PWMU.CO– Tim UMM menyumbang mesin pembuat pakan ikan kepada warga Desa Parangargo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.
Penyerahan mesin oleh tim UMM saat Sosialisasi Pengolahan Pakan Ikan bertempat di rumah kepala desa, Kamis (4/11/2021).
Desa ini menjadi tempat Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) Universitas Muhammadiyah Malang yang dikerjakan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM).
Kali ini ditangani Tim PPDM terdiri Riza Rahman Hakim SPi MSc (Akuakultur), Machmud Effendy ST MEng (Teknik Elektro) dan Beti Istanti Suwandayani SPd MPd (PGSD).
Kepala Desa Parangargo Prawoto SSos mengatakan, sosialisasi pengolahan pakan dan penyerahan mesin pencetak pelet ikan ini bisa membantu budidaya ikan. Pengeluaran terbesar dari budidaya ikan air tawar adalah dari pakan. Hadirnya hibah alat ini tentu bisa menghemat biaya tersebut.
“Saya sebagai lurah sekaligus mewakili masyarkat Desa Parangargo berterima kasih atas hibah mesin pencetak pelet ikan yang nantinya akan membantu proses budidaya ikan air tawar,” katanya.
Kepala Bidang Pengelolaan Pembudidayaan Ikan Dinas Perikanan Kabupaten Malang Ir Rini Pandan Arum menyampaikan, instansinya mengembangkan jenis budidaya ikan di kolam air deras.
”Sampai saat ini, pengembangan ini masih tahap uji coba di Desa Sanankerto, Turen. Rencananya, Dinas Perikanan melakukan uji coba pula di Desa Parangargo,” ujarnya.
Rini berharap, sinergi antara UMM, pemerintah dan masyarakat bisa terus dijalin. ”Saya kira mesin pellet ikan ini bisa menekan pengeluaran warga pembudidaya ikan yang mencapai 60 persen dari total pengeluaran,” ujarnya.
Direktur DPPM UMM Prof Dr Yus Mochamad Cholily MSi mengatakan, program ini menggaet beberapa pihak seperti Kemendikbudristek. Kelangsungan program ini didukung oleh pemerintah selama tiga tahun ke depan.
”Daripada disimpan di kampus, alangkah baiknya ilmu ini dituangkan dan diimplementasikan di masyarakat. Harapannya warga bisa merasakan manfaatnya secara langsung,” katanya.
Yus, sapaan akrabnya, menceritakan, sebelumnya pihaknya juga menyelenggarakan program pengembangan budidaya lele dengan sistem biona. Dari situ, mereka dapat melihat bahwa ada banyak aspek yang harus dipenuhi agar budidaya itu berhasil. Mulai dari bibit, pakan ikan, dan airasi.
”Budidaya ini juga membutuhkan listrik yang kuat, maka mereka memasang solar cell sebagai penunjang listrik,” katanya.
”Saya rasa pakan menjadi salah satu pengeluaran yang paling banyak menghabiskan. Maka dengan adanya mesin pelet ikan ini bisa menekan pengeluaran proses budidaya. Juga bisa menjadi sumber penghasilan tambahan melalui suplai pakan ikan,” jelasnya. (*)
Editor Sugeng Purwanto