PWMU.CO– Dialog Pendidikan SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya menghadirkan narasumber HR Alpha Amirrachman MPhil PhD, Sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, Selasa (2/11/2021).
Dialog Pendidikan mengusung tema Tantangan Mengembangkan Sekolah Muhammadiyah yang Berkemajuan. Dihadiri oleh dewan guru Smamda Surabaya dan Kepala SMP Muhammadiyah 5 Surabaya beserta jajarannya berlangsung mulai 09.30 hingga 11.00 di Ruang Rapat Smamda Surabaya.
Kepala Smamda Surabaya Astajab MM menyampaikan, dulu pemerintah melihat mutu pendidikan dari hasil UN (Ujian Nasional). Sekarang yang diukur adalah hasil dari UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer).
”Ranking 1-100 besar di Indonesia ternyata belum ada sekolah Muhammadiyah yang muncul. Ada 11 sekolah Muhammadiyah yang ditunjuk sebagai sekolah akselerasi belum masuk 100 besar itu. Di Jawa Timur yang ditunjuk SMA Muhammadiyah 2 Surabaya dan SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo,” kata Astajab.
Menindak lanjuti hal tersebut, sambung Astajab, maka hal pertama yang perlu diperhatikan yaitu meningkatkan visibility sekolah.
Alpha Amirrachman menyatakan, sekolah Muhammadiyah memiliki banyak kelebihan bukan hanya dilihat dari segi UTBK.
”Keunggulan bukan hanya UTBK, ini hanya sebagian kecil saja. Kita punya Ismuba. Wali murid menyekolahkan anak ke sini karena ada ilmu agama. Bukti keunggulan sekolah Muhammadiyah yang nyata, perlu diunggulkan,” kata dosen FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten.
Memang kita perlu meningkatkan visibility, ujar dia, kita harus ikut sama-sama terlihat. Karena ada sebagian kecil sekolah-sekolah yang masih baru tetapi sudah masuk 100 besar sekolah berdasarkan nilai UTBK.
”Kita pilih 11 sekolah Muhammadiyah untuk program akselerasi SMA/MA Muhammadiyah unggul ini sebagai model untuk sekolah lainnya,” tuturnya.
Pembelajaran Daring
Menurut dia, pola pembelajaran dan pola bekerja tidak akan sama seperti sebelum pandemi. Paling tidak pola hibrida akan kita lakukan. Mata pelajaran ada yang didesain secara daring. Pelajaran praktik seperti di SMK harus hadir.
Dia bersyukur respon Muhammadiyah sangatlah baik mengatasi pandemi dengan membentuk MCCC (Muhammadiyah Covid-19 Command Center) yang juga bekerja sama dengan pengelola sekolah.
Alpha Amirrachman menyampaikan pembelajaran di masa pandemi, prinsip utama berpegang pada edaran PP Muhammadiyah yang telah dibuat seperti pertama, keselamatan jiwa menjadi prioritas. Kedua, hak anak didik mendapatkan pendidikan berkualitas tidak boleh terputus karena pandemi atau apapun.
Prinsip pertama terfasilitasi dengan MCCC. Sedangkan yang kedua tanggung jawab bersama sebagai pendidik di sekolah Muhammadiyah.
Dikatakan, keterampilan guru menguasai teknologi informasi mulai baik di masa pandemi. ”Awal pandemi dulu kita adakan survei, sudah banyak yang daring tapi menggunakan WA. Alhamdulilah sekarang guru sudah melek digital. Bisa menggunakan google meet, zoom bukan hanya memindahkan pembelajaran konvensional saja,” lanjut Alpha Amirrachman.
”Di era revolusi industri 4.0 saat ini, pendidik harus menggali informasi, terus mengikuti perkembangan digital, melakukan self improvement agar tidak tertinggal atau termakan oleh zaman,” tandasnya. ”Jika tidak meningkatkan diri bakal tersingkir.”
Distorsi Kognitif
Musthofa Agus Suwanto SKom MM, guru TIK Smamda, memberi tanggapan atas ulasan pembicara. Menurutnya, perkembangan media dan teknologi tidak bisa dibendung. Kemudian dihantam lagi dengan pandemi sehingga percepatannya sangat sempit.
”Muncul distorsi kognitif, melihat sesuatu berdasarkan dirinya tanpa melihat referensi, lebih melibatkan perasaannya, baperan,” katanya.
Alpha Amirrachman menjawab, distorsi kognitif ada kaitannya dengan literasi media, literasi kognitif supaya tidak terbawa arus, tidak serta merta percaya. ”Berita yang ada tidak ditelan begitu saja, namun diresapi jika perlu digugat sehingga tidak mudah baperan,” ujarnya.
Adanya distorsi kognitif ini, tambah dia, membuat kita menyadari jika ada hal yang salah dalam masyarakat menyikapi perbedaan. Tugas pendidik, bagaimana mengembangkan siswa secara utuh, untuk bisa kritis menyikapi perbedaan dan perkembangan.
”Tidak hanya memiliki kognitif yang baik tetapi juga spiritual yang baik. Suatu perkembangan hendaknya perlu diikuti dengan tindakan, cepat beradaptasi dmegan adanya perubahan,” tandasnya. (*)
Penulis Eka Haris Editor Sugeng Purwanto