PWMU.CO– Roket dari botol air kemasan itu berhasil meluncur jauh. Murid-murid SD Muhammadiyah 1 Wringinanom (SD Muwri) Gresik itu langsung berteriak gembira.
”Horeeee…!” teriak Rafa Putra Perdana dan teman-teman timnya saat roket hasil karyanya meluncur jauh sekitar 8 meter di halaman depan kelasnya, Jumat (12/11/2021) pagi.
Hari itu siswa SD Muwri bereksperimen membuat roket dari botol air mineral, kardus, dan kertas. Mereka dibimbing guru tamu dari SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik. Empat guru itu Yuliani Rizkiyah SPsi, Hamida SPd, Edy Kurniawan SPd, dan Amelia Wijayanti SPd.
Edy Kurniawan yang membimbing siswa meminta mengikuti instruksinya untuk membuat roket Siswa kelas 6 berhitung dan membentuk kelompok belajar. Para siswa tampak antusias mendengarkan cara membuat dan prinsip kerja roket air.
Setelah bahan dan alat dibagikan, kelompok belajar yang masing-masing terdiri dari 6 siswa sibuk mengotak-atik bahan di hadapannya. Awalnya siswa tampak bingung merangkai bahan-bahan itu. Setelah melihat hasil jadi yang dibawa dan ditunjukkan guru tamu, masing-masing kelompok langsung bersemangat dan cekatan merakitnya.
Prinsip pembuatan roket yaitu ujungnya harus lancip agar udara tidak terhambat dan bisa melaju cepat. Bagian sayap untuk menjaga keseimbangan harus dibuat dengan pas. Daya dorongnya memakai air dan angin. Botol diisi air separo lalu ditambahi angin lewat kompresor atau pompa.
”Susah sekali membuat sayapnya,” ujar Dwi Arya Ramadhan. Siswa kelas 6 Bilal ini ternyata waktu memotong kertas sayap ukurannya tidak sama.
Lain lagi dengan Ulan Aina Rasyid. Siswa kelas 6 Salman ini kesulitan membuat moncong roket. ”Kurang lancip dan ukurannya selalu kurang pas dengan botolnya,” tuturnya.
Setelah menyelesaikan roketnya, siswa menguji coba menerbangkan. Setelah diisi air dan semua roket diterbangkan, terpilihlah roket milik kelompok 4 kelas 6 Salman al-Farisi yang beranggotakan Rafa Putra Perdana, Dzakiy Tri Wahyu Utomo, Magfirotul Azmi Ramadhani, Berlian Tahta Arsillah, dan Shafira Habibah, keluar sebagai juara dengan jarak terbang terjauh.
Kepala SD Muwri Kholiq Idris SPd melihat siswanya yang antusias bereksperimen sains roket ini menyampaikan apresiasi kepada tim guru tamu Spemdalas. ”Luar biasa! Bisa menjadi contoh guru-guru di SD Muhammadiyah 1 Wringinanom agar selalu inovatif dalam mengajar,” tutur Idris.
Angket Belajar
Kegiatan lain berjalan di kelas percobaan (Trial Class Project). Siswa kelas 6 SD Muhammadiyah 1 Wringinanom juga diminta untuk mengisi angket kesiapan belajar.
Menurut Yuliani Rizkiyah SPsi, angket ini untuk mengetahui minat dan bakat siswa mengenai bidang apa yang banyak diminati. ”Selain itu angket ini untuk mengetahui rencana pendidikan lanjutan mereka,” tuturnya.
Menurut dia, mengisi angket seperti ini bagi siswa kelas 6 sangatlah penting. ”Karena terkadang ada siswa kelas 6 yang ketika ditanya mau melanjutkan ke mana, mereka masih belum bisa menjawab,” tuturnya. ”Siswa yang sudah menentukan pilihan maka mereka akan berusaha untuk mewujudkan agar dicapai.”
Dalam angket siswa diminta menjawab 24 pertanyaan seputar hobi, minat, dan bakat. Juga diberi pertanyaan tentang sekolah mana yang menjadi tujuan setelah lulus SD.
Guru SD Muwri Rahmat Syayid Syuhur MPdI dengan melihat profil singkat dari SMP Muhammadiyah 12 GKB atau Spemdalas bisa menjadi referensi wali murid kelas 6 SD Muwri untuk melanjutkan sekolah. ”Rujukan bagi yang ingin memilihkan lembaga pendidikan yang berkualitas bagi putra-putrinya,” ujarnya.
Kedatangan guru tamu ke SD Muhammadiyah 1 Wringinanom sebagai upaya perwujudan pemerataan Pendidikan. ”Siapapun bisa untuk melanjutkan pendidikan di sekolah manapun yang siswa kehendaki,” tutur Yuliani Rizkiyah SPsi, ketua tim guru tamu.
Menurut guru Wakasek bidang marketing Spemdalas ini, meski SD Muhammadiyah 1 Wringinanom lokasinya tidak terletak di wilayah kota, namun siswanya tetap bisa melanjutkan pendidikannya ke sekolah kota, seperti di Spemdalas.
”Kedatangan kami sebagai salah satu upaya mewujudkan merdeka belajar yang menjadi kebijakan Kementerian Pendidikan. Pendidikan saat ini adalah lintas wilayah atau daerah,” itambahnya. ”Untuk itu, di sini kami akan melakukan Trial Class Project atau kelas percobaan bagi siswa kelas 6,” kata guru yang biasa disapa Ustadzah Yuli ini. (*)
Penulis Miftakhul Muzdalifah Editor Sugeng Purwanto