Maulid Nabi Bukan 12 Rabiul Awal oleh Amirul Muslihin, anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Blitar.
PWMU.CO– Kelahiran Nabi Muhammad saw lazim diperingat 12 Rabiul Awal. Populer disebut Maulid Nabi.
Sebenarnya sejarawan sirah nabawiyah dan ahli falak hingga saat ini masih ada perselisihan tentang tanggal kelahiran Nabi itu.
Memang tak ada catatan dan riwayat yang pasti kecuali tentang hari dan tahun kelahiran Nabi saw. Yaitu hari Senin tahun gajah.
Dalam hadits riwayat Muslim, Nabi saw mengabarkan, lahir pada hari Senin ketika menjawab pertanyaan sahabat tentang puasa hari Senin. Bukan bertanya tentang tanggal kelahirannya.
Seandainya para sahabat mengetahui tanggal kelahiran Nabi saw mengandung suatu kebaikan, niscaya mereka tidak merahasiakan. Lantaran inilah, sebagian kaum muslimin perpandangan bahwa mengetahui tanggal kelahiran Nabi itu tidak begitu penting. Bahkan sama sekali tidak memiliki nilai apa-apa.
Beberapa Pendapat
Ada beberapa perspektif para ulama, sejarawan sirah nabawiyah, dan ahli falak dalam perhitungan astronomis Kalender Islam Global-Hijrunivers untuk merekonstruksi dan menganalisis kapan tanggal kelahiran Nabi saw.
- Sepakat bahwa kelahiran Nabi Muhammad pada hari Senin sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim.
2. Sepakat bahwa bulan kelahiran Nabi Muhammad bulan Rabiul Awal. Walau juga ada yang berpendapat di bulan Muharram, Shafar, Rajab dan Ramadhan. Ibnu Katsir berpendapat riwayat tersebut dinilai sangat gharib (ganjil).
3. Sepakat bahwa tahun kelahirannya Nabi Muhammad saw adalah tahun gajah sebagaimana hadits Qais bin Makhramah ra yang diriwayatkan Ibnu Ishaq. Kemudian diketahui bahwa tahun gajah yang dimaksud di antara tahun 570 atau 571 M.
4. Penuturan Ibnu Katsir tentang tanggal maulid Nabi saw sebagai berikut
a. Malam ke-2 Rabiul Awal sebagaimana dinyatakan Ibnu Abdil Bar dalam Al-Isti’ab dan diriwayatkan Waqidi dari Abu Ma’syar Najih bin Abdurrahman Al-Madani
b. Hari ke-8 Rabiul Awal, bahkan ulama besar Muhammad bin Musa al-Khawarizmi menyatakan secara pasti hal ini. Dikuatkan oleh Abu Khaththab bin Dihyah, Ibnu Hazm juga membenarkannya pendapat ini
c. Tanggal 10 Rabiul Awal, diriwayatkan Ibnu Asakir dari Abu Ja’far al-Baqir dan Mujalid dari Sya’bi
d. Tanggal 12 Rabiul Awal oleh Ibnu Ishaq dan diriwayatkan Abu Syaibah, inilah yang populer di kalangan mayoritas kaum Muslimin, dan juga sebagaimana ditulis dalam sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam.
e. Tanggal 17 Rabiul Awal diceritakan Ibnu Dihyah dari sebagian orang Syi’ah
f. Tanggal 22 Rabiul Awal diceritakan juga oleh Ibnu Dihyah dari manuskrip Wazir Abu Rafi`.
Namun Ibnu Katsir berpendapat bahwa yang disebutkan di atas tidak satupun di antaranya yang ditopang oleh hadits sahih. Bahkan tanggal 12 itu haditsnya dhaif ada yang terputus dalam sanadnya.
5. Hari Senin, tanggal 9 Rabiul Awal pada tahun tragedi pasukan gajah atau 40 tahun dari berlalunya kekuasaan Kisra Anusyirwan. Juga bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April tahun 571 M sebagaimana yang dikutip Syaikh Safiyyurrahman al-Mubarakfuri di dalam Ar-Rahiq al-Makhtum dari seorang ulama besar, Muhammad Sulaiman al-Manshurfuri dan seorang ahli ilmu falak Mahmud Basya.
6. Tanggal 10, 8, 12 Rabiul Awal pernyataan ahli ilmu falak Abdullah bin Ibrahim bin Muhammad Sulaim dan dalam pernyataannya bahwa telah terbukti dari periwayatan yang sahih tanpa menyisakan keraguan bahwa Nabi lahir 20 April 571 M (Tahun Gajah).
7. Hari Senin, 9 Rabiul Awal tahun 53 sebelum Hijrah bertepatan dengan 20 April 571 baik menurut rukyah maupun hisab yang dihitung dari permulaan 1 Muharram 1 H dalam kitab Taqwimul Azman yang dinukil oleh Muhammad bin Abdullah al-Usyan.
8. Hari Senin Legi tanggal 10 Rabiul Awal 53 sebelum Hijrah berdasar pada hasil ijtimak pada bulan Rabiul Awal 53 sebelum Hijrah menurut hasil perhitungan hisab KH Noor Ahmad.
9. Lahir pada hari ke-55 setelah kekalahan tentara bergajah, yakni pada pagi tanggal 9 Rabiul Awal 571 M sebagaimana yang dinukil oleh M. Quraish Shihab dalam bukunya Membaca Sirah Nabi Muhammad saw dalam Sorotan al-Quran dan Hadits-Hadits Shahih dari seorang pakar ilmu falak Mesir, Mahmud al-Falaky al-Mashry sebagaimana dikutib oleh Ali Husni al-Kharbuthly dalam bukunya Abdul Muththolib Jad ar-Rasul.
10. Tanggal 9 Rabiul Awal sebagai tanggal kelahiran Nabi sebagaimana pendapat Dr Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar MA kepala OIF OMSU dari hasil rekonstruksinya melalui perbandingan pendapat ulama dan jumhur ulama yang menyebutkan hari Senin sebagai hari kelahirannya.
11. Tanggal 12 Rabiul Awal 53 Sebelum Hijrah yang bertepatan hari Senin 5 Mei 570 M, sebagaimana pendapat yang disampaikan oleh Prof Dr H Thomas Djamaluddin MSc, peneliti Matahari dan Antariksa LAPAN Bandung, berdasar pada perhitungan software konversinya.
12. Hari Senin tanggal 5 Mei 570 bertepatan dengan 14 Rabiul Awal 53 Sebelum Hijrah sebagaimana hasil penelitian dalam disertasi Dr Anisah Budiwati MSi, dosen Pascasarjana Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia.
Rekonstruksi
Dalam perspektif KIG-Hijrunivers kepastian tanggal kelahiran tersebut begitu menarik dan penting. Bukan sekadar memastikan Maulid Nabi, tapi menjadi penguji terhadap impian satu kalender Islam pemersatu (Kalender Islam Global).
Analisis kajian matematika-astronomis hisab kontemporer saat ini sudah sangat akurat menetapkan detail posisi matahari dan bulan, waktu gerhana, matahari terbit di ufuk timur dan waktu tenggelam di ufuk barat, dan jadwal waktu shalat dengan persisi.
Perhitungan astronomi hisab KIG-Hijruniversyang konsisten dengan kriteria ketika matahari terbenam pasca ijtimak posisi bulan positif masih di atas ufuk dan berdasarkan pada 1 Muharram 1 H bertepatan dengan hari Kamis Kliwon, 15 Juli 622 M dan keterangan hadits, maka dapatlah diketahui tanggal lahir Nabi Muhammad saw dengan pasti, dari beberapa pendapat yang masyhur di atas tentang maulid Nabi.
Hadits riwayat Muslim
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الِاثْنَيْنِ فَقَالَ فِيهِ وُلِدْتُ وَفِيهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ
Dari Abu Qatadah al-Ansari ra diriwayatkan bahwa Rasulullah saw ditanya tentang puasa hari Senin, lalu menjawab,”Pada hari itu aku dilahirkan dan pada hari itu pula wahyu pertama diturunkan kepadaku.”
Data perhitungan astronomi berdasar kalender Islam global yakni hisab KIG-Hijrunivers awal bulan Rabiul Awal 53 Sebelum Hijrah di kota Mekkah dengan memperhatikan ketinggian setempat, menunjukkan bahwa Ijtimak akhir bulan Shafar 53 SH terjadi pada hari Jumat Legi 10 April 571 pukul 09:57:29 MMT dengan waktu ghurub pada tanggal tersebut pukul 18:40:00 MMT dengan tinggi bulan/hilal 02°20’19” serta umur bulan dari ijtimak sampai ghurub 8j42m31d, dengan demikian hilal sudah wujud dan kemungkinan bisa dirukyat.
Sementara jadwal bulan purnama diketahui terjadi pada hari Sabtu Legi tanggal 25 April 571 M pukul 20:31:40 MMT.
Dari data astronomi awal bulan Rabiul Awal 53 SH tersebut dengan demikian dapat diketahui bahwa tanggal 1 Rabiul Awal 53 SH bertepatan dengan hari Sabtu Pahing tanggal 11 April 571 M. Oleh karena itu
- Hari Senin Wage, 13 April 571 M bertepatan dengan tanggal 3 Rabiul Awal 53 SH
- Hari Senin Legi, 20 April 571 M bertepatan dengan tanggal 10 Rabiul Awal 53 SH
- Hari Senin Pon, 27 April 571 M bertepatan dengan tanggal 17 Rabiul Awal 53 SH
- Hari Senin Kliwon, 4 Mei 571 M bertepatan dengan tanggal 24 Rabiul Awal 53 SH
Maka dengan hasil paparan dan analisis di atas tampak bahwa kita harus menerima kelahiran Nabi Muhammad saw yang mempunyai nilai kepastian adalah pada hari Senin Legi tanggal 10 Rabiul Awal 53 Sebelum Hijrah sesuai dengan perhitungan gerak faktual bulan di langit yang bertepatan dengan 20 April 571 M.
Editor Sugeng Purwanto