PWMU.CO – Karakter Kader Muhammadiyah, Ini Tiga Cirinya. Suasana haru, hening dan penuh semangat mengawali materi Al-Islam yang disampaikan oleh Masro’in Assafani dalam kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Pelajar Muhammadiyah (PKPM) SMK Muhammadiyah se-Kabupaten Lamongan, di Wonosalam Trainning Center (WTC) Mojokerto, Rabu (27/10/2021).
Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan itu mengajak peserta untuk menyanyikan lagu Sang Surya. Peserta mengikutinya dengan khidmat.
“Pelajar Muhammadiyah yang menyakini keislamannya, maka akan menjaga setiap perkataannya dan juga akan terjaga tingkah lakunya,” katanya dalam penyampaian materi bertema Pengamalan Kehidupan Islami Warga Muhammadiyah, Aspek Pribadi.
Wakil Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Laren ini membeberkan lalau beberapa fakta, di antaranya banyak pejabat yang disumpah dengan al-Quran, tapi dia melanggar janjinya.
Ada banyak orang yang mengaku Islam tapi belum mencerminkan perilaku Muslim. “Inilah yang menyebabkan bangsa ini kehilangan keteladanan, karena para elite tidak bisa menyamakan antara kata dan laku,” tegas pria kelahiran tahun 1969 ini.
Oleh karena itu, dia berpesan, generasi Muhammadiyah hendaknya mengisi kekosongan ini dengan cara berusaha semaksimal mungkin memberikan pencerahan dan menunaikan amanat yang diberikan.
Tiga Karakter Pelajar Muhammadiyah
Ustadz Roin, sapaan akrab Masro’in Assafani, mengatakan sekolah Muhammadiyah hadir dalam rangka membentuk siswa yang berkarakter yang dilandasi tauhid.
Alumnus SMA Muhammadiyah 3 Parengan, Lamongan, tahun 1994 menjelaskan, ada tiga ciri pelajar berkarakter, yaitu:
Pertama, memiliki akidah yang kuat. Ditandai dengan ketangguhan dalam mempertahankan dan memperjuangan Islam. Syahadat hanya bisa tegak ditangan para kader yang tangguh dalam kondisi apapun.
“Dalam konteks kemuhammadiyahan, gerakan kita ini membutuhkan akitivis yang militan. Berjuang dan mengembangkan Muhammadiyah di mana pun berada,” urainya.
Kedua, berakhlakul karimah. Yakni menampilkan citra positif di tengah masyarakat, khususnya di komunitas pelajar atau remaja.
“Banyak remaja kehilangan jati diri karena lemahnya role model dalam dunia mereka. Peluang ini yang harus Kalian tangkap,” pesannya.
“Kalian memiliki peran ganda, sebagai remaja pada umumnya yang masih membutuhkan perhatian dan peran sebagai aktivis Muhammadiyah yang harus menjaga diri dari hal-hal yang tercela,” tambah pria asal Dusun Sapan, Desa Dateng, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan ini.
Ketiga, berkarakter syariah. Karakter ini ditandai dengan suka menolong, empati, dan tidak membuat susah orang lain. Selain itu, karakter ini juga ditandai berusaha bersikap adil untuk kemaslahatan manusia.
Di akhir materi, Ustadz Roin berharap agar anak-anak Muhammadiyah mampu mewujudkan dan mengimplementasikan karakter ini dalam kehidupan sehari-hari.
“Seorang siswa hendaknya benar-benar memiliki karakter-karakter yang kami sebutkan tadi. Maka Kalian akan menjadi generasi Muhammadiyah. Tidak sekadar kader-kaderan, tapi generasi bangsa yang sangat kuat, yang berkemajuan. Generasi bangsa yang mencerahkan sesuai dengan rahmatan lil alamin,” ujarnya. (*)
Penulis Mohamad Su’ud Editor Mohammad Nurfatoni