PWMU.CO– Dosen dan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyusun buku dengan judul Mencari Pedagogi Kritis. Buku ini telah dirilis pada Senin (15/11) lalu.
Ahmad Sulaiman SPsi MEd sebagai inisiator menceritakan, buku ini bermula dari acara bedah buku di Forum Baca Kritis, komunitas yang ia rintis. Buku yang dibedah pada saat itu berjudul Pendidikan Kaum Tertindas karya Paul Freire.
Hasil dari rentetan diskusi-diskusi tersebut, sambung dia, muncullah ide untuk menuliskan refleksi pedagogi kritis. Kemudian kumpulan tulisan tersebut dijadikan satu menjadi buku.
”Tulisan-tulisan yang terkumpul tidak terbatas dari kalangan dosen saja. Ada pula beberapa mahasiswa yang memberikan kontribusi tulisan,” kata Ahmad Sulaiman dihubungi Rabu (1/12/2021).
Humada, pangilan akrabnya menjelaskan, buku ini bertujuan untuk memopulerkan model pembelajaran pedagogi kritis. Model ini adalah alternatif pembelajaran yang memanusiakan para peserta didik.
Juga mendorong mereka untuk aktif dalam pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Hal lain yang ada dalam buku ini adalah bagaimana menentukanan pembelajaran yang dekat dengan kehidupan sekitar.
”Pedagogi kritis adalah model pembelajaran alternatif yang memanusiakan peserta didik dan mendorong untuk aktif pada kehidupan sekitar, sehingga mampu menciptakan solusi dan menumbuhkan rasa empati,” ujarnya.
Tujuan lain buku ini, kata dia, meluruskan makna dan pengertian dari pedagogi kritis. Mengingat makna yang selama ini tersebar di dunia maya berbeda dengan pengertian pedagogi kritis secara autentik.
Dalam dunia maya, pedagogi kritis dipahami sebagai model pendidikan kritis terhadap kekuasaan. Menurut Humada, perlu adanya pelurusan makna terkait pedagogi kritis ini.
Dosen kelahiran Surabaya ini kembali menjelaskan, kendala utama adalah memastikan tulisan tetap pada jalur yang mengkaji pedagogi kritis.
Menurutnya, ada beberapa tulisan yang sedikit melenceng dari bahasan dan topik utama. Sehingga perlu adanya proses penyuntingan maksimal sembari memberi kritik dan saran pada penulis.
Humada mengungkapkan, buku ini adalah karya pertama dari proyek pedagogi kritis, yang rencananya akan dilanjutkan rilis buku kedua bulan depan.
Ia berharap karya ini bisa menginspirasi dosen, mahasiswa, serta masyarakat luas untuk bisa menulis buku sendiri. ”Tentu dengan buku ini, saya berharap semakin meningkatnya minat mahasiswa dan dosen UMM untuk menulis,” tandas Humada. (*)
Editor Sugeng Purwanto