PWMU.CO – Sekolah Kader digelar oleh Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Gresik lewat pertemuan Zoom, Rabu (20/10/2021).
Pertemuan ini berkelanjutan. Acara kedua dijadwal Ahad, 24 Oktober 2021 dan pertemuan ketiga, Ahad 31 Oktober 2021.
Ir Siti Faizah, Ketua MPK PDA Gresik menjelaskan, Sekolah Kader adalah program tambahan dari Pimpinan Pusat Aisyiyah sebagai penguat pengaderan formal yang dilakukan secara struktural dari Pimpinan Pusat sampai Ranting.
Faizah menyampaikan, peserta anggota MPK dan Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Aisyiyah se- Kabupaten Gresik ditambah Angkatan Muda Muhammadiyah putri dari Ipmawati, Immawati, Tapak Suci dan Hizbul Wathan.
Ketua PDA Gresik, Idha Rahayuningsih MPsi menyampaikan, kader Aisyiyahharus memiliki integritas dan komitmen terhadap perjuangan. Yaitu anggota terbaik, terlatih, dan terpilih sebagai anggota inti dan tulang punggung organisasi.
”Sebagai anggota terbaik, kader Aisyiyah memiliki seperangkat kompetensi, yaitu kompetensi keagamaan, ideologis, akademik-keilmuan, sosial kemanusiaan serta memiliki integritas dan komitmen dalam mewujudkan visi dan misi organisasi untuk tegaknya ajaran Islam dan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” ungkapnya.
Dia membacakan surat al-Qasas (28):26 yang artinya, salah seorang dari kedua wanita itu berkata,Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.
Dia juga menggambarkan sosok kader Aisyiyah seperti metafora surat al-Fath (48):29 yang menggambarkan Nabi Muhammad dan orang yang bersamanya keras terhadap orang kafir dan berkasih sayang dengan mukmin laksana pohon yang kokoh, akarnya menghunjam dalam tanah, serta batang, daun dan buahnya yang menawan dan menakjubkan.
Visi Abad Kedua
Ketua PWA Jawa Timur Dra Siti Dalilah Candrawati MAg sebagai pembicara menyampaikan visi misi Aisyiyah abad kedua.
Lahirnya Aisyiyah, kata dia, diawali dengan aktivitas kelompok pengajian Sopo Trisno di Yogyakarta sebagai respons atas kondisi, kultur-budaya, persepsi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam mengenai perempuan.
Dia mengingatkan kembali akan pesan KH A Dahlan, ”Jangan sampai urusan dapur melupakan tugas perempuan turut berjuang membangun masyarakat.”
Aisyiyah menjadi organisasi perempuan pertama yang menginspirasi gerakan perempuan di tanah air dan telah menoreh banyak kesuksesan dalam berbagai bidang kehidupan.
Visi ideal Aisyiyah, sambung dia, tegaknya agama Islam dan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Visi pengembangan: tercapainya usaha-usaha Aisyiyah yang mengarah pada penguatan dan pengembanagn dakwah amar makruf nahi munkar secara lebih berkualitas menuju masyarakat madani, masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Dalilah menyampaikan lima karakter Aisyiyah, yaitu 1. Gerakan Islam (harakatul Islam), 2. Gerakan perempuan berkemajuan pada garis wasathiyah, agar tidak terbawa arus ke kanan atau ke kiri, 3.Gerakan sosial kemasarakatan di akar rumput tanpa membedakan ras, suku, agama, 4. Gerakan beramal usaha dalam segala bidangnya, dan 5. Gerakan kebangsaan yang miliki khittah dan kepribadian, jika positif kita beramar makruf, jika negatif kita luruskan tanpa kehilangan kepribadian.
Adapun visi Gerakan Aisyiyah abad kedua, antara lain 1. Berkembangnya Islam berkemajaun dalam kehidupan masyarakat khususnya umat Islam dimana Aisyiyah berada, 2. Berkembangnya gerakan pencerahan yang membawa proses pem bebasan, pemberdayaan, dan pemajuan dalam kehidupan keumma tan dan kebangsaan, 3. Berkembangnya perempuan berkemajuan di lingkungan umat Islam dan bangsa Indonesia maupun ranah global sebagai insan pelaku perubahan menuju peradaban utama yang cerah dan mencerahkan. (*)
Penulis Lilik Isnawati Editor Sugeng Purwanto