PWMU.CO – Indikator Sekolah Besar dan Tips Menjadikan Luar Biasa disampaikan Dr Mulyana SPd MSi dalam Workshop Membangun Budaya Progresif Sekolah Muhammadiyah dalam Meningkatkan PPDB di Hotel Rayz UMM, Sabtu (30/10/21). Acara diikuti Kepala Sekolah, dan perwakilan guru Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Kota Malang.
Ketua Pelaksana Sony Darmawan MPd menyatakan kegiatan ini merupakan kerja sama antara Forum Silaturahim Kepala Sekolah (Foskam) SD, SMP, dan SMA sederajat dengan Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Malang.
“Kerja sama ini bertujuan untuk membantu satu sama lain dengan saling gotong royong dalam meningkatkan penerimaan peserta didik baru (PPDB) di sekolah,” ujarnya.
Workshop ini juga bertujuan untuk forum silaturahmi antarsekolah. “Dan sengaja membuat setting tempat duduk yang dibedakan antarsekolah agar keakraban antar sekolah Muhammadiyah satu dengan yang lain dapat terjalin,” ujarnya.
“Denah tempat duduk memang dibuat berbeda agar bisa lebih akrab satu sama lain antar sekolah karena kami percaya bahwa keakraban dibangun dari hal yang sederhana,” imbuhnya.
Budaya Progresif
Ketua Majelis Dikdasmen PDM Kota Malang Dr Budiono MSi menyatakan budaya progresif perlu adanya kemauan yang gigih untuk terus bergerak maju dengan menjadikan masalah sebagai peluang.
“Kita harus bangga karena kita memiliki kemauan gigih untuk terus bergerak maju dan apabila kita diam maka kita akan tertinggal. Orang yang optimis itu adalah orang yang menjadikan masalah sebagai peluang. Itulah salah satu budaya progresif,” jelasnya.
Indikator Sekolah Besar
Dalama acara tersebut Ketua Majelis Pustaka Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dr Mulyana SPd MSi menyampaikan ada beberapa indikator sekolah dikatakan besar yaitu banyaknya murid, besarnya biaya SPP, dan testimoni masyarakat yang tingi.
“Apabila sekolah ingin mendapatkan murid yang banyak, maka PPDB adalah pintu yang harus dimaksimalkan,” tuturnya di hadapan 115 peserta.
Dia memaparkan ada tiga tips dan trik agar sekolah menjadi hebat dan luar biasa. Pertama diferensiasi, ambil langkah yang berbeda dan kedua adalah positioning, ubah mindset konsumen.
“Ketiga yaitu branding sekolah. Tentukan label sekolah.”
Untuk itu, PPDB kita harus memiliki konsep dan perencanaan yang matang dengan selalu melakukan evaluasi dan inovasi, memperluas jaringan pasar, menginput data sasaran, bersosialisasi, action, dan mengamati pasar serta pesaing.
Harus Jemput Bola
Mulyana mengungkapkan sekolah harus bisa jemput bola. Salah satunya menggunakan metode kerja sama dengan sekolah mitra. Untuk praktik, peserta pun disuruh menghitung target siswa yang diinginkan dan menuliskan nama sekolah berpotensi mendaftar.
“Bapak dan Ibu silakan tuliskan berapa target siswa yang diinginkan dan tuliskan sekolah mana saja yang kira-kira berpotensi mendaftar ke sekolah. Hitung juga peluang siswa yang akan mendaftar,” perintahnya.
Salah satu perwakilan dari SD Aisyiyah Kota Malang, Reni Nur Farida MPd menyampaikan target 100 siswa yang diinginkan sekolah dengan beberapa langkah strategi untuk menggaet siswa.
“Kami menargetkan ada 100 siswa. Strategi kami untuk mendapatkan jumlah tersebut dengan bekerjasama dengan TK Aisyiyah di Kota Malang. Guru diterjunkan langsung ke TK untuk mempromosikan sekolah,” terangnya.
Reni Nur Farida menjelaskan strategi berikutnya adalah bekerja sama dengan orangtua siswa, dengan panti asuhan yang bermitra dengan sekolah dan memberikan beberapa keringanan biaya dengan syarat yang berlaku. (*)
Penulis Dyah Avica. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.