Antisipasi Hujan, Pindahkan Pengungsi
Selain itu, dia mendapatkan laporan, ada beberapa tempat pengungsian yang rawan terdampak erupsi susulan, yakni di lokasi pengungsian di Desa Curah Kobokan dan Desa Sumberwuluh. Dia mengatakan, para pengungsi di dua desa tersebut akan ditarik dan dipindahkan ke pengungsian di Desa Penanggal.
“Karena tempat yang dijadikan penampungan di dua desa itu rawan termasuk zona merah. Kita khawatir kalau ada erupsi susulan atau seandainya ada hujan deras, maka lahar yang tertahan di atas akan turun,” imbuhnya.
Untuk mengkoordinasikan lebih lanjut penanganan pasca erupsi Gunung Semeru, Muhadjir menyampaikan, kepala BNPB telah membentuk Satuan Tugas Penanggulangan Darurat Bencana yang terdiri dari Komandan Korem, Bupati, dan Kapolres agar koordinasi mulai dari tanggap bencana sampai masa rehabilitasi dan rekonstruksi bisa berjalan baik.
Selain itu, juga telah dibentuk Posko Penanggulangan Darurat Bencana. Diharapkan dengan adanya posko, seluh relawan dan lembaga kemanusian lainnya, termasuk Dunia Usaha, media dan akademisi agar berkolaborasi dengan Posko dan Satgas Penanggulangan Darurat Bencana erupsi Gunung Semeru.
“Sekarang mereka semua sudah bergerak. Dan Insya Allah penanganannya semua lancar,” kata Muhadjir Effendy.
Selain meninjau RSUD Pasirian, dia juga meninjau Posko Pengungsian di Desa Penanggal, dan RSUD Dokter Hartoyo Lumajang. Dalam kesempatan peninjauannya itu, Menko PMK didampingi Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Lumajang Thoriqul Haq, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, Danrem 083 Kolonel Inf Zainuddin.
Erupsi Gunung Semeru yang mengakibatkan terjadinya banjir lahar dan guguran awan panas telah berdampak parah di Kecamatan Candipuro, Pronojiwo dan Pasirian. Berdasarkan data BNPB, per hari ini, Ahad (5/12), tercatat 14 korban jiwa meninggal, 69 orang luka-luka dan 5.205 jiwa kehilangan tempat tinggal dan mengungsi di tempat-tempat pengungsian. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni