PWMU.CO– H Marmin Siswojo (81), nama ini bagi dunia peternakan tidak asing lagi. Apalagi bagi kami yang memiliki hubungan khusus dengan PT Jatinom Indah Agri, Blitar. Kepergian H Marmin Siswojo pada 13 November 2021 menyisakan kenangan yang tidak terlupakan.
Beberapa kali kami berkunjung ke base camp peternakan miliknya. Walaupun tidak selalu berjumpa langsung, namun kontak batin kami sudah lama terikat. Alasan untuk keperluan kerja sama perekrutan tenaga kerja alumni, sehingga interaksi SMK Muhammadiyah 6 Modo Lamongan dengan PT Jatinom semakin dekat.
Kami bersyukur, pada tanggal 5 Oktober 2016 berkesempatan bertemu langsung dengan Marmin Siswojo yang mantan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Blitar ini. Perjumpaan bersama guru produktif peternakan ini dengan misi berbeda. Yaitu khusus mendengarkan petuah dan tausiahnya.
Kami dipersilakan masuk di rumahnya di Desa Jatinom, Kanigoro, Blitar. Kesan sederhana dan tawadhu tertangkap pada sosoknya. Pak Siswo—bagitu kami memanggilnya. Tutur katanya lembut dan keluar dengan teratur.
Dia bercerita panjang lebar tentang awal perintisan usaha dimulai dari satu ekor ayam. Kemudian hasil telurnya ditetaskan. Dari sinilah akhirnya menjadi besar sampai sekarang.
Tantangan silih berganti dihadapi dengan kesabaran. ”Kami makan seadanya, tidak berlebihan, tidak boros. Yang saya butuhkan, itu yang saya beli dan makan,” tuturnya. ”Mikir dimulai teko cilik dhisik, ojo mikir gedhe dhisik,” katanya yang berarti, berpikir dimulai dari yang kecil, jangan yang besar dulu.
Prinsip hidup Pak Siswo meresap dalam hati kami. Sebab sudah ada bukti. Kerja kerasnya benar-benar terwujud. Dari satu ekor menjelma jutaan ekor ayam.
Selama 45 menit kami menghabiskan waktu bercengkerama dan ngobrol di ruang tamu. Setelah itu kami pindah di ruang makan menikmati jamuan makan siang.
Pak Siswo sangat senang dengan perkembangan sekolah peternakan SMK Muhammadiyah 6 Modo, Lamongan. Dia berpesan supaya merawatnya dengan baik, seperti merawat diri sendiri.
”Merawat Muhammadiyah dan amal usahanya, niati untuk mengabdi, membangun surga. Cintailah seperti mencintai diri sendiri,” pesan dia yang kami simak dengan seksama.
Pertemuan dilanjutkan di camp peternakan sapi dan ayam. Kami disambut denga baik. Kami dilayani oleh karyawan seperti keluarga sendiri. Senyum dan sapa menyebar mengobati kelelahan kami.
Kami melihat Pak Siswo berbincang dengan beberapa karyawan. Sangat rileks dan santai namun tetap menjaga kesantunan.
Sore pukul 15.00, kami mengakhiri kunjungan. Menjelang pulang, semua rombongan diberi bingkisan telur matang dan susu satu tas kresek.
Selamat jalan H Marmin Siswojo. Keteladananmu akan kami lanjutkan. Ilmumu akan kami praktikkan. Kesabaranmu akan kami ukir.
Allahummagfirlahu warhamhu wa ‘afihi wa ‘fu’anhu wa akrim nuzulahu wa wasi’ madzkholahu wagsilhu bilma’i wa tsalju wal bardi wa naqqihi minadzunubi walkhotoyaya kama yunaqqi atssaubul abyadhu minaddanasi wa abdilhu daaron khoiron min daarihi, wa ahlan khoiron min ahlihi, waqihi fitnatalqobri wa ‘adzabinnar.
Artinya Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah dia. Selamatkan dan maafkanlah dia. Berilah kehormatan terhadapnya, luaskanlah tempat kuburnya. Mandikanlah dia dengan air, salju, dan embun.
Bersihkanlah dia dari segala kesalahan sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran. Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya. Dan peliharalah ia dari azab kubur dan neraka.
Penulis Mohamad Su’ud Editor Sugeng Purwanto