PWMU.CO – Ketika Mahasiswa asal Nigeria Masak Soto Ayam di Smamio. Siswa SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik (Smamio) antusias menyambut tamu spesial asal Nigeria, Silas Oghenemaro Emovwodo, Kamis (28/10/2021).
Siang itu, siswa bersiap untuk mendengarkan cerita mahasiswa Nigeria yang sedang kuliah S2 di Universitas Airlangga ini di Cordoba Convention Hall Smamio.
Ia datang untuk berkunjung ke sekolah yang memiliki julukan Sekolah Riset ini lalu memberikan cerita motivasi untuk siswa-siswi Smamio.
Dalam agenda bertajuk Getting Closer with Foreigner tersebut, dua siswa Smamio Nahida Chanun dari kelas X MIA 3 dan Andra Febrian dari kelas XI MIA 2 bertugas sebagai pembawa acara. Meski gugup awalnya, mereka merasa senang karena bisa berinteraksi langsung dengan Silas.
“Ustadzah, doakan aku lancar ya,” ujar Chanun sebelum tampil. Lalu ia menghela napas dan bersiap untuk naik panggung. Ia dan Andra menyapa teman-temannya dan juga Silas yang telah hadir.
Mengenal Silas Lebih Dekat
Memasuki acara inti, Silas—panggilan karib mahasiswa Nigeria itu menaiki panggung Cordoba Convention Hall Smamio. Dia ditemani oleh satu siswa yang bertugas sebagai moderator, Zulfi Adam dari kelas X IIS 1.
Sembari duduk bersama, Mahasiswa S2 Media dan Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga itu mulai bercerita tentang perjalanan hidupnya selama di Indonesia.
“Sejak 2017 saya berada di Indonesia tepatnya di Institut Seni Indonesia yang berada di Surakarta. Saya ke sini karena mendapatkan beasiswa Darmasiswa,” terang Silas.
Ia melanjutkan tujuan beasiswa itu adalah untuk memberikan kesempatan kepada orang asing untuk belajar budaya Indonesia. Silas mengaku sangat tertarik dengan berbagai macam seni yang ada di Indonesia.
“Saya suka teater seperti ludruk, wayang golek, dan kesenian tradisional yang lain,” ungkap Silas. Dia juga kagum dengan bahasa yang banyak nan beragam dan juga orang-orang Indonesia itu sendiri.
“Mereka sangat baik hati dan manis,” tambah Silas sembari tersenyum di balik masker yang dipakainya.
Zulfi—si moderator pun mengajukan pertanyaan kenapa ia memilih Universitas Airlangga dan mengambil bidang Media dan Komunikasi untuk studi S2-nya.
Silas pun dengan cepat menjawab bahwa sebelumnya ia telah menempuh pendidikan S1 dengan bidang media dan komunikasi juga. Dan saat S2 pun ia makin tertarik dengan dunia media dan komunikasi.
“Saya memilih Univeristas Airlangga karena kampus tersebut merupakan salah satu kampus terbaik yang ada di Indonesia,” ujar Silas.
Dengan spontan Zulfi bertanya kepada siswa-siswi yang turut hadir di depan panggung.
“Adakah dari kalian yang ingin masuk Unair?” tanya Zulfi.
Seketika siswa-siswi Smamio bergantian mengangkat tangan mereka dan berteriak lantang sembari mengatakan, “Saya!” bersahut-sahutan.
QnA bersama Silas
Setelah mendengar cerita Silas tentang Nigeria hingga kehidupan kuliahnya, siswa-siswi Smamio antusias untuk bertanya.
Salah satunya Naufaldy Ahmad dari kelas X MIA 3. Ia mengaku penasaran dengan kuliner yang ada di Nigeria.
Silas pun menjawab ada satu kuliner yang hampir mirip dengan kuliner Indonesia yaitu, nasi goreng. “Di Nigeria, namanya nasi jollof,” kata Silas.
Di akhir sesi tanya jawab, Naufaldy melontarkan pertanyaan kembali kepada Silas, apakah dia bisa berbicara dengan menggunakan bahasa Jawa.
Seketika itu Silas tertawa sembari menjawab, “Speak Javanese? Iyo, aku iso, iso,” ujar Silas diiringi tepuk tangan siswa-siswi Smamio.
Silas Memasak Soto Ayam
Selain sharing dan juga tanya jawab, dalam agenda ini juga diisi dengan demo masak dari Inspiration Class (IC) Cooking Smamio sebagai persembahan khusus untuk Silas.
Silas pun senang karena kedatangannya disambut dengan hangat ditambah dengan jamuan kuliner Indonesia favoritnya.
Sebelum memulai aktivitas masaknya, tim dari IC Cooking Smamio yang dibimbing oleh Diana Makhsusiyah SPdI memperlihatkan apa saja bahan untuk memasak soto kepada Silas.
“Ada ayam, kecambah, jeruk nipis, koya, bawang goreng, dan sambal,” terang Diana—sapaan akrabnya.
Setelah mendengar penjelasan dari tim IC Cooking Smamio, Silas pun bersiap untuk mulai memasak.
Silas mulai memotong daging ayam, memotong bawang hingga ngulek. Siswa yang hadir ikut bersorak melihat Silas ‘berkarya’ dengan cobeknya.
Setelah semua siap dan kuah matang, ia pun mencoba soto yang telah dimasaknya. Ia menuangkan kuah sotonya ke dalam mangkok lalu dicicipilah soto itu.
Sembari tersenyum, ia mengangguk-angguk dan mengangkat jari jempolnya tinggi. “Enak!” katanya.
Harapan untuk Siswa Smamio
Wakil Kepala Sekolah Bidang Pengembangan Pendidikan, Ulyatun Nikmah SPd mengungkap, melalui kegiatan ini siswa Smamio bisa berinteraksi langsung dengan foreigner berbahasa Inggris, belajar mengenai budaya antar bangsa dan menumbuhkan keberanian berkomunikasi dengan orang asing.
Kepada PWMU.CO, Jumat (29/10/2021) ia mengaku yakin datangnya Silas ke agenda Get Closer with Foreigner Smamio ini memberikan banyak manfaat bagi siswa.
“Seperti pemerolehan aksen dan lafal bahasa Inggris yang otentik,” sambung Ulya—sapaan akrabnya.
Selain itu—interaksi dengan native speaker akan memberikan dorongan yang kuat bagi siswa untuk terus berupaya menguasai kosa kata bahasa yang dipelajari hingga gestur, etika, maupun sikap saat berkomunikasi.
“Kami sangat senang karena Silas bisa berkunjung ke sekolah kami, semoga banyak manfaat yang akan diperoleh siswa kita kedepannya,” terang Ulya.
Sebelumnya Silas telah berkunjung ke Berlian School, SD Mugeb, dan juga Spemdalas. Di Spemdalas, Silas menjadi guru tamu mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas International Class Program. (*)
Penulis Novania Wulandari Editor Mohammad Nurfatoni