PWMU.CO– Amalan harian sesuai anjuran Nabi Muhammad saw disampaikan oleh Ustadz Dr Imam Syaukani MA dalam Pengajian Ahad Pagi PCM Lakarsantri bertempat di MI Muhammadiyah 28 Jl. Raya Bangkingan, Ahad (17/10/2021).
Imam Syaukani menjelaskan, amalan harian pertama adalah berucap salam ketika memasuki rumah. Berdasarkan hadits dari Anas bin Malik, Rasulullah berkata kepadanya.
Yaa bunaiya, idza dakholta ala ahlika fasallim yakun barakatan alaika wa ala ahli baitika.
Hai anakku, jika kamu masuk menemui keluargamu, ucapkan salam, niscaya akan menjadi berkah bagimu dan keluargamu. (HR Tirmidzi No. 2622)
Menurut Imam Syaukani, masuk rumah dengan mengucapkan salam terlebih dulu menjadikan setan tak bisa masuk.
”Ini sesuai keterangan hadits kalau muslim masuk rumah berucap salam maka setan berkata laa mabidalakum wa laa asya. Artinya setan tak bisa bermalam dan tak dapat makan malam sehingga setane mbambung lan kuru-kuru,” ujar dia.
”Sebaliknya lek mlebu omah sak enake dewe maka setan berkata mabid wa asya. Setane dadi lemu-lemu,” kelakar Ketua Korps Mubaligh Muhammadiyah Kota Surabaya ini…
Dia juga menerangkan kalau masuk rumah sendiri yang tidak ada orang di rumah menurut kitab Al-Afkar, Imam Nawawi menyarankan salam yang dibaca Assalamu alaina wa ala ibadikas salihin.
Kedua, bangun pagi sebelum Subuh. Hadits dari Shakr al-Ghamidi berkata, Rasulullah saw berdoa:
Allahumma baarik li ummati fii bukuuriha.
Artinya, ya Allah, limpahkanlah keberkahan kepada umatku pada waktu pagi buta.
Imam Syaukani mengatakan, siapa yang tadi malam tidur dengan setan itu bisa diketahui. ”Orang sebelum adzan Subuh bangun tapi kembali tidur lagi. Karipan gak nang masjid,” ujarnya.
Dia menjelaskan, ayam, burung, bebek, kambing, sapi sudah bangun sebelum Subuh. ”Tapi manusia bangun, kencing lalu tidur lagi. Ini kasus,” katanya sambil tertawa.
Dikatakan, dunia seisinya menangis karena umat Islam tidur lagi habis Subuh padahal Nabi berdoa: malaikat turun bagi-bagi barokah. ”Tapi sampeyan pas turu akhire gak keduman,” selorohnya.
Ketiga, infak Subuh. Dalilnya hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah berkata: Tidaklah seorang hamba memasuki pagi pada setiap harinya, kecuali ada dua malaikat yang turun. Satunya berdoa: Ya Allah berikanlah ganti bagi dermawan yang menyedekahkan hartanya. Dan satunya lagi memohon: Ya Allah, musnahkanlah harta si bakhil. (Sahih Muslim No. 1678)
Imam Syaukani bercerita, waktu dia di pesantren dulu, kiainya tiap pagi selalu memasukkan uang infak ke kotak masjid. Dia kemudian bertanya, kenapa kiai selalu bersedekah di kotak masjid itu padahal itu pondok dan masjidnya sendiri.
”Jawaban kiai itu,”Saya hanya berharap doa satu dari malaikat di waktu pagi.” Setelah saya buka-buka kitab menemukan hadits yang jadi pegangan kiai itu,” tutur Imam Syaukani.
Amalan harian keempat, membaca dan mempelajari al-Quran.
وَإِذَا قُرِئَ ٱلْقُرْءَانُ فَٱسْتَمِعُوا۟ لَهُۥ وَأَنصِتُوا۟ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Ketika dibaca al-Quran maka dengarkan dan perhatikan supaya kamu mendapat rahmat. (Al-A’raf: 204).
Juga dalam surat al-Baqarah: 121
ٱلَّذِينَ ءَاتَيْنَٰهُمُ ٱلْكِتَٰبَ يَتْلُونَهُۥ حَقَّ تِلَاوَتِهِۦٓ أُو۟لَٰٓئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِۦ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِهِ
Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya.
Amalan harian kelima, menegakkan shalat Dhuha. Hadits dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah saw memberi wasiat kepadaku agar aku berpuasa tiga hari tiap bulan, shalat Dhuha dua rakaat, dan shalat witir sebelum tidur.
Keenam, berdoa di malam hari.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي، وَوَسِّعْ لِي فِي دَارِي، وَبَارِكْ لِي فِي رِزْقِي
Ya Allah, ampuni dosaku, lapangkan rumahku, dan berkahi rezekiku. (Musnad Ahmad No. 22104)
Ketujuh, berwudhu sebelum tidur.
Hadits dari Aisyah bahwa Rasulullah saw berkata
Kana idza araada an yanama wahuwa junubun tawadho’a wudhuahu li shalaati qabla an yanama.
Apabila Rasulullah saw ingin tidur, sedangkan masih dalam keadaan junub, maka berwudhu seperti wudhu mengerjakan shalat sebelum tidur. (Sahih Muslim No. 460)
Amalan harian kedelapan, shalat fardhu berjamaah.
صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
Shalat jamaah lebih baik 27 derajat dibanding shalat sendirian. (Sahih Bukhari No. 645 dan Muslim No. 650)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto