Kurikulum Itu Gampang
Hemat saya, sebagai Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Malang tahun 2008-2021, mengurus kurikulum itu gampang. Membangun gedung bertingkat itu mudah. Dan mencetak siswa berprestasi itu tidak sulit.
Yang sulit itu meningkatkan jumlah peserta didik dan meningkatkan kepercayaan masyarakat. Ini yang tidak semua kepala sekolah bisa.
Sabtu (5/12/21), saya diundang Perguruan Muhammadiyah di Kecamatan Bungah Gresik. Di komplek ini berdiri SMK Muhammadiyah 1, SMA Muhammadiyah 3, SMP Muhammadiyah 5, dan di lokasi yang berbeda berdiri MI Muhammadiyah.
Saya mendapat teman yang sangat menantang: “Silaturrahim dan Kiat Sukses PPDB 2022.”
Keempat kepala sekolah Muhammadiyah tersebut; Mokromin Latif (SMKM 1), Mufrikha (SMAM 3), Junainah (SMPM 5), dan Nurul Khaniyah (MIM), sepertinya tidak begitu tertarik dengan inggar bingar kurikulum paradigma baru dan sekolah penggerak yang lagi digelontorkan Mendikbudristekdikti, Mas Nadiem Makarim. Mereka malah lebih tertarik untuk meningkatkan jumlah siswa. Saya katakan ini baru mindset kepala sekolah abnormal.
Baca sambungan di halaman 3: Empat Langkah PPDB Abnormal