PWMU.CO– IMM Umla (Universitas Muhammadiyah Lamongan) menggalang dana masyarakat untuk bencana Gunung Semeru di Lumajang, Selasa (7/12/2021).
IMM Umla ini terdiri dari Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Al Iskandariyah Fakultas Sains Teknologi Pendidikan Ekonomi Bisnis dan Komisariat Ibnu An Nafis dari Fakultas Kesehatan Umla. Tim ini mengadakan menggalang dana di jalan strategis Kota Lamongan.
Aksi dari gabungan dua PK IMM tersebut dimulai pukul 13:30 sampai 16:00. Lokasi penggalangan dana mulai persimpangan jalan yang ada traffic light, pasar, dan alun-alun. Warga merespon para mahasiswa ini dengan memberikan infak ke dalam kotak.
Penggalangan dana mendapatkan hasil Rp 6.915.000. Uang infak yang terkumpul ini diserahkan ke Lazismu Umla untuk disalurkan kepada relawan MDMC dan Lazismu yang turun ke daerah bencana.
Ketua PK IMM Al Iskandariyah, Muzaki, mengatakan, kegiatan ini sebagai wujud kepedulian kita yang berada jauh dari lokasi bencana.
”Belum bisa membantu sebagai relawan maka kita kumpulkan dana. Semoga uang yang terkumpul bisa membantu saudara-saudara kita di Lumajang,” ungkap Muzaki.
Senada disampaikan Ketua PK IMM Ibnu An Nafis, Anggi Maulana. Dia mengatakan, penggalangan dana ini sebagai bentuk implementasi nilai humanitas IMM terhada sesama.
”Ketika satu bagian masyarakat tertimpa musibah maka yang lain harus bisa mengulurkan tangan membantu dan meringankan ujian yang diterima,” ujarnya.
34 Meninggal
Mengutip bnpb.go.id, hari keempat setelah Gunung Semeru meletus, tim SAR gabungan masih operasi pencarian warga hilang. Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) di bawah koordinasi Basarnas ini menargetkan waktu pencarian korban selama satu minggu.
Hal tersebut disampaikan Danrem 083/Baladhika Jaya Kolonel Inf Irwan Subekti dalam konferensi pers hari Selasa (7/12).
Irwan Subekti yang juga menjadi Komandan Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas Guguran Gunung Semeru menyampaikan korban yang masih dinyatakan hilang berjumlah 22 orang.
Upaya pencarian difokuskan di Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh dan wilayah Desa Curah Kobokan. Tim gabungan sangat memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan di lapangan.
”Pencarian pagi hingga sore dengan memperhatikan cuaca di Lumajang. Hampir setiap hari, setiap sore rata-rata turun hujan. Upaya pencarian sangat dipengaruhi kondisi hujan di lapangan,” ujarnya.
Posko memprioritaskan pada operasi pencarian dan penanganan warga yang mengungsi. Terkait dengan penambang pasir yang hilang, pihaknya memastikan identitas korban yang saat ini masih dalam proses identifikasi. Dari jumlah korban meninggal sebanyak 34 orang, 10 di antaranya belum teridentifikasi.
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Sugeng Purwanto