PWMU.CO – IMM (jangan) tertinggal oleh yang tak berorganisasi. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM Jatim Andreas Susanto.
Dia menyampaikannya saat memberikan sambutan pada Musykom Ke-6 Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Abu Hanifah Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla), Senin (29/11/2021).
Kegiatan yang mengangkat tema Alternasi Kepemimpinan Menuju Kader Profetik digelar di MIM 15 Banjarwati Jalan Sunan Drajat 97 Banjaranyar, Banjarwati, Kecamatan Paciran, Lamongan.
Kegiatan ini dihadiri Ketua Umum DPD IMM Jatim Andreas Susanto, Ketua PCM Paciran Kabupaten Lamongan Muhammad Anwar, dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Umla Hendrik Irawan SE MM.
Menurut Andreas Susanto kawan-kawan IMM saat ini kalah dengan anak-anak yang tidak berorganisasi tetapi kreatif. Itu karena kita semua kurang untuk mengikuti perkembangan zaman.
“Maka tantangan kita adalah kreatifitas dalam dunia digital. Kader IMM hari ini sangat mundur secara mentalitas. Padahal semua orang punya kesempatan yang sama. Tinggal kita mau atau tidak untuk menjadi yang terbaik,” ungkapnya.
Anak Muda Harus Heroik
Sementara itu Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Paciran Muhammad Anwar menyampaikan pesan bahwa untuk menjadi pemimpin di dunia harus mempunyai tiga keahlian.
“Yaitu keahlian individualitas, moralitas, dan sosialitas. Itu karena kunci agar kita menjadi pemimpin yang rahmatan lil alamin adalah tiga hal tersebut. Tentu diiringi dengan kecerdasan dan ketaatan kita kepada Tuhan semesta alam,” tuturnya.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Umla Hendrik Irawan SE MM yang hadir di kegiatan ini menegaskan anak muda itu harus heroik. Sekarang ini jika ingin memulai usaha atau ingin mencari penghasilan cukup mudah.
“Sekarang di dunia digital cukup mudah. Tinggal membuat konten kemudian di uploud. Ada juga anak muda sekarang yang mulai main trading atau main saham. Di dunia 5.0 sekarang banyak yang menggunakan teknik robotik. Maka dari itu mahasiswa harus berlari kencang agar tidak tertinggal jauh oleh negara lain,” pesannya. (*)
Penulis Ardi Syamsul. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.