Bank Thithil, antara Menolong dan Mencekik, Faruq Ahmad Futaki, Manajer Bankziska Ponorogo.
PWMU.CO– Bank thithil bukanlah bank sebagaimana pengertian dalam undang-undang. Dia juga tidak terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Saya mencoba mencari di kamus, kosa kata itu belum dimasukkan.
Apa pengertian dari bank thithil?
Istilah itu muncul dari joke masyarakat untuk menamai aktivitas utang piutang yang diberikan seseorang yang pembayarannya dicicil tiap hari dengan bunga. Penagihnya tiap hari berkeliling kampung dan pasar sambil membawa tas kecil sebagai ’brankas’ uang dan buku daftar tagihan.
Masyarakat menyebut ’bank’ karena bisa memberikan utang. Sedangkan kata thithil artinya ditagih tiap hari. Thithil maknanya sama dengan cicil. Diambil sedikit demi sedikit. Bank thithil memberikan utang harian, pasaran, atau mingguan.
Besarnya utang kisaran ratusan ribu sampai satu jutaan rupiah. Biasa beroperasi di kampung, pedesaan, atau pasar tradisional.
Sistemnya adalah utang berbunga. Umumnya selesai di angka 10. 10 pasar atau 10 minggu. Jika dikonversi sekitar dua bulanan.
Mekanisme utang bank thithil unik. Beberapa bercampur tabungan di dalamnya tapi ini jarang. Potongan pinjaman atas nama tabungan. Tabungannya juga variatif Rp 50 ribu atau 100 ribu.
Tabungan bisa diambil atau memotong utang setelah beberapa kali pinjaman. Namun hampir-hampir tidak mungkin diambil. Karena biasanya utang bank thithil sustainable alias berkelanjutan.
Jebakan Utang
Bunga pinjaman sangat tinggi. Bahkan tinggi sekali. Misa mencapai 20-30% per paket pinjaman. Karena utang jangka pendek.
Meminjam istilah M. Yunus, pemenang Nobel dari Bangladesh, pinjaman ini seperti debt trap, jebakan utang.
Ada kata lain yang senada dengan thithil yaitu promes. Kata ini erat kaitannya dengan bank thithil. Dari kata promes inilah mungkin dapat dilacak dari mana sebenarnya sistem ini berasal.
Promes adalah alat administratif bank thithil dalam ucapan lidah Jawa. Aslinya promise dalam bahasa Inggris, yang berarti janji.
Di buku M. Nafik HR dan M. Syafii Antonio, ada ulasan tentang sejarah bunga utang mulai masa kuno hingga modern. Tapi tidak menyinggung rentenir bunga tinggi di masyarakat kecil ini.
Buku Prof Heru Nugroho berjudul Uang, Rentenir dan Utang Piutang di Jawa ditulis tahun 2001, menceritakan pasar kredit informal diperkenalkan pertama kalinya pada abad 16 di Yoruba, Nigeria Barat. Bernama asosiasi menabung bergiliran.
Di India muncul makelar bank yang menjadi perantara antara bank Inggris dan nasabah. Mereka berasal dari Chettinan India yang bekerja sebagai rentenir di Burma, Malaya, Ceylon, Singapura dan Medan. (*)
Editor Sugeng Purwanto