PWMU.CO – Mahasiswa UMM ajarkan beternak kambing dan domba ke siswa SMK Pertanian Pembanguna (PP) Wiyata Bakti Sengkaling Mulyoagung Kecamatan Dau Malang, Ahad (10/10/21).
Kegiatan Program Pengabdian Masyarakat Mitra Dosen dilakukan mahasiswa Program Studi (Prodi) Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang diikuti 20 siswa yang mengambil tempat di kandang CV Webs Farm, Dusun Klandungan, Landungsari, Kecamatan Dau Malang.
Koordinator Kegiatan Mohammad Najeh Maromi menjelaskan beternak kambing dan domba bisa dibilang gampang-gampang susah tergantung bagaimana perawatan yang diberikan.
“Pemilihan bahan pakan harus tepat,” ujarnya.
Dia memaparkan dengan adanya program ini kami memberikan pengalaman beternak yang baik dan benar. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah pengenalan ternak, breeding, pembuatan ransum dan silase, serta pemerahan.
Produksi Maksimal
Mohammad Najeh Maromi menjelaskan pengenalan jenis kambing ini bertujuan agar siswa dapat mengetahui jenis kambing atau domba mana yang nantinya dapat memberikan produksi maksimal terhadap usaha yang mereka rancang nantinya.
“Jenis kambing dan domba yang kami perkenalkan di kandang yaitu kambing saanen, sapera, boer, peranakan ettawa dan alpine. Sedangkan untuk dombanya ada awassi, merino, texel dan domba garut,” tuturnya.
Bibit Unggul
Mohammad Najeh Maromi mengungkapkan bibit ternak, baik kambing atau domba memang perlu dilakukan seleksi untuk memperoleh bibit yang unggul. Seleksi bibit tidak hanya terbatas pada penampilan fisik juga bisa dilihat garis keturunan.
“Biasanya kita kesulitan menentukan garis keturunan bila melakukan pembelian ternak di pasar hewan. Garis keturunan bisa kita kontrol jika kita melakukan kegiatan breeding sendiri atau melaukan pencatatan (recording) dengan baik.”
Kualifikasi Bahan Pakan
Mohammad Najeh Maromi mengatakan ransum merupakan gabungan dari beberapa bahan yang disusun sedemikian rupa dengan formulasi tertentu untuk memenuhi kebutuhan ternak selama satu hari dan tidak mengganggu kesehatan ternak itu sendiri.
“Pengetahuan tentang kualifikasi bahan pakan diperlukan untuk menyusun ransum seimbang. Pahan pakan yang digunankan dalam ransum ini ada kangkung kering, bayam kering, kulit kopi, kosentrat, dan mineral,” jelasnya.
Untuk susu kambing, lanjutnya, diperoleh melalui hasil pemerahan kambing. Biasanya jenis susu kambing yang biasa dikonsumsi adalah kambing ettawa.
Proses pemerahan yang baik, sambungnya, dapat menghasilkan susu yang baik. Sebaliknya jika dilakukan dengan kasar dan tidak higienis maka akan berisiko menimbulkan mastitis (peradangan kambing) yang dampaknya dapat menurunkan kualitas dan kuantitas produksi susu.
Pakan Diawetkan
Mohammad Najeh Maromi menjelaskan silase merupakan pakan hijauan ternak yang diawetkan. Pakan ini disimpan dalam kantong plastik yang kedap udara atau silo, drum, dan sudah terjadi proses fermentasi dalam keadaan tanpa udara atau anaerob.
“Hijauan yang kami gunakan untuk membuat silase ini adalah tebon jagung. Proses pembuatan silase di awali dengan poroses pencoperan yaitu proses pemotongan tembon jagung menggunakan mesin,” tuturnya.
Kemudian, sambungnya, memasukan potongan tebon jagung ke dalam drum silo dan dipadatkan sampai tidak ada rongga udara. Langkah terakhir pemberian kulit kopi di bagian atas tebon jagung yang berfungsi untuk menyamarkan bau manis dari silase yang dapat mengudang lalat untuk bertelur.
“Pembuatan silase menggunakan tebon jagung tidak memerlukan bakteri starter dikarenakan pada jagung yang muda terdapat bakteri asam laktat dan mengandung gula 2 persen,” tandasnya. (*)
Penulis Lutfi Rianko. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.