PWMU.CO– Sekolah Muhammadiyah unggul supaya mengangkat nama Persyarikatan makin besar. Branding unggul itu tergantung produkvitas kepala sekolah.
Demikian ungkapan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo, Zainul Muslimin, saat lokakarya perubahan perilaku hadapi Covid-19 sekolah Muhammadiyah se-Sidoarjo di auditorium Ki Bagus Hadikusumo Smamda Sidoarjo, Rabu (24/11/2021).
”Muhammadiyah punya nama besar, jangan sampai langkah-langkah kita membebani persyarikatan. Justru harus melambungkan keunggulannya,” ujar dokter hewan ini.
Muhammadiyah harus hebat, harus luar biasa. Sekolah harus membuat poster keunggulan yang bisa mengangkat nama besar Muhammadiyah. Sidoarjo ditetapkan menjadi daerah terpilih untuk melakukan sekolah siaga bencana oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).
MDMC sudah menjadi lembaga yang diakui dunia, mendapat sertifikasi dari PBB dalam hal penanggulangan bencana. Ini bukan hal yang main-main. Harus dilakukan dengan serius. ”Tidak bisa sebuah lembaga melakukan kegiatan kebencanaan di negara lain kecuali mendapatkan sertifikat dari PBB. Dan MDMC sudah memilikinya,” lanjut Zainul yang juga Ketua Lazismu Jatim ini.
Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Sidoarjo mendapat predikat patriot Covid-19 dari Disway. Ini menunjukkan, sesuatu yang dikelola dengan serius akan memberikan keunggulan. Bahkan penghargaan.
Dalam hal pendanaan, sambung dia, sekolah Muhammadiyah harus mendirikan Kantor Layanan (KLL) Lazismu. Satu-satunya sekolah yang mendirikan KLL Lazismu awalnya adalah SMK Mutu Gondanglegi. Padahal secara pendanaan SMK Mutu Gondanglegi sangat kuat tapi masih membutuhkan Lazismu.
”Sekolah Muhammadiyah unggul harus mendirikan Lazismu agar bisa memberikan layanan kepada masyarakat, dan menjadi keunggulan sekolah,” tegas pria berjenggot putih.
Produktivitas
Senada dengan Zainul Muslimin, Ketua Majelis Dikdasmen Ikhsan mengungkapkan, sekolah Muhammadiyah harus memiliki keunggulan yang menjadi branding sekolah. Tidak hanya biasa-biasa saja tapi harus luar biasa. ”Pastikan kita melakukan aktivitas atau produktivitas,” tambah mantan kepala SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo ini.
Dua hal yang perlu dicermati dalam hidup apakah senantiasa melaksanakan aktivitas atau sedang melakukan produktivitas. Kalau aktivitas, pagi berangkat, siang bekerja, sore pulang. Begitu terus berjalan. Itu namanya aktivitas. ”Kalau aktivitas kita tidak ada produktivitas, tentu akan rugi sekali,” tambah lulusan psikologi ini.
Apa yang bisa kita produk, apa yang biasa buat itu yang harus terus dilakukan. ”Kalau tidak ada produktivitas berarti rugi jadi kepala sekolah empat tahun tapi hanya beraktivitas,” tambahnya lagi.
Ia mencontohkan ketika bertemu dengan ketua PDM yang dibahas produktivitas. Termasuk pelaksanaan lokakarya yang menghadirkan kepala sekolah dan tim Covid-19. ”Selepas ini akan dibentuk tim monev yang akan memantau kesiapan sekolah terkait perubahan perilaku dalam menghadapi Covid-19,” tegas Ikhsan. (*)
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto