PWMU.CO– Sekolah Cinta Anak menjadi kegiatan sosialisasi Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah yang diadakan secara hybrid (luring dan daring) pada Ahad (14/11/2021).
Tema yang dibahas Menciptakan Sekolah Cinta Anak (SCA) sebagai Upaya Perlindungan Hak Anak untuk Dicintai dan Disayangi.
Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh seluruh kader dan pengurus Aisyiyah se-Indonesia. Acara ini kerja sama Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental.
Menurut Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Aisyiyah, Fitniwilis, kegiatan sosialisasi SCA ini merupakan ikhtiar Aisyiyah menciptakan suasana aman dan nyaman di sekolah. ”Agar anak belajar dengan baik tanpa ada rasa khawatir terjadi perundungan atau bahkan kekerasan,” katanya.
Hadir menberikan sambutan secara daring Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah, Masyitoh Chusnan. Dia mengingatkan seluruh peserta untuk responsif menjawab perkembangan dan tantangan zaman yang serba cepat.
”Sekolah Cinta Anak merupakan bentuk respons dan jihad Aisyiyah dalam menjawab persoalan anak-anak kita, maka kegiatan kerja sama strategis dengan Kemenko PMK ini harus dilanjutkan di tingkat wilayah karena ini untuk kepentingan anak-anak kita sebagai penerus bangsa,” tegasnya.
Hal senada diungkapkan Faozan Amar , Koordinator Tim Kerja. Dia mengajak semua pihak untuk memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan hak-haknya terpenuhi tanpa diskriminasi, tanpa perundungan bahkan kekerasan.
Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PP Aisyiyah, Hermina Bahar, yang hadir via zoom mengungkapkan salah satu pentingnya memasifkan program ini dengan menyoroti contoh buruk di media sosial dan televisi.
“Kita harus prihatin ketika perundungan dan kata-kata tidak baik malah menjadi hiburan di layar kaca, maka ini harus menjadi perhatian seluruh kader Aisyiyah karena akan memengaruhi tumbuh kembang anak,” pesannya.
Ella Sulhah, Ketua Divisi PAUD Majelis Dikdasmen PP Aisyiyah, menjelaskan, gerakan cinta anak sebetulnya sudah muncul satu abad yang lalu ketika ibu-ibu pendiri Aisyiyah prihatin dengan kondisi anak-anak pribumi yang tidak mendapatkan hak-haknya, terutama pendidikan.
”Maka Sekolah Cinta Anak ini adalah wujud dalam melanjutkan dakwah dan jihad para pendahulu kita,” ungkapnya.
Pimpinan Pusat Aisyiyah juga akan mendistribusikan buku Sekolah Cinta Anak ke seluruh pengurus Aisyiyah di Indonesia. Buku tersebut dijadikan sebagai pedoman dalam program ini agar dapat diimplementasikan dengan baik di lapangan. (*)
Penulis Fahmi Syahirul Editor Sugeng Purwanto