Abu Masakin, Ini Alasan Kenapa Gelar Itu Diberikan ke Marmin Siswojo oleh Amirul Muslihin, PDM Kabupaten Blitar.
PWMU.CO– H Marmin Siswojo yang mendapat sebutan Abu Masakin wafat pada usia 81 tahun pada Sabtu, 8 Rabiul Akhir 1443 H bertepatan dengan 13 November 2021 sekitar pukul 10.40.
Sebelumnya dirawat di rumah sakit Surabaya. Pak Sis, demikian sapaan akrabnya, sangat dikenal masyarakat Blitar. Bukan hanya sebagai Ketua PDM Muhammadiyah Blitar selama tiga periode tetapi dikenal sebagai bapak orang-orang miskin.
Drs Zainal Arifin MAg yang pernah menjabat Wakil Sekretaris PDM periode 2000-2005 dan Sekretaris PDM periode 2005-2010 dan 2010-2015 banyak kenangan dengan Marmin Siwojo yang menjadi Ketua PDM Blitar tiga periode.
Zainal Arifin menceritakan, H. Marmin Siswojo lahir di Blitar pada tanggal 6 April 1940 kelahiran Desa Jatinom Kanigoro Kabupaten Blitar. Sejak muda dikenal sebagai pekerja keras, gigih ulet tak mudah menyerah.
Di masa muda menjadi guru PNS di SD Negeri hingga menjadi kepala sekolah. Juga bekerja sambilan sebagai pedagang dan usaha apa saja untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Saat merintis usaha beternak ayam bermodal beli ayam beberapa ekor di pasar untuk dikembangbiakkan. Dari sini mengantarkan dia menjadi peternak ayam sukses. Dia punya semboyan: Saya untuk ayam, ayam untuk ayam, dan ayam untuk saya.
Dari kesuksesan ini Pak Sis membuka usaha dealer penjualan sepeda motor bernama Sis Motor dan usaha bidang lainnya.
”Sejak muda Pak Sis rajin mengikuti pengajian Muhammadiyah dan kegiatan Pemuda Muhammadiyah,” katanya.
Tahun 1995 dipercaya menjadi Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Aminah Blitar yang kini menjadi RSU Aminah Blitar. Lalu menjadi wakil Ketua PDM Blitar Raya periode 1995-2000, Ketua PDM Blitar Raya periode 2000-2005, Ketua PDM Kabupaten Blitar selama dua periode yaitu periode 2005-2010 dan periode 2010-2015. Setelah itu masih aktif sebagai Penasihat PDM dan berbagai organisasi sosial lain.
Pak Sis dikarunia enam anak. Tiga laki-laki dan tiga perempuan. Semua putra-putri dan menantu aktif Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Anak pertama H. Sigit Prasetyo SE menjadi Ketua Lazismu Blitar dan Wakil Ketua PDM Kabupaten Blitar. Anak kedua, H. Hidayaturrahman SE MM terpilih sebagai Ketua Kabupaten PDM periode 2015-2022.
Hj Heny Wastuti, Ketua PDA Kabupaten Blitar periode sekarang adalah anak menantu dari putra pertama. Serta putrinya, Eny Nasikah, pernah menjadi Ketua PD NA Kabupaten Blitar.
”Pak Sis sukses segalanya. Bisnis, membina keluarga, kaderisasi ekonomi dan dakwah Muhammadiyah,” kata Zainal. ”Juga sukses membina masyarakat masyarakat ekonomi lemah, cepat tanggap terhadap musibah.”
Dinobatkan sebagai orang yang sangat peduli dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin dan menerima penghargaan JTV Award dengan sebutan Abu Masakin alias bapaknya orang-orang miskin.
Nasihat Hidup Hemat
Wakil Ketua PDM Kabupaten Blitar periode 2015-2022 Busroni menuturkan, Pak Sis sosok yang sederhana, ramah kepada semua orang. Solidaritas sosial yang tinggi tidak pandang suku dan agama.
Menurut Busroni yang terkesan dari nasihat-nasihat tentang hidup hemat. Pertama, kalau masih ada jangan dimakan kalau sudah tidak ada baru dimakan. Kedua Berbuat kebaikan beliau Memberi nasehat: Berbuat baik jangan sekali ,berbuat jelek cukup sekali.
Kesan juga disampaikan Wakil Ketua PDM periode 2015-2022, Sunan Mahmud SAg, yang juga Kabag Administrasi dan Umum RSI Aminah Blitar.
”Beliau seorang penyabar, santun, selalu melibatkan anak-anak muda, suka turun ke bawah seperti ke Doko di lereng Gunung Kawi, Wates, dan Banyu Urip Wonotirto di Blitar selatan,” tuturnya.
Kenangan Sunan Mahmud yang tak terlupakan ketika turba ke tepian Kabupaten Blitar. Berangkat sore selalu berhenti di pinggir jalan untuk berbuka.
”Pengembangan Rumah Sakit Ibu dan Anak Aminah menjadi RSU Aminah merupakan sentuhan kebijakannya,” ujar dia.
Bidang dakwah, Pak Sis membangun masjid di atas tanah wakaf warga Puleh Rejo Kecamatan Bakung di Blitar selatan pada tahun 2014. Dia yang menguasai ilmu falak bersama penulis menentukan arah kiblat masjid.
Semoga Allah swt mengampuni dosa-dosanya, menerima amal ibadah, dan perjuangannya serta mendapatkan tempat yang penuh kenikmatan dalam surga dengan meninggalkan putra-putri dan dzuriyah yang saleh dan salehah yang senantiasa mengalirkan pahala jariyah di akhirat. (*)
Editor Sugeng Purwanto