PWMU.CO – Kecelakaan, kader Muhammadiyah Kedungpring Lamongan, Rafinda Dzulfikar Zain, meninggal dunia saat perjalanan pulang dari Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi KH Ahmad Dahlan Lamongan (STIEKHAD), Selasa (26/10/21).
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kedungpring periode 2007 -2015 Sukijan SAg MPd mengatakan Zaen, sapaan akrabnya, meninggal akibat kecelakaan tunggal terjatuh dari sepeda motor, antara Jalan Blawi – Sidobangun Kedungpring Lamongan, Senin (25/10/21) sekitar pukul 14.00 WIB.
“Almarhum sempat sadar dan di bawah ke balai pengobatan terdekat, Robhitoh Medika, sebelum dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Soegiri Lamongan,” ujarnya.
Dia memaparkan pihak rumah sakit melakukan operasi pada almarhum pukul 20.00. Almarhum menghembuskan napas terakhir pukul 02.00, Selasa dini hari.
Kuliah Perdana
Sukijan menjelaskan pada hari Senin (22/10/21) Zaen mengikuti kuliah perdana secara offline. Kebetulan juga dia akan melakukan tugas untuk presentasi.
“Pada waktu kepulangan tersebut, dia mengalami kecelakaan. Ketika mau dirujuk ke RS Soegiri, dia sempat berbicara dengan ibunya. “Aku mau di bawa ke mana?” tirunya. Setelah di RS, lanjutnya, dia sudah tidak sadarkan diri.
Kader Harapan
Sukijan mengungkapkan Zaen merupakan kader tulen dari Kandangrejo yang mewarisi semangat pelopor Muhammadiyah.
“Selain santun, saleh, dan memiliki semangat tinggi, dia adalah sosok kader harapan pemuda Muhammadiyah,” jelasnya.
Dia mengatakan Zaen merupakan anggota bidang seni, budaya, dan olahraga di Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Kedungping Lamongan.
“Semoga Allah SWT senantiasa menempatkan Mas Zaen di sisi-nya dan husnul khotimah. Aamiin.”
Penghormatan Terakhir
Sukijan mengatakan jenazah dishalatkan di halaman Perguruan Muhammadiyah Kedungpring. Seluruh guru, karyawan, siswa SMP Muhammadiyah 3 dan SMK Muhammadiya 7 Kedungpring ikut serta menyalati.
“Bertindak selaku imam, Romadhan, Pengasuh Pondok Pesantren (PP) Al Muhajir Muhammadiyah PCM Kedungping,” tuturnya.
Dalam tausiahnya, sambungnya, Romadhan menyampaikan tentang tadzkiratul maut. Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan kehidupan dan kematian, semata untuk menguji hambanya, mana yang terbaik amalnya.
“Renungkanlah Rasulullah yang merupakan hamba pilihan Allah saja harus merasakan al-maut. Jika ajal telah datang, maka tidak ada yang bisa memajukan dan memundurkan waktunya. (*)
Penulis Sukijan. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.