PWMU.CO – Lima Jam Mengikuti Fungame yang Penuh Filosofi. Teriakan, tepukan, sorak gembira, dan jeritan silih berganti memenuhi area lapangan Wonosalam Training Center (WTC) Mojokerto.
Suasana itu terjadi dalam fungame Pelatihan Kepemimpinan Pelajar Muhammadiyah (PKPM) SMK Muhammadiyah se-Kabupaten Lamongan, Kamis (28/10/2021).
Ainur Rofiq, koordinator tim instruktur fungame, mampu membawa suasana kompetesi penuh kegembiraan dan keakraban. Hal itu tergambar ketika permainan flag ideology yang digelar sejak pukul 07.30 WIB.
Tampak kesungguhan, kekompakan, dan keharmonisan. “Game yang kami berikan untuk peserta PKPM yaitu game building yang berfungsi untuk membantu sebuah tim mengenal sesama anggota dengan lebih baik melalui cara berpikir, bekerja, menyelesaikan masalah, dan bergembira,” terangnya.
“Tujuan akhir dari semua game tersebut adalah menganalogikan dan mempersiapkan peserta menjadi pemimpin,” tambah pria yang juga menjadi Bendahara Urusan Sarana Prasarana Bumi Perkemahan, Kwarda Hizbul Wathan Lamongan.
Menara Pipet
Tidak kalah serunya, ketika peserta bermain menara pipet yang dipandu oleh instruktur Fatkhur Roziqi. Tiap kelompok disediakan beberapa puluh sedotan.
Instruktur mengintruksikan untuk membuat sebuah bangunan sesukanya. Bisa rumah, gedung, jembatan, dan yang lain, dari bahan yang sudah disiapkan. Aspek yang dinilai adalah, kecepatan, inovasi dan kekompakan tim.
“Sengaja game ini kami gunakan dalam rangka untuk menanamkan, menerima, dan mendengarkan pendapat dari teman sekelompok,” terang Wakil Ketua Kwarda Bidang Pembinaan, Pengembangan Organisasi, DSD dan BKM (PPO) Kwarda Hizbul Wathan Lamongan itu
Juga melatih kepekaan imaginer (kecerdasan spasial) dapat berimajinasi: bangunan apa yang bisa dibuat dari sedotan, melatih kecepatan berpikir, melatih mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, serta siap menerima kegagalan untuk dijadikan pelajaran dalam memimpin organisasi.
Estafet Tepung
Jam beranjak siang. Permainan fungame semakin seru. Sepuluh tim berlomba mengumpulkan tepung yang paling banyak. Kaos warna hijau yang mereka pakai bertabur tepung putih. Mereka menikmati permainan estafet tepung.
Mubarok, intruktur permainan ini mengintruksikan setiap kelompok harus berkompetisi secara estafet memindahkan tepung yang sudah disiapkan di depan, lalu peserta di depan memindahkan tepung kepada peserta dibelakangnya dan seterusnya, tapi dengan syarat memakai kedua telapak tangan. Cara memindahkan melalui atas kepala dan peserta tidak boleh menoleh ke belakang.
“Permainan ini bertujuan untuk menghilangkan beban pada diri peserta, krena sifatnya gembira. Juga mengajarkan akan ketelatenan dan kesabaran,” urai Wakil Ketua Bidang Komunikasi Teknologi Informasi, Kwarda HW Lamongan ini.
Pemburu dan Tupai
Game terakhir jelang tengah hari yang bikin fisik peserta terkuras adalah pemburu dan tupai. Kali ini komandanya adalah Fastabiqul Khoirot.
Cara permainannya: awalnya peserta membentuk lingkaran, kemudian secara cepat instruktur meminta mereka membentuk kelompok yang terdiri dari tiga orang, sehingga pasti akan tersisa satu orang yang tidak mempunyai kelompok.
Dari tiga orang tersebut, satu orang menjadi tupai yang akan jongkok atau merunduk, berada di antara dua rekan lainnya yang membentuk pohon dengan cara berpegangan tangan saling berhadapan, seperti pada permainan “ular naga panjangnya”.
Fasilitator akan mulai dengan memberikan cerita, di mana dalam ceritanya akan diselipkan kata pemburu, angin, dan badai.
Jika disebut kata pemburu, maka semua tupai harus pindah ke pohon yang lain, jadi berpindah ke kelompok lainnya, secepatnya. Pohon tetap diam di tempat.
Jika disebut kata angin, maka yang berpindah adalah pohon, tanpa boleh melepas pegangan tangannya, mencari tupai yang lain.
Namun jika yang disebut adalah badai, maka semua harus berpindah dan berganti peran, boleh jadi tupai atau pohon dan sebaliknya.
Cerita akan dilanjutkan oleh satu orang yang tidak mendapat tempat/pasangan, dan diteruskan hingga beberapa kali. Pada saat berpindah, orang yang bercerita harus ikut segera mencari kelompok dan peran sebagai tupai/pohon yang kosong.
“Game ini bertujuan untuk menenamkan keakraban antar peserta dan melatih kecepatan,” tutur Wakil Bendahara Bidang Urusan Kerumahtanggaan dan Kewirausahaan (KTK) Kwarda HW Lamongan tersebut., mengakhiri acara pukul 12.30 WIB.
Peserta Senang
Rahma Nur Laili, salah satu peserta putri mengungkapkan kesannya. “Saya merasa senang dan terhibur. Dapat mengandung arti suatu kebersamaan, kekeluargaan dan kekompakan serta mengikat tali persaudaraan antar kelompok. Terima kasih Ramanda semua,” ungkap siswi kelas XI, SMK Muhammadiyah 6 Modo ini.
Kesan yang hampir sama disampaikan oleh Ferdi Dwi Maulana Harianto, “Game ini sangat bermanfaat bagi saya, karena bisa semakin membuat saya percaya diri dalam memimpin organisasi,” ujarnya.
“Saya merasa dengan teman-teman lainya bersatu untuk menjadikan kekompakan dalam tim meskipun tanpa aba-aba tapi saya dan teman teman tetap kompak dan solid,” kata salah salah satu peserta terbaik di acara PKPM ini.
“Kami tidak hanya mendapatkan teori, tapi juga praktik. Kami menganggap ini sebuah refreshing yang bermakna. Saya baru kali ini ikut pelatihan, sangat bermakna dan mengesan,” tambahnya. (*)
Penulis Mohamad Su’ud Editor Mohammad Nurfatoni