PWMU.CO – Lima Kunci Keamanan Pangan di Turba Nasyiah Panceng. Ketua PDNA Kabupaten Gresik Ifa Faridah SPdI beserta lima yunda timnya—Kader BPOM Jawa Timur—menyosialisasikan Bimbingan Teknik Keamanan Pangan saat Turba 13 PCA ke Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Panceng, Ahad (21/11/2021).
Wahyu Hidayah SE, Imroatul Khasanah SE, Marisa Amelia, dan Maftuchatus Saidah SPd juga menjadi pemateri panel. Sedangkan Ian Ianah SPsi menjadi moderatornya. Semua perwakilan Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah (PRNA) se-Kecamatan Panceng hadir di TK Aisyiyah itu menyimak mereka.
Yunda Ifa—sapaan Ifa Faridah SPdI—mengutip al-Baqarah ayat 168. “Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-lanagkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
Dia menerangkan, makan pisang hasil panen sendiri atau membeli dengan uang kita sendiri itu halal dan baik. “Lain halnya jika pisang itu kita makan dengan cara mencuri, maka pisang itu baik tapi cara untuk mendapatkannya menjadi tidak halal,” jelasnya.
Kenali Tiga Bahaya
Yunda Ifa menekankan pentingnya memperhatikan pangan yang aman, bermutu, dan bergizi untuk keluarga sehat. Dia lalu memaparkan beberapa cara memastikan pangan yang aman.
Pertama, mengenali bahaya biologi seperti mikroba atau kuman yang dapat berkembang-biak pada pangan kita. Misal bakteri, kapang, kamir, dan virus.
Perkembangbiakannya dipengaruhi sisa makanan, tingkat keasaman, waktu, suhu, oksigen, dan air. “Pada daging, mikroba membutuhkan air untuk tumbuh. Jadi daging segar lebih cepat rusak dibandingkan dengan dendeng,” terangnya.
Kedua, mengenali bahaya kimia seperti racun alami dari pangan, cemaran bahan kimia dari lingkungan, penggunaan bahan tambahan pangan yang melebihi takaran, penyalahgunaan bahan berbahaya yang dilarang pada pangan, dan cemaran akibat pengolahan pangan. Contohnya boraks, bleng, dan pijer.
Ketiga, bahaya fisik. Yaitu benda-benda yang tidak boleh ada dalam pangan seperti steples, batu atau kerikil, rambut, serangga mati, potongan plastik, dan lain-lain. “Jika termakan, dapat menyebabkan luka pada mulut dan saluran pencernaan,” ujarnya.
Lima Kunci Keamanan Pangan
Pemateri berikutnya Yunda Yayuk, panggilan Wahyu Hidayah SE. Menurutnya, ibu rumah tangga bisa berperan mewujudkan pangan aman, bermutu, dan bergizi dengan menerapkan lima kunci keamanan pangan keluarga.
Pertama, membeli pangan yang aman dengan memperhatikan kebersihan tempat pembelian. Selain itu, buat daftar pangan yang akan dibeli. “Mencakup jenis dan jumlah sesuai kebutuhan,” ujarnya. Kemudian, perlu mempertimbangkan kemampuan penyimpanan di rumah. Misal, kapasitas kulkas.
Kunci kedua, menyimpan pangan secara aman dengan mengelompokkan jenis pangan yang disimpan pada suhu ruang, suhu dingin, dan suhu beku. “Penyimpanan daging sebaiknya disimpan sesuai kebutuhan sekali masak dengan membagi daging pada wadah atau palstik,” tuturnya.
Yunda Iid—sapaan Maftuchataus Saidah SPd—melanjutkan kunci ketiga, memasak pangan sampai matang dengan merebus, mengukus, menggoreng, dan memanggang. Kata dia, ini salah satu cara mengurangi jumlah mikroba dan menghasilkan cita rasa yang diinginkan.
Perlu juga memperhatikan peralatan masak. “Harus bersih, kering, dan berfungsi dengan baik. Misal kita tahu pisau yang sudah karatan, jangan dipakai ya! Dibersihkan dulu,” imbaunya.
Saat melehkan pangan dari freezer, lanjut Yunda Iid, biarkan saja sampai mencair atau merendam dengan air dalam keadaan masih tertutup rapat. Ketika memanaskan kembali, api atau panas harus merata.
“Pangan yang berkuah seperti soto, sup harus sampai mendidih dan diaduk selama pemanasan, pemanasan kembali hanya boleh satu kali!” tegasnya.
Kunci keempat, menyajikan secara aman. “Jenis pangan segar seperti sayur lalapan bisa langsung dimakan dengan dicuci dengan air bersih dan dibilas dengan air matang,” ujarnya.
Kelima, menjaga kebersihan. “Dapur bersih, makanan jadi aman,” tutupnya.
Cek Klik
Yunda Marisa Amelia menjelaskan “Cek Klik”. Pertama, cek kemasan, pastikan dalam kondisi baik. Kedua, cek label, baca informasinya. Ketiga, cek izin edar, pastikan punya izin edar. Ketiga, cek tanggal kedaluwarsa.
Selanjutnya, Yunda Imroatul Khasanah menyampaikan aplikasi Cek BPOM Mobile.Yunda Iim mengajak semua peserta membuka aplikasi Play Store, kemudian mencari BPOM Cek atau BPOM Mobile
“Jika sudah, misalnya pilih yang BPOM mobile. Ada cara scan produk. Setelah di scan, akan teridentifikasi dan kita bisa langsung cek detail produknya. Monggo nanti aplikasi ini bisa dipakai saat kita membeli produk,” terangnya.
Lontong Pakai Plastik
Saat moderator Ian Ianah memberi kesempatan bertanya, para peserta antusias. Seperti Yunda Mufariha dari PRNA panceng. “Saya Rikha, kebetulan pedagang. Biasanya saya masak lontong itu menggunakan plastik. Bagaimana apakah aman? Karena untuk mencari daun terkadang susah dan lebih mahal,” tanya dia.
“Saya menjawab pertanyaan tentang lontong ini merasa dilema,” jawab Riski Permata Putri sambil tertawa dan melanjutkan, “Karena memang selama ini kita ketahui lontong sering dijumpai dibungkus dengan plastik dan plastiknya ikut dimasak juga, yang memakai daun hampir jarang.”
“Saya sarankan yunda Rikha memilih kantong plastik yang khusus untuk makanan, atau lebih bagus lagi ganti dengan daun. Dan ingat jangan memakai steples ya, bisa pakai tusuk gigi untuk menutup bungkusnya!” imbuhnya. (*)
Penulis Ian Ianah Editor Mohammad Nurfatoni