Opini oleh Fathurrohim Syuhadi, Ketua Kwarda HW Lamongan
PWMU.CO – Pembelajaran di kelas (indoor) bagi anak didik merupakan menu rutin setiap hari. Mereka duduk di kelas mulai jam 7 sampai jam 13. Kadang kejenuhan sering menghinggapinya, apalagi dengan kondisi pembelajaran yang kurang menarik.
Maka diperlukan kegiatan yang bisa ‘membebaskan’ anak didik misalanya dengan kegiatan di alam terbuka (outdoor). Terbukti, kegiatan outdoor yang tidak terikat pakem ini lebih disukai anak-anak. Apalagi dengan banyaknya kegiatan variasai yang dikemas dalam bentuk games dan outbond.
(Baca: Menjadi Pandu HW Itu Mengukir Sejarah Hidup)
Untuk anak didik yang bersekolah di perguruan Muhammadiyah kegiatan outdoor dapat terwadahi oleh kegiatan yang diselenggarakana Pandu Hizbul Wathan. Ada banyak kegiatan yang dikemas, seperti perkemahan Ceria Pandu Athfal (CPA) untuk tingkat SD/MI atau Jambore untuk tingkat SLTP/SLTA.
Berkemah dalam Pandu Hizbul Wathan mengajarkan kepada anak untuk belajar mandiri. Belajar untuk tidak tergantung dengan orang lain. Dan belajar untuk dapat menolong dirinya sendiri. Tentu semua itu dalam pengawasan pembinanya.
(Baca juga: Bukan Hanya Pandu HW, Ketrampilan Pembina HW pun Di-Upgrade)
Pada saat di rumah, semua kebutuhan anak-anak tercukupiMereka selalu minta dilayani oleh orang tuanya. Maka di perkemahan, semua harus dilaksanakan dengan mandiri. Anak-anak harus belajar antri, baik dalam hal mandi, mengambil air wudhu dan sebagainya. Bila sejak dini sudah membiasakan mandiri, maka saat sudah dewasa banyak manfaat yang bisa dirasakan. Salah satunya: dalam mengarungi hidup akan selalu optimis.
Dengan berkemah, anak-anak juga dapat mengaplikasikan berbagai nilai spiritual seperti meningkatkan keimanan pada Allah SWT, bersyukur atas keindahan alam ciptaan-Nya, meningkatkan ibadah, dan menjalin silaturrahim. Di samping itu, anak-anak dapat menjaga akhlakul karimah dan belajar menghargai sesama teman.
Tentu, suka duka dalam berkemah akan menjadi pengalaman tersendiri bagi anak-anak. Yuk, berkemah! (*)