Kepada pwmu.co, Herman menunjukkan berbagai amal usaha yang berkantor di kompleks masjid. Di antaranya Toko Buku Suara Muhammadiyah yang dikelola PCM, kantor keuangan syariah, dan KBIH yang dikelola PDM. Nampak juga TK ABA 1.
Herman mengatakan, meskipun minoritas hampir semua warga Nahdliyin dulu ngajinya di masjid ini. “Baru dua tahun terakhir ini mereka mengadakan pengajian sendiri,” katanya.
(Baca juga: Jelang Pergantian Tahun Baru Masehi: Hantu Degradasi Moral dan Pola Hidup Boros)
Dari masjid itu pula digerakkan program-program Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi. Seperti menggiatkan pengajian pimpinan yang berlangsung satu bulan sekali.
Dari masjid itu juga dilakukan pendirian Muhammadiyah Boarding School (MBS) Banyuwangi. MBS didirikan dalam 4 zona. “Zona 1 Kota Banyuwangi, Zona II Gambiran Jajak, Zona III Sumber Asri ,dan Zona IV Genteng.”
(Baca juga: Tiga Wajib bagi Orangtua dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini)
PDM Banyuwangi, tutur Herman, juga menggiatkan iuran Rp 10 ribu per bulan “Program iuran ini juga sudah berjalan. Kami juga akan menambah dua Cabang Muhamamdiyah di Wongsorejo dan Siliragung.”
Tak ketinggalan, dari Pusat Dakwah Muhammadiyah dilakukan optimalisasi dakwah di bidang kesehatan melalui 3 ujung tombaknya, yaitu Rumah Sakit Siti Fatimah di Kabat, RS Siti Khadijah di Muncar, dan RS PKU Rogojampi. (MN)