PWMU.CO – Tunas-tunas pahlawan dikupas Berlian School saat peringatan Hari Pahlawan dengan menghadirkan Guest Teacher pada Rabu (10/11/2021).
Spesial Hari Pahlawan SD Muhammadiyah 2 GKB (Berlian School) Gresik diikuti oleh siswa beserta wali kelas V Berlian School. Pemateri yang diundang adalah Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik Hilmi Azis Hamim MPdi. Kegiatan ini mengangkat tema Tunas-tunas Pahlawan Tumbuh dari Berlian School.
Dalam sambutanya Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana Muhammad Taufiq MPdi menyampaikan rasa terima kasihnya kepada ustadz-ustadzah yang telah mensukseskan acara ini.
Kegiatan ini bertujuan memberikan pembelajaran kepada anak-anak untuk mengenang pentingnya memperingati Hari Pahlawan. Kemerdekaan bangsa kita berkat kehendak Allah dan usaha serta perjuangan para pahlawan,” ujarnya.
Spirit Berkarya dan Menambah Ilmu
Menurut Taufiq seorang guru adalah pahlawan. Perlu diketahui ustadz dan ustadzah juga pahlawan. Pak Hilmi yang ada di depan kita ini juga seorang pahlawan.
“Guru itu pahlawan tanpa tanda jasa karena sudah mengantarkan siswa-siswinya menjadi top markotop. Kalau tidak percaya presiden dan menteri itu hasil didikan siapa? Ya bapak ibu guru. Jadi tidak salah kalau guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa,” ungkapnya.
“Saya berharap anak-anak mengikuti kegiatan ini dengan baik. Mudah-mudahan bisa menjadi spirit berkarya dan menambah ilmu untuk diri supaya menjadi orang yang bernilai manfaat bagi orang di sekitar,” imbuhnya.
Bambu Runcing Usir Sekutu
Hilmi Azis Hamim saat memulai materinya mengajukan pertanyaan kepada siswa mengapa tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.
“Ada yang tahu kenapa peringatan Hari Pahlawan di peringati tanggal 10 November? Kok tidak di peringati sebagai hari polisi atau hari tentara ya?” tanyanya di depan siswa.
Hilmi, sapaan akrabnya, kemudian menjelaskan peringatan hari pahlawan itu mengenang jasa para pahlawan pada masa itu. Diperingati hari pahlawan karena memperingati pertempuran di Surabaya yang terjadi pada tanggal 10 November tahun 1945.
“Kemerdekan Indonesia tidak diakui oleh tentara sekutu. Setelah 17 Agustus 1945, ternyata tentara sekutu tidak mengakui kemerdekaan Indonesia. Akhirnya mereka mendatangi Indonesia dan pada saat itu perang ada dimana-mana serta puncaknya adalah di Surabaya,” paparnya.
Dia melontarkan pertanyaan lagi tentang alat yang dipakai untuk perang para pahlawan pada masa itu. “Ada yang tahu alat yang digunakan perang bangsa Indonesia?” tanyanya.
“Iya anak-anak, alat yang digunakan hanya menggunakan bambu runcing saja. Memang tidak ada apa-apanya dengan Belanda. Tetapi dengan rahmat Allah swt dan perjuangan para pahlawan akhirnya Indonesia memenangkan peperangan tersebut. Sehingga setiap tahun pada tanggal 10 November diperingati hari Pahlawan,” jelasnya.
Cara Jadi Tunas Pahlawan
Hilmi menerangkan sebagai tunas-tunas pahlawan harus menjadi bibit unggul. Sesuai dengan tema maka anak-anak sekarang sekolah di SD Muhammadiyah yang diibaratkan seperti ladang yang subur. Dan kalian sebagai bibit unggul. Jadi anak-anak di sini itu unggul semua.
“Karna anak-anak unggul, jadi bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Maka anak-anak ini diharapkan menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah,” tegasnya.
Menurutnya ada tiga cara menjadi Tunas Pahlawan yang tumbuh dengan baik. Yaitu memiliki keimanan yang kuat, berilmu dan beakhlak mulia.
“Anak-anak sekolah di Berlian School ini jangan hanya sekadar sekolah. Karena banyak anak di luar sana sekolah hanya sekadar sekolah. Pada saat di sekolah tidak sungguh-sungguh. Jangan sampai seperti itu,” pesanya.
Sebelum siswa kembali ke kelas Ika Metha Sari sebagai MC mengumumkan bahwa ada persembahan pembacaan puisi oleh ananda Aisyah Putri kelas 5 Ahmad Dahlan berkolaborasi dengan Hilmi. (*)
Penulis Fiska Puspa Dwi Arinda. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.