Kekuatan Fundrising di Bencana Semeru oleh Drh Zainul Muslimin, Ketua Lazismu Jawa Timur.
PWMU.CO– Bencana Gunung Semeru bisa dipakai untuk mengukur kekuatan fundrising Lazismu yang sedang kita lakukan. Empat hari berlangsung bisa membaca data-data yang sudah dikerjakan.
Pertama, kecepatan dan ketepatan pendataan harian yang dilakukan relawan MDMC dan Lazismu bisa langsung tersajikan sehingga cepat mengambil keputusan apa yang harus dilakukan dan kebutuhan logistiknya.
Kedua, fundraising dengan cara konvensional butuh waktu ketika dana yang terkumpul harus diambil dulu kemudian dihitung dan baru disetor ke bank.
Tentu beda ketika fundraising dari hasil digital marketing. Muzaki langsung transfer dan mengirimkan bukti transfernya. Uang sudah langsung masuk ke rekening kita data langsung tersaji.
Kita patut bersyukur semua organ Muhammadiyah bergerak sesuai instruksi pimpinan membantu bencana Semeru baik secara konvensional maupun digital fundrising.
Ketiga, yang menarik adalah perolehan Lazismu Lumajang. Saat Senin (6/12/2021) malam saya mengantar obat-obatan dan logistik yang diminta MDMC Jawa Timur, saya sempat diskusi dengan Mas Kuswantoro dan Mas Faizin dari Lumajang.
Dua orang ini tokoh di balik kesuksesan membangun digital marketing yang andal, terstruktur dan terukur. Disampaikan ke saya dalam 1,5 hari terkumpul Rp 125 juta. Kemudian dilaporkan masuk Rp 170 juta berarti dalam dua hari penuh. Keduanya mengembangkan digital marketing yang insyaallah tidak kalah dengan yang dibangun oleh fundrising digital lainnya.
Lazismu Lumajang membidik sasaran doantur sangat terukur, agar satu peluru kena satu target. Konten programnya dibuat sangat menarik baik narasi maupun foto-foto dan videonya. Walau belum sempurna menurut mereka. Toko atau outlet atau websitenya dibuat eye catching enak dilihat dan perlu gitulah kira-kira.
Saya minta kepada keduanya bisa berbagi manfaat dari pengalaman prestasi yang telah ditorehkan untuk bisa kita duplikasi di tempat lain termasuk di kantor wilayah Lazismu. Insyaallah di arena Rakerwil atau bahkan kita bikin acara khusus.
Saya tanya Mas Romi, Ketua Lazismu Lumajang, punya berapa tenaga amil bagian fundraising ternyata baru dua orang. Yang aktif membangun digital marketing ya Mas Kuswantoro itu.
Menurut Mas Faizin, kalau ingin lebih sempurna hasil dari digital marketing maka butuh enam orang dalam satu tim digital marketing. Lumajang baru punya tiga orang itupun salah satunya Mas Kus yang bagian amil fundraising.
Setiap daerah, setiap orang punya cara sendiri sekaligus punya kelebihannya masing-masing. Selama kita punya pikiran dan hati yang terbuka yang adaptif terhadap aksi prestatif terhadap kemajuan di sekeliling kita maka perjalanan panjang kehidupan kita akan menjadi akumulasi pengayaan pengetahuan dan pengalaman.
Tetap semangat berbagi manfaat. Bismillah.
Editor Sugeng Purwanto