Abnormal ala Guru Muhammadiyah Sebatik, oleh Pahri MAg MM, Pimpinan Pusat Forum Guru Muhammadiyah (FGM)
PWMU.CO – Pukul enam petang Ahad (21/11/21), setelah melalui perjalanan panjang dan melelahkan dengan angkutan laut dan darat, akhirnya saya dan rombongan sampai di SD Muhammadiyah Sebatik, Kalimantan Utara.
Di sekolah ini saya disambut langsung kepala sekolah-nya, Ustadz Rusman SPd beserta dewan guru.
Ustads Rusman yang lulusan Ponpes Persis Bangil Pasuruan ini, tampak riang menyambut kehadiran kami. Suka dan duka banyak diceritakan pria kelahiran Pinrang Sulawesi Selatan ini. Mulai dari mengajar tanpa dibayar sampai cara bertahan untuk hidup.
“Ini murni panggilan jiwa. Kalau sekadar mencari uang, saya sudah lama hengkang,“ kata Rusman singkat.
Fisik Sekolah yang Memprihatinkan
SD Muhammadiyah Sebatik berdiri tahun 1991. Saat ini mendidik 40 siswa dengan 5 orang guru. Kondisi fisik sekolah masih memprihatinkan, berlantai semen, berdinding kayu dan beratap genteng. Saya lihat plafon ruangan sudah pada lapuk.
“Belum ada dana untuk perbaikan,” kata Rusman dengan nada lirih.
Perjuangan Ustadz Rusman dan kawan-kawan Guru Muhammadiyah Sebatik luar biasa. Di tengah kondisi yang serba terbatas, mereka tetap bertahan. Tidak banyak kata, tapi berbuat nyata. Ini yang saya sebut abnormal. Di luar kebiasaan. Di atas rata-rata.
“Ini benar-benar NKRI,“ timpal Ketua FGM Kalimantan Utara H. Slamet, yang turut dalam rombongan ini.
Editor Mohammad Nurfatoni