PWMU.CO – MIM 7 Balen Bojonegoro Launching ‘Surat Cinta untuk Bapak Ibu Guru’. Keluarga besar Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) 7 Kenep, Balen, Bojonegoro menggelar acara Talk Show dan Launching Buku, (Sabtu, 27/11/2021).
Kegiatan yang digelar secara hybrid di aula madrasah ini diikuti siswa-siswi kelas VI, pendidik dan tenaga kependidikan, serta Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kenep.
Sementara kegiatan virtual diperuntukkan kepada semua wali murid, para alumni, dan kepala sekolah/madrasah Muhammadiyah se-Kabupaten Bojonegoro.
Ikhlas Bermuhammadiyah
Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhmmadiyah (PCM) Balen Kholil Rohman menyampaikan, melalui momentum Milad Ke-109 Muhammadiyah ini, diharapkan seluruh pimpinan, kader dan anggota Muhammadiyah di semua tingkatan maupun lembaga agar bisa memantapkan diri dan senantiasa ikhlas dalam ber-Muhammadiyah.
“Serta berkomitmen tinggi, berkhidmat, bekerjasama dan menjalin kebersamaan, bekerja secara sistemik dan terorganisasi, menjadikan persyarikatan unggul berkemajuan, serta memperluas gerak Muhammadiyah dalam memajukan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta,” tandasnya.
Kepala MI Muhammadiyah 7 Kenep, Suprapto menyampaikan, jika biasanya perayaan dilaksanakan secara tatap muka penuh, namun kali ini diselenggarakan secara virtual dan tatap muka terbatas yang hanya melibatkan beberapa orang.
“Pandemi Covid-19 masih menjadi bayang-bayang di kehidupan kita, baik di tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat tidak terkecuali di dunia pendidikan. Namun hal itu tidak menghalangi semangat warga persyarikatan Muhammadiyah untuk tetap melaksanakan peringatan hari kelahiran pergerakan Muhammadiyah ke-109,” katanya.
Talk Show dan Launching Buku Antologi Siswa
Dalam merayakan Milad Muhammadiyah ke 109 tahun ini, MI Muhammadiyah 7 Kenep melangsungkannya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Bersamaan dengan event Hari Guru Nasional, maka milad kali ini dirayakan dengan menggelar Talk Show dan Launching Buku Antologi Siswa yang berjudul Surat Cinta untuk Bapak Ibu Guru.
Suprapto menambahkan, kegiatan talk show dan launching buku dengan tema Figur Pembangkit Literasi di Era Pandemi ini sebagai hadiah bagi semua guru yang tetap semangat menggerakkan anak didik dalam berkarya di dunia literasi.
“Buku ini merupakan kumpulan dari buah karya anak didik kami berupa karangan puisi, pantun dan cerita pribadi,” terangnya.
Dia mengatakan, buku ini menggambarkan berbagai macam ungkapan hati siswa yang meskipun masih berstatus sebagai siswa MI, namun mampu menuliskan dan menerbitkannya menjadi sebuh buku.
“Tentu ini menjadi kebanggan tersendiri, ketika anak-anak kami ini mampu mengungkapkan apa yang mereka rasakan, mereka lihat, mereka dengarkan, mereka inginkan dan mereka harapkan, ke dalam coretan pena yang terarah, sehingga membuahkan sebuah karya yang sangat luar biasa,” ucapnya.
Buku yang berjudul Surat Cinta untuk Bapak Ibu Guru ini, kata Suprapto, merupakan buku kedua setelah sebelumnya MIM 7 Kenep berhasil mencetak buku pertama antologi karya siswa yang berjudul Embun Merah Putih.
“Karya ini terinspirasi dari banyaknya kado anak didik yang disampaikan kepada bapak ibu guru saat peringatan hari guru, dalam bentuk pantun, puisi, atau cerita, atau bahkan hanya ucapan selamat hari guru,” ungkapnya.
Hadirkan Narasumber Andal
Dalam acara ini, MIM 7 Kenep menghadirkan Ketua TBM Jatim Imam Muhlas SHum SH MPSi, Yazid Mar’i MPdI (penulis), dan Muhammad Yahya SPd (konsultan pendidikan). Namun Muhammad Yahya berhalangan hadir karena mendadak ada gangguan di kesehatannya.
Pemateri pertama, Imam Muhlas yang biasa dipanggil Geka memberikan apresiasi atas launching buku Surat Cinta untuk Bapak Ibu dari siswa-siwi MIM 7 Kenep. Menurutnya, dari buku tersebut sebenarnya para siswa sudah tau tentang figur literasi, dan yang dimaksud literasi itu.
“Pada hari ini telah dibuktikan bahwa para pembimbing sudah sangat peduli terhadap para anak didiknya, apalagi pada masa pandemi seperti ini. Anak-anak telah mampu memunculkan gagasan atau ide yang dikumpulkan sehingga dapat membuat karya, tulisan, dan yang kemudian di bukukan,” katanya.
Menurutnya ini adalah fase awal bagi anak didik agar dapat mengenal literasi. Terutama para pendidik agar bisa menjadikan anak didiknya kecanduan dalam mempelajari literasi tersebut.
“Jika dulu di antara kita banyak yang membicarakan ikhlas beramal, maka hari ini kita akan mengembangkan menjadi ikhlas berliterasi, ikhlas membagi waktu untuk memahami literasi,” tandasnya.
Dalam kegiatan launching buku ini menurutnya akan menjadi evaluasi bersama, “Namun yang terpenting adalah, untuk mewujudkan cita-cita maupun impian, perlu dimulai dari pendidik terlebih dahulu,” katanya.
“Terutama yang berperan sangat penting yaitu kepala sekolah sebagai tolak ukur dalam menuju sebuah cita-cita madrasah, dan didukung oleh bapak dan ibu guru lainnya, sehingga cita cita itu dapat terealisasikan dengan sangat mudah,” imbuhnya.
Apresiasi Tinggi
M Yazid Mar’i melalui konferensi video menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap kader persyarikatan yang ada di MI Muhammadiyah 7 Kenep.
Dia mengatakan, siswa-siswi yang masih di usia Sekolah Dasar (SD) namun mampu membuahkan hasil karya fenomenal.
“Tentu tidak ketinggalan ada peran bapak dan ibu guru di sana. Meskipun masih dalam nuansa pandemi tetapi tetap bersemangat memfasilitasi dan memotivasi anak didiknya,” puji Yazid.
Maka menurutnya, tema Figur Pembangkit Literasi di Era Pandemi yang diangkat sangat relevan, di mana para guru tetap semangat mendesign anak didik agar terus berkarya di dunia literasi.
Ketua Majelis Kader Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro itu menuturkan, dunia literasi sudah ada sejak pertama kalinya Rasulullah SAW diutus sebagai nabi dan rasul, sebab ayat pertama yang turun adalah perintah untuk membaca yakni iqra.
Sesi Dialog yang Menar ik dan Gayeng
Para siswa terlihat sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan menarik lagi cerdas yang mereka ajukan.
Beberapa pertanyaan di antaranya, “Apakah bapak menulis dipersiapkan atau mengalir seperti air?, “Tema apa yang cocok untuk anak anak?, “Bagaimana cara memotivasi diri sendiri agar bisa rajin menulis?”, dan “Apa keuntungan dari hasil menulis”.
Secara singkat tapi mudah dimengerti Geka menjelaskan, menulis itu harus dipersiapkan. Salah satu di antaranya adalah seorang penulis harus banyak membaca, karena dengan membaca maka pengetahuan akan bertambah, dan selanjutnya tulisan-tulisan akan mengalir senada dengan tema yang telah disiapkan.
“Mengalirnya pemikiran yang tertuang dalam buku juga akan mengalirnya rizki dalam bentuk royalti,” pungkas orang nomor satu di TBM Jatim tersebut.
Talkshow ditutup dengan pembacaan puisi oleh moderator M Zaenal Arifin yang berjudul Guru. (*)
Penulis Agus Santoso Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni