PWMU.CO – Lazismu Panceng Menggelar Home Care. Pada program ini tim berkunjung ke rumah-rumah warga untuk memberikan pemeriksaan kesehaltan dan pengobatan kepada yang membutuhkan.
Staf Kantor Layanan Lazismu (KLL) Panceng, Halizatus Sa’diyah, menjelaskan kegiatan home care ini melengkapi program sebelumnya yang telah berjalan. Seperti layanan mobil sosial, sayangi lansia, dan bantuan biaya berobat.
Dia menjelaskan, adapun yang menjadi sasaran dalam home care adalah mustahiq (orang yang berhak menerima zakat) yang sudah lansia atau sedang sakit tetapi terkendala biaya sehingga tidak bisa dirawat di rumah sakit.
“Pengobatannya diberikan secara gratis kepada pasien. Dalam program KLL Panceng kami bekerja sama dengan tim Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sekapuk yang dipimpin oleh Kepala Bidang Keperawatan Pak Irwan Habibi SKep NS,” ujar Haizah, sapaannya.
Dua Kloter
Haliza mengatakan, kegiatan home care KLL Panceng ini terbagi menjadi dua kloter. Pada kloter pertama hari Jumat (29/10/2021) diadakan di Desa Pantenan dan Desa Lemah Ireng. Lalu dilanjutkan pada hari Rabu (3/11/2021) di Desa Sono, Desa Sumurber, Desa Prupuh, Desa Wotan, dan Desa Doudo. Semuanya di Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik.
“Kebanyakan mustahiq yang kita periksa mengalami kelumpuhan atau stroke, sehingga tim dari home care tidak hanya terdiri dari perawat tetapi juga dari fisioterapi,” terang Haliza.
Selain memeriksa kondisi kesehatan, para tenaga medis juga memberikan masukan atau informasi pada mereka mengenai gerakan ringan yang bisa dilakukan setiap hari tanpa alat bantu.
“Dari situlah salah satu mustahiq yang semula putus asa untuk bisa sembuh menjadi semangat untuk sembuh. Bahkan ada warga yang semula tangannya tidak bisa digerakkan, setelah diajari oleh tim fisioterapi, alhamdulillah, mengalami perubahan yang baik,” paparnya.
Tidak hanya yang sakit yang mendapatkan informasi bagaimana melakukan gerakan yang dapat membantu proses penyembuhan. Tetapi yang sehat pun mengikutinya sehingga mengerti manfaat atau kegunaan melakukan pergerakan tersebut. (*)
Penulis Dyah Faridatun Editor Mohammad Nurfatoni