PWMU.CO – Begini Cara Mudah Menulis Cerita Anak. Menurut Ichwan Arif, menulis seperti itu harus mengerti rambu-rambu.
Koordinator Sinergi Jurnalistik dan Literasi Mugeb School atau Sekolah Muhammadiyah GKB Gresik itu menyampaikan dalam Penguatan Literasi Guru SD Muhammadiyah 1 Wringinanom Gresik dan Sekolah Mitra, Sabtu (13/11/21).
Rambu-rambu tersebut di antaranya: dalam menulis cerita menggunakan bahasa yang mudah dipahami, kreatif, dapat memancing imajinasi anak, dan membuat anak berfikir kritis.
Hindari Kata Kekerasan
Ichwan Arif menambahkan, dalam menulis cerita untuk anak hindari menggunakan bahasa yang fatal atau kekerasan. “Kita harus menhindari bahasa yang fatal dari segi psikologi. Misalnya kata mutilasi,” kata dia.
Dia lalu membagikan cara menulis yang menarik. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menemukan ide. “Ketika menulis sebuah cerita anak, ide bisa berasal dari kenangan masa kecil, sehingga kita bisa menggambarkan secara jelas cerita tersebut,” jelas pria kelahiran Gresik tersebut.
Setelah menemukan ide, dia melanjutkan, maka langkah selanjutnya membuat kerangka. “Buatlah kerangka cerita. dari kerangka tersebut dapat dikembangkan menjadi naskah cerita,” jelas penulis buku Merawat Singa Kreatif The Power of Creative itu.
“Selain itu pemilihan tokoh dalam cerita yang unik dapat menjadi faktor untuk menarik anakanak membaca sebuah cerita,” tambahnya.
Dia menjelaskan, opening (pembuka) dan ending (akhir) yang menarik dalam sebuah cerita juga perlu diperhatikan dalam menulis cerita anak. “Ending dari cerita anak diusahakan jangan menggantung,” tandasnya. Hal ini akan membuat anak penasaran karena tidak pasti akhir dari cerita yang dibacanya.
Pesan Moral Jangan Menggurui
Langkah yang terakhir menurut Arif, sisipkan pesan moral yang terkandung dalam cerita tersebut. “Biarkan anak yang menyimpulkan sendiri pesan moral tersebut. Jangan menggurui atau mendikte anak,” terangnya.
Arif menjelaskan, untuk mengajarkan anak kelas I dan II menulis superti itu , dapat menggunakan alat bantu berupa bendera flora dan fauna. Dari bendera tersebut dapat dibuat sebuah dialog.
“Dapat dilakukan dengan membuat cerita simple dari bendera flora dan fauna. Tanpa karakter, konflik, opening, atau ending. Dan dapat dilakukan secara spontanitas,” jelas dia menjawab salah satu pertanyaan dari peserta.
Ichwan Arif berharap semua peserta pelatihan bisa meningkatkan kemampuan menulis cerita anak dan dapat diimbaskan ke anak didik. “semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat dan diimbaskan ke anak anak didik,” pesannya. (*)
Penulis Khoirunnisa Editor Mohammad Nurfatoni