasi yang diterapkan sangat ketat demi kenyamanan dan keamanan jemaah yang datang dari berbagai negara. (*)
Editor Sugeng Purwanto