PWMU.CO – Tampil di Forum Internasional, Siswa Smamita Beri Solusi soal Pengungsi di Rumania. Siswa SMA Muhammadiyah 1 Taman Sidoarjo (Smamita) mengikuti forum intenasional. Siswa yang tampil di forum internasional itu adalah Aisyah Putri Mecca kelas X IPA 5. Aisyah sapaan akrabnya, telah terpilih sebagai salah satu delegasi Indonesia di Asia Youth International Model United Nations (AYIMUN) secara virtual 12-14 November 2021.
“Ada 834 peserta dari 83 negara yang turut ambil bagian ini. Pendaftar berasal dari berbagai benua seperti benua Asia, Afrika, Amerika, hingga Eropa. Alhamdulillah. Saya termasuk salah satu di antaranya,” kata Aisyah saat ditemui di sekolah, Kamis (18/11/2021).
Ia menjelaskan, walau agenda ini diadakan secara virtual. Setiap ‘diplomat’ yang menjadi wakil bagi negaranya dituntut untuk menguasai keterampilan berbicara di depan umum, berdebat, diplomatis, bertukar pikiran, sampai dengan berkolaborasi. Topik utama yang diberikan kepadanya dalam agenda tersebut adalah Tourism, Interpol, Human Rights.
“Dalam kelompok diskusi itu, saya masuk kelompok United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). Yaitu badan yang ditujukan untuk melindungi dan memberikan bantuan kepada pengungsi berdasarkan permintaan sebuah pemerintahan atau PBB. Yang di dalamnya terdapat 53 peserta. Ada yang darb Benua Asia seperti India, Singapore, Malaysia, juga Meksiko dari benua Amerika,” jelasnya.
Siswa berusia 15 tahun yang hobi traveling ini menambahkan, pesertanya ini dibatasi usia dari 15 hingga 25 tahun. “Melalui program ini, Saya juga merasa bersyukur dapat menambah relasi pertemanan, perspektif baru, serta pengalaman baru dalam berdiskusi bersama anak-anak muda di seluruh dunia,” ucapnya.
Dalam pidatonya, ia mengangkat sub tema Peningkatan Pengungsi yang Tiba-Tiba di Rumania. Kenapa, tahun ini Rumania terdapat rekor jumlah imigran yang melintasi perbatasannya. Lebih dari 3.000 orang mengajukan permohonan suaka dalam tiga bulan pertama tahun ini. Ada 80 persen berasal dari Afghanistan, dan 500 anak di bawah umur Afghanistan tanpa pendamping. Ini jumlahnya hampir empat kali dari 2015.
Pada kasus itu, Aisyah mencoba memberi saran ketika kamp pengungsi yang dimiliki Rumania sudah tidak mencukupi, yakni dengan menggandeng pihak swasta. “Menurut saya, cara ini sebenarnya untuk meringankan dan berbagi tekanan dari mengelola imigran. Bagaimanapun juga, mengelolah para imigran ini juga tidak mudah, serta membutuhkan biaya yang besar,” ungkapnya.
Modal Bahasa Inggris
Dari pengalaman itu, Aisyah terus memperkaya conversation bahasa Inggris. Baginya, lancar berbahasa Inggris menjadi modal untuk bisa tampil percaya diri. “Selain lancar berbahasa Inggris, saya harus paham inti masalah dari negara yang saya wakili,” tutur gadis yang murah senyum itu.
Sementara, Mochammad Junaidi SPd, Wali Kelas X IPA 5, mengaku bangga atas penampilan Asiyah di forum international itu. “Semoga ke depan, agenda serupa benar-benar bisa dilaksanakan secara luring. Sehingga anak didik kami bisa langsung berinteraksi bersama rekan dari negara lainnya,” ungkap pria yang akrab disapa Pak Jun itu.
AYIMUN merupakan model kompetisi diplomasi internasional berupa simulasi sidang yang dikembangkan oleh United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
AYIMUN diresmikan oleh International Global Network sebagai wadah bagi pemuda-pemudi di seluruh Indonesia untuk mengembangkan diri dalam hal mentalitas, kepimpinan, negosiasi, dan diplomasi. (*)
Penulis Emil Mukhtar Efendi Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post