PWMU.CO – SD Muwri Gelar Pelatihan Menulis Cerita Anak, Sabtu (13/11/2021). Kegiatan penguatan literasi guru yang dilaksanakan di Aula SD Muwri ini mengangkat tema “Cara Mudah Menulis Cerita Anak”.
Pelatihan yang diikuti 22 guru dan karyawan SD Muwri ini menghadirkan pembicara Ichwan Arif SS MHum, Koordinator Jurnalistik dan Literasi Mugebs School atau Sekolah Muhammadiyah GKB Gresik.
Selain dari SD Muwri, panitia juga mengundang delapan guru dari sekolah SD Muhammadiyah di wilayah Gresik selatan, yaitu SD Muhammadiyah 1 Menganti dan SD Muhammadiyah Driyorejo.
Karya setelah Pelatihan
Kepala SD Muhammadiyah 1 Wringinanom (SD Muwri) Kholiq Idris SPd menyampaikan ucapan terima kasih dan pengargaan sebesar-besarnya atas kehadiran pemateri dan peserta
Dia juga meminta maaf atas keterbatasan sarana prasarana yang ada. “Mungkin ruangan yang dipergunakan kurang representatif ataupun lainya,” ucapnya.
Dia menjelaskan, pelatihan ini untuk meningkatkan kemampuan literasi guru SD Muwri, terutama di bidang cerita anak. Menurutnya, pelatihan ini bukan sekadar untuk meng-upgrade ilmu, tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan berliterasi di lingkungan SD Muwri
“Pada dasarnya anak-anak suka membaca cerita. Dan dalam cerita tersebut mengandung pesan moral positif yang dapat diambil oleh pembaca. Maka tugas kita sebagai pendidik untuk bisa menjadi fasilitator bagi siswa dalam menumbuh kembangkan bakat dan potensi yang dimiliki,” ujarnya.
Idris berharap, selesai pelatihan ini para peserta bisa melahirkan karya dalam bentuk tulisan yang layak dipublikasikan. “Dan juga bisa mengimbaskan dan membimbing siswa dalam menulis cerita,” harapnya
Guru Sumber Inspirasi
Ketua Majelis Dikdasmen PCM Wringinanom Heri Siswanto, SHI mengatakan, guru adalah salah satu sumber inspirasi untuk siswanya. Karena guru panutan maka kemampuan literasi ini harus dimulai dari para pendidik.
Dia menyampaikan, kegiatan ini sangat penting. Karena itu dia meminta peserta jangan sampai melewatkan materi yang disampaikan narasumber. “Catatlah semua materi yang disampaikan, karena keterbatasan daya ingat yang dimiliki manusia,” pesannya sambil mengutip kata hikmah: “Ikatlah ilmu dengan ditulis.”
Heri berharap dalam pelatihan ini, guru—dan berimbas pada siswa—dapat melahirkan lebih banyak karya tulis yang bisa bisa dinikmati oleh pembaca. “Semoga budaya berliterasi ini semakin kuat dan menjadi budaya di lingkungan keluarga besar SD Muwri,” doanya. (*)
Penulis Rahmat Syayid Syuhur Editor Mohammad Nurfatoni